(cold) ±13

129 7 0
                                    

–Aku tidak berniat menghindar ataupun menjauh darimu, aku hanya sedang menjaga hati untuk luka baru yang kau torehkan.

Pulang sekolah, Giovanna tidak berniat langsung ke tempat les nya, namun menemukan seseorang.

Saat keluar kelas bersama yang lain, Giovanna melihat Aldyan yang juga keluar kelas bertujuan untuk pulang pastinya.

"Aldyan!" Panggil Giovanna yang membuat pemilik nama pun menoleh ke arah sumber suara.

Aldyan tersenyum dan menghampiri Giovanna ke depan kelasnya. "Apa?" Tanya Aldyan.

Giovanna bingung harus bicara bagaimana, namun ia segera menyodorkan paper bag bermotif batik milik Arka.

Aldyan yang mengetahui itu milik Arka, sontak bertanya. "Kok bisa ada di lu?" Tanya nya.

"Eh, iya. Tolong banget kasih ke Arka, jangan bilang dari gue, dia pasti udah tau." Ucap Giovanna dengan pandangan memohon.

Aldyan mengangguk dan segera balik ke kelasnya.

Sebenarnya Aldyan ingin menolak karena kondisi persahabatan mereka bisa dikatakan sedang 'tidak baik baik saja'. Namun bagaimana lagi jika itu yang meminta Giovanna.

Aldyan melihat wajah Arka yang muram layaknya tidak hidup, ia lebih mirip dengan patung hidup.

Aldyan mendekat dan duduk di samping Arka. Kemudian menyodorkan paper bag milik Arka.

Arka mengernyit tidak paham.

"Orang nya mau ngembaliin." Ucap Aldyan datar.

Arka langsung membuka isi paper bag nya ternyata ada tupperware nya dan ternyata ada tulisan di kertas note kecil berwarna tosca.

"Makasih y sarapan ny enak, tp sdikit asin :).
–G"

Setelah membacanya, hati Arka perlahan menghangat dengan senyuman tulus tercetak di bibirnya.

"Hm, udah baikan?" Tanya Aldyan yang ikut membaca tulisan tersebut.

Arka menggeleng, "Bahkan gue mau minta maaf aja gak bisa, tu anak emang sibuk banget ya." Ucap Arka, miris.

"Lu gak tau papa nya sekeras apa ke dia, makanya gue aneh liat lu bisa jalan sama dia." Ucap Aldyan.

Arka menoleh, "Yan," Panggilnya membuat Aldyan menoleh untuk menatap Arka. "Makasih." Lanjutnya kembali fokus dengan note.

Aldyan menyenggol bahu Arka, "Udah kayak apaan aja lu bilang makasih. Contekan PKN aja gak pernah bilang makasih." Ucap Aldyan sedikit tertawa.

"Hm, kamu gak berubah ya. Tetap jadi pintar pintar bodoh campur sialan." Ucap Arka dengan nada menjijikan.

Ketika mereka tengah tertawa berdua, tiba tiba saja pintu kelas yang sedikit tertutup itu dibuka dengan keras.

"Arka! Gue sebagai kekasih gelap lu, merasa terkhianati. Kita putus bang!" Ucap Nazo dengan wajah serius

"Jijik, bege!" Ucap Jay menoyor jidat Nazo seenaknya.

"Weh! Homoan berdua aja kagak ngajak ngajak kite!  Sejak kapan jadian?" Tanya Alian memecah suasana.

"Baru tadi ya beb." Ucap Arka dengan tertawa keras karena melihat wajah merah Aldyan yang tengah menahan amarah.

"Najis anjing." Ucap Aldyan mengumpat, namun setelahnya ia ikut tertawa juga.

+×÷

Infinity of Ours | [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang