Hanya satu pandangan yang bisa ku tatap,pangeranku andres. Bahkan gerakan ku terbatas,hanya bisa melihatmu dari kejauhan yang terasa dekat berkat cinta tulusnya. Aku ingin meninggalkannya berjalan melewati batas,tetapi dekapanya begitu kuat. Aku hanya sanggup terisak.
Aku menghalaunya dengan menghidupkan radio. Aku bukan wanita kuat jika kau tau,air mata ku mengalir deras. Seandainya saja aku bisa menjelaskannya akan ku lakukan tetapi aku tidak mampu. Aku menyeka air mataku. Cukup diam dan nikamti kehidupanmu ujarku dalam hati.###
"Andres!!kamu sudah sampai??" Teriakan nenek ku terdengar keras,ku genggam erat tangan kanan jenis. Ia tersenyum,senyumnya seperti penghuni surga terlalu tulus menyambut nenekku. Ia menyalami nenek santun. Aku tersenyum bangga melihat ia dan reaksi nenek yang mengedipkan mata sebelahnya ke arahku.
"Kamu cari pacar pinter,cantik,sopan pasti pinter..kalau gak pinter andres kadang-kadang mikir dua kali buat di kenalin ke nenek"curhat nenek,jenis tersenyum,bahkan ia tidak membenarkan perkataan nenek bahwa kami hanya sebatas teman. Aku mulai pede merangkul pundaknya dan mengajaknya berkeliling rumah nenek dan bermain ke pantai.Dari gubuk kayu, aku tertawa melihat tingkah jenis yang seperti anak kecil berlarian bersama debur ombak,sesekali aku memuji keindahan senyuman yang tuhan berikan padanya. Tangannya memainkan pasir putih itu,membentuknya menjadi sebuah karya yang entah apa itu. Aku berjalan mendekat. Tetapi dari jaraknya jenis memberi ku peringatan agar tidak mendekat. Bukan andres kalau tidak melanggar,aku nekad berlari mendekati jenis untuk melihat karya apa yang tengah ia buat.
Brukk.
Tubuhku menghantam pundak jenis hingga kami berdua sekarang terbaring menghadap langit.
"Apa yang bakal kamu lakuin ketika langit mengubah takdir?" Tanya jenis,matanya menikmati burung yang berterbangan. Aku membalikan badan,menyangga kepalaku dengan tangan kanan ku. Ia serius. Aku menghentikan tawa.
" jalani nikmati waktu yang ada sekarang" . Jenis menatap mataku,tangan kirinya menggenggam tangan kiri ku erat. Ia memelukku erat. Aku mengangguk,menenangkan suara isakan yang mulai terdengar. Sesaat aku membiarkannya menangis hingga tertidur dalam dekapan ku. Walau tidak bisa menikmati senja seperti yang ku harapkan tetapi kini aku tahu hatinya untuk siapa. Ku gendong jenis kembali ke mobil dan pulang ke rumah nenek,meninggalkan karya nya di atas pasir putih bertuliskan "andres" lengkap dengan gambar hati mengelilingi nama ku.Anjani niswara, takdirku.
Jatuh cinta bukanlah hal rumit,aku cukup menikmatinya. Dan di saat kesetiaanku teruji dan membuatku terombang ambing aku memutuskan untuk memutus hubunganku dengan erik. Lelaki yang ku idamkan selama ini ternyata menduakan tulusnya pengorbananku, seketika Aku langsung merogoh tas kecil yang kubawa dan menelfon sahabatku,andres. Saat itu senja meredupkan cahayanya hingga malam terasa semakin dingin dengan segala kenangan manis yang harus ku buang secepat dan sejauh mungkin. Aku menyesali perbuatanku yang tidak pernah mendengarkan andres. Menurutku erik adalah sosok pangeran yang mampu membuatku terbangun dari mimpi dan membuatku seolah aku ratunya.
"Maafin aku dres,aku ngelupain kamu gak mau denger omongan kamu dan dateng di saat aku butuh,semestinya aku kena hukuman karna udah menyiakan kamu" ujarku dalam hati. Andres sempat bingung menatap aku yang sedari tadi menangis tanpa mengatakan apapun. Andres terlihat bosan,aku ingin memulai pertanyaan tetapi aku terlalu malu untuk memulai. Aku cewek egois.
Andres nawarin liburan ke pantai,jeniss awalnya menolak karena kenangannya dengan erik berawal dr pantai tetapi ia merasa tidak enak dn membuat alibi drpd gk liburan.Nah,sewaktu pulang jenis dan andres kena tabrakan mobil yang membuat keduanya koma sampai 3 minggu. Di saat andres tau perasaan jenis terhadapnya ia bangun dr koma.
Aku ingin menggengamnya,membawa dirinya bangun dari indahnya mimpi. Menelusuri pahitnya hidup bersama,menjaga dirinya dari apapun. Bawalah ajalku bersamanya,biarkan hati ini terus menemaninya.