Pancaran sinar itu telah kabur dengan hiasan kabut gelap. Tersenyum dalam tatapan hati yang kosong dengan pandangan yang hanya menuju pada suatu sudut. Dimana tempat itu adalah tampat perpisahan Nissa dengan Dafid. Jarak akan memisahkan mereka, dengan sorotan mata Nissa di sekumpulan merpati yang semakin riang berterbangan dengan setabur makanan hingga membuat lamunan Nisaa kacau. Di sanalah tempat biasa Nissa dengan Dafid menikmati angin sore dan menaburkan tawa mereka.
"Jika kelak kamu jodohku aku akan menjeputmu di sini, jika kelak aku tidak bisa bersamamu maka aku yang akan mengingatmu pertama jika kita dipertemukan walaupun dengan rangkulan tangan orang lain". Kata itu dan kalimat itu adalah ucapan terakhir dari Dafid. Nissa terus mengingat dan mengucapkan kalimat itu seiring dengan terbenamnya matahari dengan matanya yang berkaca-kaca. Sejak kepergian Dafid, Nissa sering mengucapkan kalimat itu dan memandang langit senja.
Kriiiing....
terdengar bunyi bel sepeda yang berada di luar pagar, lalu memancing Nissa untuk pergi menuju pagar di luar rumahnya. Lisa merupakan teman bermain Nissa dulu yang akrab dengannya hingga sekarang, tetapi sudah tidak sedekat dulu untuk bersamanya, karena cinta segitiga antara Nissa, Dafid dan Lisa. Namun semua itu sudah termaafkan, semenjak Dafid pergi, maka Lisa berfikiran tidak akan ada lagi yang dapat mendapatkan cinta dari Dafid. Dengan kegiatan di setiap harinya mereka mengisi kegiatan untuk mengabdikan diri di madrasah waktu mereka masih kanak-kanak dulu. Walaupun dengan hal seperti itu , Nissa menjalankannya dengan begitu penuh keikhlasan dan rasa senang.Sedangkan Dafid Di Bandung tampak sibuk dengan perusahaan milik orang tuanya, dengan demikian komunikasi antara mereka terputus. Dafid tampak tidak mengingat tentang kekasihnya, Nissa. Dafid terlalu sibuk dengan urusannya sendiri dalam meniti kariernya. Kerja keras Dafid membuahkan hasil yang cukup manis, semuanya menjadi meningkat, dan kehidupan Dafid menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Begitu banyak waktu yang telah Nissa lewati tanpa sosok seorang Dafid, seorang sosok penyemangat Nissa yang mampu memberikan kesan indah di setiap harinya dulu. Sekarang ia hanya bisa merasakan kesenangan saat ia bersama dengan keluarga dan muridnya, sedangkan kesedihan saat ia mengingat akan wajah Dafid.Kapan kamu akan datang dan menjemputku di sini, kamu tahu aku sangat merindukanmu, di setiap malamku di setiap sujudku aku selalu berbisik namamu. Penantianku dalam waktu yang panjang sangat membuatku lemah, hanya kenanganmu dan hanya kau.. ya hanya kamu Dafid. Batin Nissa mulai terselimuti oleh kabut kesedihan dengan tetesan air mata yang membasahi pipinya. Nissa telah mencoba untuk menahan kesedihannya namun kabut kesedihan itu serasa mengundang tetesan air mata Nissa. Di tengah gelap dan sepihyna malam ia tidak bisa terpejam, yang ada hanyalah bayangan jelas wajah Dafid. Di tengah lamunan Nissa, ternyata ia melupakan suatu hal bahwa esok harinya madrasah tempatnya mengabdi akan pergi berlibur ke pantai. Dengan susah payah akhirnya Nissa dapat terpejam setelah ia beristigfar sebanyak mungkin agar hatinya merasa lebih baik dan lebih tenang.
Kilau sinar matahari dari ufuk timur sudah mulai menyinari pohon rindang di halaman madrasah tersebut. Nissa dan Lisa tampak sedang mengatur muridnya untuk berbaris dan menuju pantai di dekat pelabuhan yang menjadi tempat favorit Nissa. Berhubungan dengan acara penting mendadak, Pak Ahmad , ketua yayasan madrasah tersebut mempercayakan semuanya kepada Nissa dan Lisa.
Terlihat wajah para murid tersenyum, bahkan tertawa bahagia karena hari pertama mereka akan bermain di pantai. Segera mereka merapikan barisannya dan berjalan menuju pantai yang juga terdapat banyak merpati di sana.
"Kalian mainnya jangan jauh-jauh ya, cukup di dekat sini saja, Ustad Ahmad pesan ke kaka tadi" pesan Nissa kepada para semua murid madrasah yang ada di sana. Sedangkan Lisa tampak senang bermain dengan para murid yang lainnya. Nissa hanya memperhatikan mereka di bawah pohon rindang dengan senyuman manisnya ia merasa bahagia walaupun kadang bayangan Dafid seakan muncul di hadapannya. Terasa lama dan tak ada kegiatan lain selain melihat anak-anak maka Nissa mempunyai fikiran untuk memberi makan merpati di sana, dengan pengunjung yang lain, Nissa pun bergabung memberi makanan pada merpati yang sangat banyak dan menghiasi keindahan pantai tersebut.
YOU ARE READING
Menunggu Di Balik Senja
Short StorySebuah cerita pendek yang mengisahkan seseorang yang telah lama berpisah karena dihadapkan pada jalan hidup masing-masing,hingga akhirnya mereka bahagia dengan kehidupan barunya.