two

25 5 0
                                    

Entah apa yang aneh dari Dea hari ini, aku merasa dia menatapku dengan sinis. Aku tau dia memang sering menatapku seperti itu, tapi ini secara terang-terangan, dia juga tidak banyak berbicara hari ini.

Sepulang sekolah tadi, aku mentraktir Anya, Dea, Chole, dan Selene di salah satu kafe yang sering kami datangi.

'' Lea, terima kasih karena sudah berbaik hati mentraktir kami, semoga keberuntungan selalu memihak kepadamu," aku hanya tersenyum membalas ucapan Anya

Aku tau, mereka berteman denganku karena aku kaya, pintar, cantik dan terkenal. Mereka juga sering menggunakanku agar bisa dekat dengan lelaki.

Jika saja aku tidak kaya, sudah dipastikan aku akan dibully. Tapi hey, ini Aglea, siapa yang berani? Oke aku terlalu berlebihan.

" Kami pulang dulu, terima kasih makanannya, " Dea menatapku datar, dia bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan kafe.

" Uh, tunggu aku," Anya ikut bangkit dan segera mengejar Dea

" Kami juga, terima kasih," ucap Chole dan Selene bersamaan, aku hanya mengangguk dan tersenyum.

Aku bangun dari duduk dan mengambil tas. Berjalan keluar kafe.

Aku menghela nafas berat, mengingat pembicaraanku dengan Mom saat kelas 2 SD dulu.

" Mom, bu guru berkata bahwa rumah itu tempat kami berkumpul bersama keluarga, tertawa dan bersedih bersama. Apa itu benar? " tanyaku sambil memperhatikan Mom yang sedang fokus membawa mobil, Mom terlihat kebingungan, tapi setelahnya Mom tersenyum.

" tentu saja itu benar, mengapa bertanya?" ucap Mom lembut

Aku terkejut mendenganya.  " huh, benarkah? " aku mengerjapkan mataku

Aku lalu menggoyangkan tangan Mom dan berkata dengan histeris. " Mom, itu artinya kita salah membeli rumah, karena rumah itu tidak pernah membuatku tertawa bersama Mom dan Dad,"

" ayo kita pindah rumah saja, Mom, " ucapku hampir menangis

Mom hanya tertawa sebentar sambal mengelus puncak kepalaku.

'' walaupun Mom dan Dad selalu sibuk, tapi Lea harus yakin bahwa Mom dan Dad menyayangi Lea, oke,?''

'' benarkah?''

'' tentu saja,'' ucap Mom dengan nada yakin. Tapi apakah itu benar adanya? Aku selalu saja ditinggal dirumah bersama pembantu di rumah. Bahkan sekarangpun begitu.

*

'' huh, mengapa aku selalu mengingat hal yang membuatku sakit hati,'' aku mengelus pelipisku pelan.

Aku baru saja sampai di perumahan tempat tinggalku.

Tapi tunggu. Aku bisa melihat pintu gerbang rumahku agak terbuka.

Atau mungkin itu terbuka lebar?

Aku langsung memasuki mobilku ke dalam pekarangan rumah, aku melihat ada dua mobil berwarna silver dan hitam. Itu milik mom dan dad.

'' apa mereka tidak jadi pergi?'' aku keluar dari dalam mobil dengan kening yang berkerut. '' tidak ada yang menutup pintu?'' aku melihat ke arah pintu utama, ya, terbuka dengan besar

Aku masih diam di depan mobilku tanpa berniat masuk ke dalam, sebenarnya aku sedang berpikir. '' apa mereka ingin membuat kejutan ulang tahun untukku?'' sedetik kemudian aku menggelengkan kepalaku

'' tidak mung-''

'' AAHHH,'' teriakan dari dalam rumah membuatku kaget. '' tunggu? Itu suara mom? Mom berteriak sekencang itu sehingga terdengar sampai luar?''

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEMORIAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang