I

86 5 2
                                    

<Kimni pov.>

Gue sama Elisa lagi jalan-jalan keliling hotel. Udah lama banget gue ga ke hotel.

Elisa ngajak foto trus, padahal lagi buluk gini, njir.

"Kim, foto dong. Jarang-jarang lho kita disini lho!"

Elisa selalu maksa gue buat foto. Padahal dia buluk juga.

"El, gue lagi buluk gini, lo juga buluk, minta foto trus. Malem-malem lagi, nanti ada yang nongol di belakang gimana?"

Gue sengaja nakut-nakutin Elisa, biar ga diajak foto trus sama dia.

"Elah, lo bikin gue takut aja. Yaudah, balik ke kamar aja yuk."

"Nah... Gitu dong daritadi juga."

"Ahhh... akhh~~"

"Wah, bangsat suara apaan, anjir?"

"Ngitip kuy, El ( ͡° ͜ʖ ͡°)"

Gue akhirnya ngintip kamar itu. Gue baru sadar itu kamar siapa.

ITU KAMARNYA PAK BIMA.

WAH, PAK BIMA NGANU-NYA SAMA COWO APA CEWE YAK? ( ͡° ͜ʖ ͡°)

"Kamarnya pak Bima itu anjir."

"Weh, sumpah koe Kim?!"

"Sama cewe apa cowo ya? Muehehehe."

Pas banget, pintunya lupa ga ditutup. Ke buka dikit.

Gue sama Elisa ngintipin kamarnya.

Ternyata,

Pak Bima sama Dana lagi gituan!






















<flashback>

"Jadi, saya akan mengatur untuk kamar hotelnya."

"Satu kamar, isinya empat orang. Tapi, nanti ada yang cuman bedua. Nanti sekamar sama Pak Bima."

Bu Nata menerangkan tentang pembagian kamar.

Dan, pas sekali Dana belum dapat teman sekamar.

"Uhh... Gue bisa sekamar sama pak Bima~"
-Dana

"Jadi siapa yang belum dapet temen sekamar?"

"Sa-"

"Rafa, bu! Dia belom dapet!"

Dana yang mau angkat tangan, akhirnya mengurungkan niatnya.

"Rafa 'kan cewe, masa sekamar sama guru cowo? Nanti Rafa bisa berlima sama yang cewe."

"Yang cowo sapa yang belum dapet?"

Seketika, wajah Dana kembali berbinar-binar.

"Saya, bu!"

"Dana? Oke, nanti kamu sekamar sama pak Bima ya. Tapi, cuman ada satu kasur. Biar, pak Bima aja yang tidur di sofa."

"Tidur satu kasur gapapa kok. Di grepe-grepe juga gapapa, hehehe..."
-Dana

"Gausah, bu! Saya gaenak sama pak Bima-nya."

"Yaudah, seterah kamu aja Dan."

Pocil; YaoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang