Hari ini, adalah hari pertama masuk setelah liburan kenaikan kelas. Yah, Jeongwoo hari ini telah resmi naik ke kelas akhir. Kelas yang paling sibuk. Kelas yang menentukan ia dimasa depan.
Seperti biasa, sekolah selalu mengacak siswa disetiap tahun kenaikan kelasnya. Dan Jeongwoo harus merelakan dengan teman sekelasnya kelas delapan.
Jeongwoo melihat ke papan pengumuman. Disana sudah banyak siswa yang mengelilingi papan pengumuman entah dengan wajah bahagia atau sedih.
Tentu saja, mereka akan bahagia jika tetap sekelas dengan teman mereka dulu dan akan sedih jika berpisah.
Butuh waktu beberapa menit sampai Jeongwoo menemukan namanya. Yap! dia berada di kelas IX A, kelas yang tahun lalu selalu dielu-elukan karena para muridnya.
Jeongwoo memang tidak terlalu pandai, tapi karena ia adalah ketua ekstra musik memungkinkan ia masuk kekelas itu dengan bakat musiknya.
Jeongwoo tersenyum tak kala ia menemukan nama sahabatnya, Lee Inhong. Si anak futsal yang visualnya sangat meledak. Dan orang yang Jeongwoo sukai.
"Bro, kelas apa?" orang yang baru saja Jeongwoo pikirkan itu datang. Yap, Inhong.
"Sekelas sama lo. ck, bosen gue" keluh Jeongwoo, padahal mah sebenarnya dia senang.
"Cih, lo kira gue seneng gitu sekelas sama lo?" Inhong merangkul Jeongwoo, "Sayangnya gue nggak sekelas sama bebep huhu"
Jeongwoo mengerutkan dahinya, "Yeonggue?" tanyanya. Inhong mengangguk.
"Dia kelas B, tapi masih sebelahan sih, gapapa" Inhong menunjuk nama Yeonggue di barisan kelas IX B. "Btw, lo tau nggak?"
"Nggak" jawab Jeongwoo cuek. Inhong merenggut. "Ish, gue belum bilang sapri?!"
"Kita sekelas sama Haruto." Jeongwoo menatap Inhong kemudian menaikkan sebelah alisnya,
"Trus kenapa setan? lo demen? mau nyemein dia?"
Inhong memukul kepala Jeongwoo pelan, "Yang ada gue yang disemein, ah tolol lo."
Jeongwoo ingin memprotes, tapi kerah lehernya sudah diseret dulu oleh Inhong menuju kelasnya.
"Hhhh ini toh kelas unggulan?" Inhong langsung menaruh tasnya di barisan nomer dua, sedangkan Jeongwoo masih berdiri didepan pintu.
"Heh, lo ga duduk?" tanya Inhong. Jeongwoo itu paling malas kalau disuruh duduk didepan.
"Males ah duduk didepan, gue dibelakang aja deh"
"Emang ada yang lo kenal?" Jeongwoo berpikir sebentar. Memang ada beberapa anak yang dia kenal karena ikut ekstra musik dan beberapa ia punya kontaknya, namun tak ada yang sedekat itu sampai bisa ia ajak jadi temen sebangku.
Jeongwoo pun masih berdiri didepan pintu, membuat seorang cowok tinggi dibelakangnya itu tidak bisa masuk.
"Woy!" suara berat itu mengagetkan Jeongwoo. Ia langsung memutar tubuhnya kebelakang.
"Nggak usah ngehalangin jalan bisa?" untuk sesaat Jeongwoo kagum dengan suara berat itu, namun kemudian ia sadar betapa dingin kata-kata yang dilontarkan.
"Ck, malah ngelamun. Tau gue ganteng" cowok yang tidak sabaran itu mendorong bahu Jeongwoo dan masuk kekelas.
Jeongwoo awalnya tidak terima, namun sebelum ia ingin memprotes ia sadar ada beberapa orang yang melihatnya.
"Sengaja ya?" ucap salah satu gadis yang berada diluar kelasnya. Jeongwoo menaikkan sebelah alisnya.
Sengaja apaan? buat apa?, pikirnya.
"Dih, dasar uke" ucap gadis itu lagi. Jeongwoo tidak terima, ia ingin membalas cewek itu, tapi masa iya cowok lawan cewek. Walaupun Jeongwoo ukepun dia tetap laki-laki.
Tanpa memperdulikan ocehan cewek tadi dan gerombolan yang sudah bubar, Jeongwoo duduk di samping Inhong dengan menyebut semua bahasa sansakertanya.
"Heh, yang tadi, itu Haruto" Inhong berbisik. "Enak bahu lo disentuh sama dia"
"Disentuh apaan?! Didorong yang bener! Kata siapa ENAK?!" ucap Jeongwoo ngegas. Untung saja kelas ramai sehingga ia teriakan Jeongwoo tak terlalu didengar.
"Ih lo ngegasan banget. Santai kalee"
"Dih ganteng apanya. Orang biasa gitu mana ada ganteng gantengnya! orang yang mulutnya kaya cabe gitu? banyak yang suka? cih buta apa gimana sih? ga tau sopan santun, omongan pedes, fansnya ga tau diri?! ITU DISEBUT SEBAGAI MOST POPULAR?! Cih ga cocok!" Jeongwoo mengeluarkan semua unek-unekny. Inhong hanya geleng-geleng melihat sahabatnya yang sangat marah itu.
"Elah, paling lo bakal jatuh cinta. Basiiiiii" Jeongwoo menatap Inhong benci. "GAK AKAN. G A K A K A N!"
Inhong kembali menggelengkan kepalanya. "Basi lo, paling entar jadi bucinnya. Ewww"
"Heh! sadar diri! Lo juga bucin! Suka sama orang yang udah punya pacar lagi! Dih apalagi saingannya Kak Yoonbin. Elu mah nggak ada apa-apanya sama dia! sadar dong!"
"YA NGGAK USAH BAWA BAWA DIA KEK"
"YA LU YANG MULAI! NGATAIN GUE BUCIN. BUCIN NGATAIN BUCIN!" sungut Jeongwoo.
"YA SANTAI KEK. GA USAH NGEGAS! KAYA GA PERNAH SUKA SAMA ORANG AE LU!"
Sekarang Inhong dan Jeongwoo menjadi pusat perhatian satu kelas.
"EMANG GA PERNAH!"
"DASAR GA NORMAL!"
"LO JUGA HOMO BEGO!"
"YA GA USAH NGEGAS! KAYA ORANG PMS EMANG LU CEWEK?"
"ENGG-" Jeongwoo menghentikan omongannya setelah ia sadar bahwa anak satu kelas memperhatikannya.
"Hehe, sorry." Inhong langsung meminta maaf kemudian mengajak Jeongwoo keluar kelas.
"Ck, dasar aneh" Jeongwoo menoleh kebelakang mendapatkan Haruto yang mengamatinya. Mata mereka saling bertemu.
"Apa lo?" begitu kira-kira ekspresi mata Jeongwoo saat menatap Haruto.
Haruto awalnya kaget. Ia kemudian mendecih dan memutuskan kontak matanya dengan Jeongwoo. Namun bibirnya tak lupa mengatakan 'dasar aneh'
Jeongwoo melotot, Inhong yang paham kemudian langsung menepuk-nepuk pundak Jeongwoo.
"Udah woy, ga usah cari gara-gara!"
"YANG CARI GARA-GARA DULUAN YA ELO SETAN!" teriaknya tepat di telinga Inhong. Jeongwoo kemudian berjalan mendahului Inhong.
Jeongwoo cukup tau tentang Haruto sekarang. Ia adalah seorang cowok sok ganteng berhati dingin dan bermulut pedas.
tbc
hey aku buat cerita baru. ahaq ahaq. siapa yang disini kobam HaJeongwoo?!
btw maaf ya kalau semi baku, soalnya kaya agak susah banget kalau pake bahasa yang full baku.
thank's yang udah baca!
minggu, 6 januari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
enough ─hajeongwoo° [discontinue]
Cerita Pendek(( 하루토, 정우 )) Jeongwoo cukup tau tentang Haruto. Namun, sayangnya Jeongwoo belum tau sisi Haruto yang lainnya. warn ¦ bxb ¦ bahasa kasar ¦ update seminggu 2x