13

661 152 49
                                    

Kalau tidak kuat jangan dipaksa baca ya.. hehe
Happy reading..




Yerim berjalan terburu-buru memasuki rumah sakit tempat Yoongi dirawat. Seokjin dan Minseok juga turut serta mendampingi Yerim karena begitu Seokjin ingin mengambil mobil, ia melihat wajah panik dari Yerim sehingga ia berniat mengantar Yerim menjenguk Yoongi.

Mereka bertiga mendapati keluarga RKive akademi dengan wajah sendu termasuk Namjoon yang duduk di kursi roda dengan tangan diperban. Tangannya cidera.

"Yerim, kau sudah datang," sapa Namjoon. Namjoon tersenyum meski tangannya menahan sakit.

"Mister Namjoon. Bagaimana keadaan mister?" tanya Yerim panik.

"Aku jauh lebih baik. Keajaiban karena aku hanya terluka di tangan dan bahu."

"Bagaimana itu bisa terjadi, mister?"

Namjoon memaksa mengingat kejadian yang membuatnya terluka. "Semua terjadi begitu cepat. Dibangku belakang ada keyboard baru dan beberapa alat musik sementara aku, aku memangku empat bantal. Kami berniat menginap RKive hari ini untuk membuat beberapa lagu. Tapi tiba-tiba, ada truk besar yang hilang kendali menabrak mobil kami hingga terguling beberapa kali. Aku merasakan mobil itu berputar-putar, tapi aku segera menyembunyikan kepala diantara bantal-bantal itu."

"Bantal yang tak sengaja kau bawa malah menjadi penyelamatmu. Kau beruntung," gumam Hoseok.

Namjoon mengangguk. "Aku mendengar hal yang menyakitkan. Teriakan Yoongi. Itu masih terdengar jelas di telingaku. Kejadian begitu cepat dan aku tak sempat menariknya untuk berlindung denganku."

Yerim meneteskan air mata. Namjoon sudah menangis merasa bersalah. Taeyeon segera menepuk pelan bahu Namjoon yang tak terluka untuk menenangkan.

Yerim meraba udara kosong hingga mampu meraih tangan Namjoon yang berada dipangkuan lelaki itu. "Mister, ini kecelakaan. Jangan salahkan diri anda sendiri. Kita berdoa semoga Mister Yoongi segera pulih."

"Kim Yerim...," panggil Namjoon. "Kami membicarakan hal-hal aneh sebelum kecelakaan."

Yerim terlihat sedikit terkejut dan penasaran begitu juga dengan yang lain. "Yoongi bilang dia mengasuransikan salah satu anggota tubuhnya."

"Apa itu mister?"

"Mata. Dia akan menyerahkan bagian mata apapun itu untuk dirimu. Apapun bagian mata yang kau butuhkan, Yoongi akan memberikannya."

Yerim menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan karena terkejut. Minseok juga terkejut. Guru yang terdengar tegas itu memberikan apapun yang dibutuhkan puterinya?

"Itu seperti suatu wasiat. Aku sempat berpikir dia gila. Tapi, Yoongi menceritakan asal-usul dari keputusannya. Apa kau ingat kecelakaan yang membuat penglihatanmu terenggut?"

Yerim mengangguk.

"Yoongi adalah anak yang kau bantu memunguti kelereng sampai akhirnya kau tertabrak mobil dan kehilangan kemampuan melihat. Yoongi selalu mengawasimu karena rasa bersalahnya hingga ia tau keinginanmu ingin menjadi seorang pianis. Dia dengan berbagai cara menarikmu untuk ke tempatnya, namun tempat les pianonya ditutup dan dia tak ingin kehilanganmu sehingga dia meminta tolong padaku untuk bergabung dengan Rkive. Dia juga bilang, selama ini dia keras padamu agar kau semakin semangat dalam belajar piano. Yoongi ingin kau bisa mencapai panggung yang besar dan sukses sebagai pianis. Jujur Yer, aku baru tau ini semua tadi ketika kami akan berangkat ke RKive."

Mata Yerim sudah basah. Gadis itu menangis meski tak begitu keras. Sungguh ia tak menyangka orang yang ia segani adalah orang yang membuatnya kehilangan penglihatan, namun, bagi Yerim bukan itu yang membuatnya sakit. yang paling membuat Yerim merasa terkejut, sakit dan kasihan adalah bagaimana seorang Min Yoongi hidup dalam rasa bersalah selama bertahun-tahun, padahal, Yerim tak pernah menyalahkan orang yang ia bantu.

River Flows In U √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang