5) Mapo Tofu! [Sugawara x Reader]

60 4 0
                                    

"Otou, ittekimasu!" langkah kakimu berderap meninggalkan rumah tradisional jepang keluargamu. Namun belum sampai kau keluar pintu, ayahmu sudah berseru mengingatkan.

"(Y/N), KOTAK BEKAL YANG KAU MASAK!"
"Aah iya! Gomen otou-san!" langkah kakimu ngebut kembali.

Kau memang begini, sedikit ceroboh. Anehnya kebiasaan itu menghilang saat tahun kedua, dan saat kau tahun ketiga kebiasaan ceroboh itu bangkit kembali bak terbangun dari tidurnya.

"Haru, Haru, Haruuu~" kau bersenandung sembari menenteng tempat makan tersebut. Kau berbelok, sedikit lagi kelasmu kelihatan.

Brugh!

"Aaw, ittai!" seseorang menabrakmu. Kau meringis, mencari tahu siapa yang telah berani beraninya menabrakmu. Manikmu mengarah pada Sugawara Koushi yang tengah membantumu berdiri.

"Gomen, (Lastname)! Aku tidak melihatmu tadi disana," sesal Sugawara. Kau terkekeh menepuk rok, mengambil kotak makan.
"Iie, daijoubu, Suga-san. Lain kali hati-hati saja."

Sugawara tersenyum seperi biasanya, meninggalkanmu. Aah, Sugawara memang lelaki yang baik, pikirmu. Rasanya tidak mustahil kalau ada yang menyukai Sugawara.

Huh, lupakan. Kau memasuki kelas, pelajaran setengah jam lagi dimulai.

***

"(y/n), apa kau luang waktu siang dan sore ini?"

Kau menoleh. Sugawara lagi. Kau tersenyum, mengangguk. Waktu makan siang sudah tiba, siswa siswi diperbolehkan makan. Beberapa temanmu sudah asyik menyantap bekal mereka.

"Yeah. Tapi aku lapar, aku makan dulu," ucapmu melirik teman temanmu dengan kotak bekal mereka. Kau menarik kotak bekal dari bawah meja.

"B-bagaimana kalau makan di gedung olahraga bersamaku?" tawar Sugawara. Kau mempertimbangkan keputusanmu, apa salahnya makan di tempat yang berbeda? Kau mengangguk. "Boleh."

Sugawara tersenyum senang, ia berjalan duluan ke gedung olahraga sekolah. Kau mengikuti langkahnya.

Sugawara memasuki gedung oranye olahraga voli tersebut, atmosfir klub voli sudah terasa. Kau agak jarang kesini, malas. Makanya tempat ini terasa asing bagimu.

"Kalian berlatih setiap hari?" tanyamu, menatap lantai oranye voli.

"Iya, kami memang berlatih setiap hari. Kami tak mau dipanggil 'Gagak yang Tak Bisa Tebang' lagi, itu membuat kami kesal," kekeh Sugawara, melempar satu bola voli yang jatuh ke keranjang.

"Ahahaha... Apa kabar Sawamura-kun? Apa ia masih agak menyeramkan?"

"Ia seperti biasanya, dan tidak heran kalau ada kouhai kelas satu kita yang sedikit takut padanya."

Perutmu lapar, kau butuh makan. Maka kau mulai membuka kotak makan merah-mu. "Nee Suga. Apa kamu tidak lapar?"

"...sejujurnya lapar, sih.."

"Nah, kesini!" panggilmu pada Sugawara yang malah asyik bermain bola voli. Sugawara sedikit terdiam, ia mendekat padamu.

"Duduk!" kau menyuruhnya. Sugawara bingung. "Untuk apa?"

"Mendekat saja padaku, jangan jauh jauh."

Hari ini banyak pelanggan di tempat makan-mu, membuatmu memasak untuk dirimu sendiri. Kau menyiapkan mapo tofu untuk makan siangmu. Makanan kesukaanmu dari kecil.

"Mapo tofu-ku!" kau tersenyum senang, menyiapkan sumpit hitam. Tanpa basa-basi mengambil sepotong dengan sumpit, mendekatkannya pada mulut Sugawara. "Nee Suga-san, buka mulutmu! Aaaa~"

"E-eh? Tidak usah, (y/n), aku bisa makan nanti-"

Kau merengut, keras kepala tetap menyodorkan sumpit dengan Mapo Tofu itu pada Sugawara. Lelaki berambut abu itu menyerah, membuka mulutnya.

"Wah, pedas," ucap Sugawara.

"Aku bahkan tahu makanan kesukaanmu, makanya aku memasaknya untukmu, lho," Kau memasukkan sepotong mapo tofu agi, mengunyahnya. "Mapo tofu superpedas."

Sugawara kaget, "Rasanya aku tidak pernah bilang kepadamu? Bagaimana kau tahu?"

"Insting?" kekehmu.

"Kau penuh kejutan juga ya, (firstname). Selalu membuat hari-hariku makin berwarna," Sugawara mengacak rambutmu sembari tersenyum hangat seperti biasa.

"Ei ei, nanti rambutku berantakan, Koushi-kun!" kau menjauhkan tangan iseng Sugawara. Kejahilan lelaki didepanmu malah menjadi-jadi.

"Koushi-kun, stop," titahmu.

"Maaf, (y/n), sayangnya kau lucu sekali saat sedang marah," katanya.

Kau mendapati kedua tangan Sugawara telah melingkar di perutmu. Membuatmu kaget dan menoleh pada Sugawara dibelakangmu. "S-Sugawara?"

"Jangan berhenti memanggil nama depanku, (firstname)."

"Hah? Memang kenapa?" kau heran. Sugawara berbisik.

"Soalnya...aku mau kau menjadi bagian terpenting dalam hidupku."

Fin

Sori gagal romance :")

Keep support me with your vomments and likes!

Nath's Absurd Fanfictions!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang