Taehyung menenggelamkan wajahnya ke bantal. Menyesali perkataannya pada Hyemi tempo hari. Sungguh, ia tak bermaksud buruk perihal menyuruh Hyemi untuk melanjutkan hidup. Ia hanya merasa sakit saat Hyemi mengorbankan diri selama dua tahun belakangan ini. Hyemi itu sahabatnya, cinta pertamanya. Sekalipun ia sudah menyerah untuk menjadikan Hyemi miliknya, tetap saja ia merasa sakit. Taehyung ingin Hyemi bahagia, itu saja. Terserah bersama siapa. Bersama Seokjin pun tak apa. Toh ia yakin Seokjin masih mencintai Hyemi, dan lagipula, Seokjin adalah pria baik.
"Hyemi cuma butuh waktu, Tae. Kita enggak bisa maksain juga biar dia ngerti maksudmu dan tante baik." Jimin tersenyum sambil mengacak surai Taehyung yang sedikit lebih panjang beberapa waktu ini. Biasanya ini salah satu kesukaan Hyemi, mengomeli sahabat-sahabatnya yang terkesan tidak rapi.
Taehyung membalikkan wajahnya. Menatap Jimin yang sedang duduk di tepi ranjangnya. Bibirnya masih menekuk.
"Duh, apa sih kau ini. Udah kayak anak gadis, tau enggak sih. Ngegalau enggak jelas."
"Ini udah sebulan loh Hyemi cueki aku. Di kantor bicara seperlunya aja kalau lagi ada kerjaan. Diluar juga udah enggak mau gabung 'kan? Di kantin kantor juga makan sendiri. Aku tuh enggak bisa diginiin, Jim. Sakit."
"Hahaha ..." Jimin terkekeh. Gemas sekali. "Benar-benar deh, Tae. Kayak anak gadis tahu enggak sih?"
Taehyung meninju pelan lengan Jimin. Tak sakit sama sekali. Malah membuat Jimin terkekeh.
"Udah deh ah. Malam weekend nih. Keluar yuk. Clubbing. Main enak-enakan sama gadis-gadis jalang."
"Uh. Selangkangan mulu yang dipikirin. Dasar mesum!"
"Jadi mau ku tinggal sendiri nih? Aku pergi ya."
"Ikut, Jimin!"
Jimin menghela napasnya, "Dasar berengsek!" omel Jimin.
Taehyung buru-buru menuju lemarinya untuk pergi bersama Jimin, namun diurungkan saat pintunya bersuara. Ada yang masuk. Ia dan Jimin langsung beranjak dari kamar.
Keduanya sontak terbelalak saat yang datang adalah Seokjin dan Hyemi, bersama. Seokjin tersenyum, sementara Hyemi masih menundukkan wajahnya.
"Hyemi," ucap Taehyung mencoba menyapa.
"Taehyung, maaf ..." ucap Hyemi, masih menunduk.
Jimin tersenyum. Iya, dia paham sekali. Terima kasih untuk Seokjin yang pasti sudah berbicara dengan Hyemi. Menjelaskan kesalahpahaman Taehyung dengannya.
Taehyung maju dengan tergesa. Membawa tubuh Hyemi ke dalam pelukannya. "Salahku, Hyemi. Ini salahku. Kau boleh memukulku. Menendangku juga boleh."
Plak! Satu pukulan mendarat di kepala belakang Taehyung. Taehyung bahkan sampai melongo saat menyadari Hyemi benar-benar memukulnya.
"Itu untuk kau yang tidak mendatangiku duluan," ucap Hyemi dengan wajah cemberut.
"Kau 'kan lagi marah. Aku cuma mau suasananya membaik dulu!"
"Tetap saja. Kau itu harus usaha dong. Jadi aku yang datengin gini 'kan. Uhh..."
Seokjin dan Jimin tersenyum. Hyemi dan Taehyung itu memang aneh. Sama-sama aneh kadang. Pantas saja pernah ada 'sesuatu' diantara mereka. Mereka cocok sebenarnya. Hanya saja label awal sudah ditetapkan keduanya, 'sahabat'.
Seokjin mengacak-acak puncak kepala Hyemi yang kembali bersandar nyaman pada Taehyung.
"Baguslah. Kalau udah membaik gini 'kan jadi enak," ucap Seokjin lega.
"Bener. Kasihan tuh Taehyung ngegalau mululu!" sambung Taehyung.
Taehyung mengangguk. "Terima kasih, Seokjin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little 'Namchin' (Rate-M ⚠🔞Jeon Jungkook) ✔END
Fanfic"Berhenti jadikan kak Taehyung pelampiasan kak. Dia milik kak Yoobi. Kalau kakak mau, adek bisa jadi pelampiasan kakak. Adek siap. Kapanpun." Dan pernyataan Jungkook sialnya membuat Hyemi berdegup. Tidak pernah tahu bahwa pria yang ia anggap bocah i...