8. Asing membumi

39 5 0
                                    

"lo lagi?!" baru saja aku mengambil posisi nyamanku, dibawah AC tentunya
"emang kenapa?" sumpah tengil asli
"lo ngikutin gue kan?"
"kalo iya, kenapa?"
"gajelas" gumamku pelan
"boleh bagi kontak lo?"
"apansih gajelas" aku langsung menuju kepintu keluar perpustakaan
"eh sebentar dong"
"mantan" langkahku terhenti, siapa nih ini orang? kesal
"rico" ia mengulurkan tangannya, sungguh aku tak peduli siapa namamu
"yang pertama lo gajelas, yang kedua gue bukan mantan lo, yang ketiga gue gamau tau nama lo, makasih" aku lekas pergi

"loh kenapa qil? ko kesel gitu?"
"lo harus tau ska ada cowo rese banget, mana anak baru terus sok kenal sama gue"
"katanya cogan, gaada niatan?"
"lo kenal gue kan?" senyumku
"iya sahabat gue gaakan buka hati lagi bahkan gamau kenal orang lagi"
"ska pintar"
"kalo gue?" aku langsung menoleh heran
"kalo lo kenapa?"
"berkunjung ke hati lo" dengan tatapan serius
"gausah bercanda ska, udah ya gue mau makan. lo gamakan?"
"nanti aja gue nyusul"

Saat itu, aku anggap semua omongan yang ska bicarakan menyangkut perasaan itu hanya bercanda. Dan aku pun percaya seorang ska tak mungkin cepat untuk jatuh cinta apalagi menjalin.

Aku pulang hampir larut malam, kemana saja aku malam ini akan aku jelajahi hanya ingin mencari udara segar malam dijakarta walau banyak lalu lalang kendaraan namun itu membantu aku tidak sendiri di dinginnya malam yang tak indah.

"duh gue lupa bawa handphone coba, aneh aneh aja" saat aku ingin mencoba menghubungi mami namun aku lupa aku tak bawa jinjingan apapun.

"ska, aqila kangen banget sama ska. ska kapan mau nemuin aqila, tega ya liat aqila sibuk sendiri cari ska"

Ku pandang penuh rumahmu, yang sudah hampir 4 tahun ditempati penghuni barunya, kehadiranmu hilang begitu saja tanpa pamit.

🌯

"qil nama anak barunya rico" iya din, aku sudah tau
"ooh"
"gue jadi suka sama dia qil gara gara pandangan pertama"
"ska mau dikemanain?"
"aqsa buat lo aja deh"
"kantin yuk, laper" adin memasang muka melasnya

"somay boleh deh 2 ya, sama es teh manisnya"
"oiya qil, pr ekonomi lo udah?"
"udah kok, kemaren ngerjain bareng ska"
"cie"
"gaperlu cie kali, udah biasa"
"boleh gabung?" suara cowo yang asing, ternyata
"oh boleh boleh sini" adin pastinya, aku hanya terdiam
"lagi ngomongin apanih"
"kepo"
"lo" ucapku dan adin bersamaan, namun nada suaraku agak pelan
"din gue kekelas ya"

Ku biarkan saja adin senang mungkin berdua dengan cowo itu,
"bagi satu dong headsetnya"
"udah makan ska?"
"udah" jawab ska tanpa menoleh
"tapi gue gak liat lo ke kantin"
"gue liat lo sama cowo baru itu"
"hah? yakali ska, itu adin kali bukan gue"
"pubg yuk?" aku mengeluarkan handphone ku
"sejak kapan punya game itu?" mengambil hati ska itu gampang hehe
"sejak..... yaa biar bisa main bareng lo"
"yang gue tanya sejak kapan bukan alesannya, ratu" ska sudah tertawa, aku berhasil
"nanti pulang sama bio ya qil? gue ada kerja kelompok dirumah eja"
"ah ska, gue mau kebab"
"iya nanti malem aja kita kesananya ya?"

Kalau orang baru melihat ku dan ska pasti akan mengira kalau aku pacarnya, bagaimana tidak? Ska udah terbiasa merangkul dan memegang tanganku, dan aku sering memeluk ska kalau aku kesal dan sedih. Namun seperti ini, aku bersikap biasa dan masih ku pertanyakan, kenapa aku tak bisa suka denganmu?

Benua Aqsa: hati hati ya qil, dirumah jangan lupa makan

Pesan itu aku temui saat bel pulang, aku menuju mencari bio.

"yang tadi di balkon pacar lo ya?"
"pengen tau banget?" lagi dan lagi langkahku terhenti karena dengan suara gaib yang tiba tiba berasal dari belakang
"aqila, nama lo gue suka"
"orangnya juga"
"apansih gajelas"
"bio" teriakku dan bio menghampiriku
"bareng ya?"
"iya tadi ska udah nitipin lo sama gue"

Dan aku langsung meninggalkan cowo gajelas itu. Mau tau dia seperti apa? Badannya tinggi, seperti cocok menjadi anak basket, kulitnya lumayan putih namun lebih putih ska, hidungnya mancung dan mungkin cocok untuk dipanggil cogan.

Dan wajahnya menunjukan dia high, kalau sekolah lamanya memang unggulan kenapa harus pindah? Kenapa dia kayaknya ingin dekat denganku? Wajahku mirip mantannya? Iya mungkin itu alasannya.

Ah sudah aqila peduli banget mikirin cowo gajelas itu. Namun sepertinya luka ical terlalu sakit untuk aku ulang kembali, siapapun jauhi saja diriku, karena jiwaku menolak penuh mengenali insan brengsek.

"coklat panas 1"
"mas kebab biasa ya 1"
"lo engga ska?"
"gue coklat panas aja kenyang haha"
"oiya lo baru aja pulang? kerja kelompok apa? ko lama banget?"
"yaelah qil sembari nge game"
"dasar ya raja gamers"
"jadi pas nih ratu dan raja?"
"siapa?"
"gue sama lo"
"kenapa gue sama lo?"
"ah capek qil gue sama lo"
"yaudah maaf kan cuma bercanda"

Aku menceritakan tentang anak baru itu pada ska, dari tingkahnya dari perlakuaannya, dari sikapnya kepadaku, aneh kata ska. Namun aku dan ska hanya tertawa membahas apapun yang aneh.

08xxxxx: Malam aqila, ini rico. Save nomer mantanmu ini ya, haha

Aku terkejut, darimana ia dapat nomorku? Mantan saja bukan, dasar manusia aku aku.

"tuhkan ska jiji banget, darimana coba dapet nomer gue?" aku menunjukan pesan itu pada ska
"kalo dia gangguin lo, bilang aja lo udah punya pacar"
"iya ya ide bagus"
"hmm... siapa btw lo ngasal aja haha"
"gue" ska? kamu baik baik saja?

Obrolan ku dan ska langsung terhenti, menjadi canggung dan pastinya 360° kita berdua diam.

*

"mami, besok bangunin qila agak pagi ya? besok ada jam kuliah soalnya"
"malam mami, love you" aku bergegas kekamar
"sayang ada surat" aku langsung menoleh
"iya tadi ada pak pos, nih" aku bergegas membuka tanpa menjawab obrolan dengan mami

Dear, Ratu Lama

Apakabar qil?
Gimana keadaan mami? Gue disini baik baik aja kok. Sampai ketemu lagi, Skyva Aqila

from Benua Aqsa a.k.a ska

"mi surat dari ska" aku berteriak girang, mami balas dengan senyum bahagia sama sepertiku.

Setidaknya kamu tau ska, aku disini nunggu kabar darimu walau kamu hanya mempertanyakan keadaanku, hanya surat dengan beberapa kata dan tak kamu cantumkan bagaimana aku dapat menghubungimu?

Aku makin tak karuan malam itu, seharusnya aku senang dibuatnya namun tak ada satupun petunjuk darimu, bagaimana aku dapat bertemu denganmu.

Aku izin ke mami untuk ke kamar dahulu, untuk memastikan cara apa lagi yang harus aku tempuh? Ska, sulit ska. Katamu kita akan bertemu lagi ska? Benar bukan? Kamu tidak lagi bercanda kan? Aku akan menunggu hari itu datang ska, kamu sudah meyakinkanku disini yang rasanya aku sudah lelah mencarimu kemana saja.

*

"ngapain sih ngikutin gue?" baru saja aku datang, di koridor sekolah, anak baru itu terus membututi ku, seharusnya tadi aku menunggu ska saja memarkirkan motornya dan berjalan bersama.
"pesan gue gak lo bales. kenapa? gue beliin pulsa ya?"
"gaperlu"
"apa lo takut pesan gue dibaca pacar lo?"
"gue udah baca" saut ska dibelakang rico,
"sorry, gue kira kalian cuma pacaran bohongan" memang bohong
"maaf ya, cewe di sekolah ini itu banyak. Aqila punya gue" ska mendekat ke arahku, meraih tanganku dan digenggamnya

Tak lama, rico pergi begitu saja. Mungkin melihat ska meraih tanganku, kenapa aku senang? Ska rasain hal yang sama tidak ya? Kalau tidak, nantinya persahabatanku hancur dan menjadi canggung setiap harinya lebih baik aku simpan dan terus disamping ska setiap harinya itu cukup.

sekiranya, hampir.  [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang