Part 12.Demon Inside Metal Body

20 1 0
                                    

Warning BB 18+!

Tokyo, Jepang

Sebuah mobil Bugatti Chiron berwarna merah berkelir hitam tampak terparkir di depan sebuah kafe di mana dua orang remaja sedang mengobrol. Dua orang remaja tersebut adalah Daisuke dan Tama.

"Aku membeli latte dengan uang hasil kerja kerasku!" ucap Daisuke ketika lawan bicaranya memulai pembicaraan dengan kritikan terhadapnya.

"Iya, aku tahu itu. Tapi coba kau pikir bagaimana perasaan Amami senpai setelah kau mengingkari janji?" tukas Tama.

"Itu, anu. Aku tidak harus berbicara apa. Aku merasa bersalah kepadanya," kata Daisuke.

"Bukannya kau seharusnya tetap menemuinya. Untuk meminta maaf atas kesalahan itu?"

"Aku tidak sengaja melakukannya!"

"Ya bilang saja kau tidak sengaja. Apa susahnya?"

"Amami senpai sangat baik kepadaku. Aku takut dia sekarang membenciku."

"Memangnya apa yang telah kau lakukan sehingga kau takut menemuinya?"

"Aku memegang payudaranya."

"Apa!"

"Tapi aku tidak sengaja!"

Di luar kafe, mobil Bugatti yang adalah Oda merasa jengkel karena sudah menunggu cukup lama kedua remaja laki-laki itu.

"Sialan aku dikerjain!" Oda kemudian mengaktifkan whisperer wave. "Oi, kalian berdua cepatlah! Aku bukan mobil pribadimu!"

Beberapa saat kemudian Daisuke dan Tama keluar dari kafe kemudian menatap gusar ke arah Oda.

NB : Whisperer Wave (WW) adalah gelombang elektromagnetik yang dapat memanipulasi gelombang menjadi suara di telinga penerima WW.

"Kalian pasti sedang membicarakan sesuatu yang mesum. Dasar memang manusia," gerutu Oda seraya membuka kedua pintunya.

"Sama sekali tidak!" sanggah Daisuke.

"Kami hanya membahas soal payudara Amami senpai. Lembut kata Daisuke," kata Tama membuat Daisuke melotot ke arahnya.

"Siapa dia? Apa kalian tidak keberatan memperkenalkanku kepadanya? Eh, tapi aku tidak memiliki nafsu seks seperti kalian," kata Oda seraya melajukan dirinya setelah Daisuke dan Tama berada di dalamnya.

"Memangnya berkenalan harus berdasarkan naluri seks? Kau tidak tahu apapun soal manusia?" tukas Daisuke.

"Yang aku tahu, manusia laki-laki berkenalan dengan perempuan hanya karena tertarik dengan tubuhnya. Bukan begitu?" kata Oda.

"Pemikiran yang sempit," ejek Daisuke.

"Aku memang tidak tahu banyak soal manusia yang cenderung suka mengerjai manusia lainnya yang memiliki penampilan yang menarik. Kenapa itu tidak terjadi dengan kami para Zardroid?"

"Kau hanya robot. Hehehe," tukas Tama.

Oda melaju melewati jalanan di tengah kota Tokyo. Selanjutnya ia mengarah ke utara menuju luar kota.

Sesampainya di kaki bukit di mana gua markas para Zardroid berada, Oda berhenti kemudian bertransformasi.

"Gua dalam keadaan sepi. Mereka sedang tidak berada di sini," ujar Daisuke seraya mengamati mulut gua.

"Mereka sedang menyelidiki para Gaslasan yang sekarang sedang berada di Filipina. Edward tadi pagi bilang kepadaku hendak mengantar Mey pergi ke Fukushima," tukas Oda.

"Ke Fukushima?" gumam Tama.

"Mungkin sebaiknya kuantar kalian pulang. Aku akan menyusul kawan-kawan. Mereka mungkin menemukan sesuatu yang mencurigakan." Oda kembali bertansformasi menjadi Bugatti Chiron.


Suatu hutan di Wilayah Negara Filipina bagian Selatan

Belesir bersama Orlan, Gustav, dan Dandra, berdiri di atas sebuah bukit mengawasi ke arah pergerakan sepasukan robot besar pimpinan Georgius.

"Kota di seberang sana sudah hancur luluh lantak. Mereka yang menyebabkannya," ujar Orlan sambil menunjuk ke arah pasukan Gaslasan tersebut.

"Ada sebuah pesawat jet seperti buatan manusia namun memiliki ciri khas Gaslasan." Belesir melihat ke langit.

Benar saja, sebuah jet tempur jenis F-22 bercorak camouflage melayang rendah kemudian bertransformasi ketika tiba di hadapan para robot Gaslasan.

"Georgius?" Belesir terkejut ketika mengetahui robot yang baru saja bertransformasi dari wujud pesawat jet itu.

"Sudah kuduga," kata Orlan seraya mengaktifkan bazooka yang merupakan bagian dari lengan bajanya.

"Apa dia yang menyerang manusia dan menghancurkan kota itu?" ujar Gustav sambil menatap dengan waspada  ke arah kelompok Gaslasan yang sedang mengelilingi Georgius.

"Menurut pemberitaan dari media manusia, merekalah yang melakukannya. Georgius yang menjadi pemimpin utama para Gaslasan itu," tukas Dandra.

Tiba-tiba sebuah missil meluncur ke arah kerumunan para Gaslasan.

Orlan rupanya yang meluncurkan missilnya ke arah para Gaslasan tersebut.

Duarrrrrrrrr

Para Gaslasan terpelanting bermeter-meter jauhnya setelah terkena ledakan missil dari bazooka Orlan.

"Orlan! Apa-apaan kau ini!" sentak Belesir seraya mendorong Orlan mundur.

"Aku hanya ingin membalaskan sakit hatiku," tukas Orlan santai.

"Oh, sial. Georgius kemari!" pekik Gustav ketika melihat Georgius bertransformasi kemudian terbang cepat ke arah mereka.

Georgius melayang rendah kemudian bertransformasi.

"Selamat datang kawan lamaku, Belesir," ujar Georgius seraya berjalan ke arah Belesir dan kawan-kawan.

"Kau menginvasi bumi?" Belesir menatap tajam ke arah Georgius.

"Planet ini sangat cocok untuk para robot berkembang. Ditambah sumber daya untuk manusia lebih banyak dikuasai para cecunguk serakah. Tidak masalah bukan jika aku merebut planet ini," kata Georgius kemudian menghentikan langkahnya.

"Merebut planet ini dari mereka? Kau sudah tahu keberadaan kita di sini dari dulu sudah menjadi masalah buat mereka. Ditambah sekarang kau melakukan perang terbuka dengan para manusia." Belesir mendekati Georgius dan melototinya.

"Manusia bukan apa-apa bagi kita. Mereka hanyalah setumpuk omong kosong yang bisa berjalan. Tidak masalah jika mereka punah setelah kedatangan kita," tukas Georgius.

"Kau tidak pernah berpihak kepadaku, huh? Apa kau dari dulu adalah iblis yang berada di dalam tubuh baja ini?" Belesir menatap tajam dengan kedua matanya yang menyala berwarna seperti api.

"Baru sadar, huh?!" Georgius berkata dengan nada mengejek.

Tiba-tiba sebuah hantaman menderu ke arah Georgius yang disambut tangkisan sebuah pedang prisma berwarna perak.

Trangg,

"Kalian para cecunguk berani menyerangku!" Georgius membalikkan badannya kemudian menebaskan pedang besarnya ke arah Orlan, dan Gustav yang telah menyerangnya.

Akhirnya, pertarungan antara Georgius melawan anak-anak buah Belesir pun tidak terelakkan.

Sementara Belesir bersama Dandra secara mendadak menghilang meninggalkan Orlan dan Gustav.

"Lihatlah, mastermu meninggalkan kalian. Dia memang pengecut!" seru Georgius seraya menebaskan pedangnya yang disambut ayunan bandul besar dari Gustav.

Bruaggggghh................

Benturan kedua senjata berat tersebut menimbulkan gelombang kejut yang membuat beberapa batang pohon meliuk-liuk karenanya.

-Bersambung-


REINCARNATOR - HUMAN TRANSFORMERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang