~1~

198 4 0
                                    

"pengharapan yang nyata itu adalah mengenalmu"

🍁🍁

Di dalam sebuah ruangan ber cat putih yang begitu sunyi, hanya ada suara jarum jam yang terus berbunyi mengabaikan dua sosok manusia dengan kesibukan masing-masing.

Cewek dengan rambut kuncir satu dan tak lupa kacamata untuk lebih fokus menatap layar Laptop dan juga seorang cowok dengan rahang tegas dan tatapan bak elang yang disibukkan dengan kertas-kertas di hadapannya.

Keduanya bahkan hampir tidak bergerak kecuali tangan dan mata yang bekerja, tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka.

Tet.. Tettt...

"gue kekelas duluan," Cewek itu berdiri dari tempat duduknya tanpa menoleh kepada seorang cowok di dalam ruangan itu yang masih menatapnya.

Ia tidak nyaman berdiaman tanpa sepatah katapun dengan seseorang. Ia membenci keheningan, namun cowok yang berada didekatnya membenci kebisingan.Untungnya bel masuk berbunyi dan ia bisa bernafas lega.

Ketika merasakan jika cowok itu mengangguk, segeralah dia berjalan menuju pintu, namun sebelum dibuka suara cowok itu terdengar.

"Nura," Nura atau bernama lengkap Nura Cethosia Arkasa menghentikan langkahnya dan berbalik menatap cowok dihadapannya itu.

Nura menaikan alisnya menunggu pria bernametag Salman Ardhani Tarangga itu berbicara. Si ketua osis yang biasa disebut killer dan bermulut pedas jika ada yang melanggar peraturan sekolah.

"pulang sekolah kesini lagi, ada data yang belum selesai," Nura menghela nafas dan mengangguk, ia tidak bisa menolak ucapan ketua osis itu, sebagai sekertaris osis yang memang sudah dipercayakan oleh pembinanya, Nura harus membantu ketua osisnya ini.

Setelah dirasa tidak ada lagi yang perlu dibicarakan Nura segera keluar dari ruangan osis menuju kelasnya.

Sampai dikelas Nura menghela nafas dan mulai mengetuk pintu kelas yang didalamnya sudah ada guru mengajar.

"Permisi Bu asslamualaikum, maaf telat Bu saya dari ruang osis," Guru yang mengajar itu menatap sebentar sebelum mengangguk dan mempersilahkan Nura duduk.

Selepas duduk teman sebangku Nura menggeser bangkunya mendekatinya.

"lu abis ngapel berdua sama ketos ya?" tanyanya yang secara tidak langsung menggoda Nura, membuat Nura kesal.

"Nadin diem atau gue timpuk make buku," Nadin hanya terkekeh mendengarnya dan melanjutkan menulis takut ketahuan oleh guru karena mereka mengobrol.

🌸🌸🌸🌸


Bel pulangpun berbunyi,sebelum guru keluar mereka diberikan tugas yang membuat mereka mengeluh. Sudah pulang sore hari dan mereka masih saja mendapat tugas banyak seperti ini.

Kelas pun makin sepi karena sebagian langsung lari keluar kelas seakan-akan jika mereka berlama-lama dikelas akan mati mengenaskan.

"Nura mau pulang bareng?" Nura menoleh kepada tiga teman kelasnya yang menunggu didepan pintu. Ada Nadin, Fika, dan Sela.
Ia hanya bisa menggeleng dan tersenyum.

"kalian duluan gak papa, gue harus keruang osis," ketiga temannya mengangguk paham dan melambaikan tangan kearah Nura dan dibalas senyuman oleh Nura.

Selesai membereskan buku dan memasukkan ke tas, Nura berjalan keluar kelas dan melangkahkan kakinya menuju ruang osis.

Nura membuka pintu osis, disana terdapat salman,farhan,dan tika yang memang sedang menyusun proposal osis.

Ketos KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang