Selamat datang!
Akan aku ceritakan bagaimana rasanya dipermainkan dan mempermainkan raga seseorang.Kalian pernah dengar istilah hipnotis?
Kalian pernah menyaksikan hipnotis?
Kalian percaya hipnotis?
Kalian pernah merasakan hipnotis?
Kalian pernah melakukan hipnotis?Bagi sebagian orang hipnotis adalah hal yang tabu.
Ada yang menganggap hipnotis adalah hiburan yang sudah disetting sebelumnya.
Ada yang bilang hipnotis adalah pembodohan publik.
Ada yang bilang hipnotis adalah bentuk kerjasama dengan bangsa jin.
Ada yang bilang hipnotis sebagai modus tindakan kriminal.
Tapi tahukah kalian?
Hipnotis bisa sangat bermanfaat dalam bidang medis dan terapi?Ini kisahku, kisah tentang perjalananku dalam menjadi praktisi hipnotis.
Ya! Aku bisa menghipnotis seseorang.Apakah kalian mau menjadi relawanku?
...♦⚃♦...Aku praktisi hipnotis. Sudah banyak yang menjadi relawanku. Teman-teman SMP dan teman SMK. Mereka menjadi boneka hidup yang kupermainkan.
Ini bukan bakat alami, bukan anugerah selayaknya indigo. Ini hanya permainan yang melibatkan sugesti, timing, dan alam bawah sadar.
Semua orang bisa mempelajarinya.
Bermula dari kegiatan selingan saat pramuka, seorang pembina menunjukkan kemampuannya dalam mengendalikan pikiran adik-adik penggalang baru.
Saat itu aku masih kelas tujuh. Berstatus sebagai penggalang baru di SMP yang terletak di desa sebelah selatan tempat tinggalku.
Usai istirahat, kegiatan pramuka berlanjut dengan permainan sambil menanti waktu menunjuk pukul 17.00
Di depan sana, seorang pembina pramuka memerintah agar kami berbaris.
Pernah mendengar permainan 'Simon Berkata'? Itulah permainan pembuka yang dilakukan oleh pembina bernama M. Ars itu.
'Simon Berkata' adalah permainan yang menguji daya fokus otak. Mengukur tingkat kejelian otak dalam menangkap kata-kata kunci yang tersirat.
"Saya akan bermain dengan otak kalian. Fokus dan dengarkan baik-baik. Permainan ini bernama 'Simon Berkata' tugas kalian hanya mengikuti kata-katanya,"
Begitulah penjelasan singkat yang ia berikan.
"Ikuti kata Simon! Simon berkata angkat tangan!" Dia mengangkat tangan kanan sambil mengedarkan pandangan kepada kami.
Semua orang mengikutinya. Kami mengangkat tangan kanan.
"Simon berkata turunkan!" Dan tangan kami serempak turun.
"Simon berkata duduk!" Lagi-lagi kami menurut.
"Berdiri!" Kami pun berdiri serempak.
"Gagal! Kalian tidak fokus! Nama permainan ini adalah 'Simon Berkata' dimana kalian diperintahkan untuk mengikuti apa kata Simon. Yang memerintah kalian berdiri siapa?"
Hening.
"Berdiri itu perintah dari saya, bukan kata Simon," dari situ aku paham.
Kata kunci ada di kalimat pembuka permainan yang singkat sebelumnya.
Permainan otak.
Fokus dan dengarkan baik-baik.
Namanya 'Simon Berkata'.
Ikuti kata-katanya (kata-kata Simon).
Simon berkata ..... (Inilah kalimat yang harus diikuti)Kata kuncinya hanya satu. Ikuti semua kalimat yang diawali "Simon berkata ....."
Permainan berlanjut, dan sekarang diberlakukan sistem hukuman. Bagi mereka yang salah, akan maju untuk mendapat hukuman.
Dengan adanya tekanan ini, beban otak bertambah. Tingkat fokus bisa tidak stabil. Permainan semakin susah karena otak bercabang. Selain memikirkan apa kata Simon, otak juga memikirkan cara menghindari hukuman. Semakin tertekan, justru semakin sulit untuk fokus.
"Simon berkata, pegang hidung!"
Sudah kukatakan, permainan ini menambah tingkat kesulitannya. Ini permainan otak, mengukur seberapa fokus kita dalam menyikapi instruksi.
Ada yang memegang hidung, ada juga yang menarik telinga.
"Seberapa fokus kamu? Ini permainan Simon berkata, kamu hanya perlu mengikuti perintahnya, bukan gerakannya,"
Tangan pembina itu telah mengecoh sebagian dari kami. Dia sengaja mengucapkan kalimat 'Simon berkata, pegang hidung' namun tangannya menarik telinga kirinya.
Mereka yang terkecoh akan mengikuti gerakannya, bukan kata-katanya.
"Kamu, kamu, kamu, dan kamu. Kalian maju! Permainan selesai," mereka yang terpanggil maju dengan kepala menunduk malu.
"Kalian lupakan kata Simon. Sekarang dengarkan saya, fokus terhadap perintah saya...."
Suasana mendadak tegang. Suara pembina yang tidak lagi keras membuat kami menajamkan pendengaran agar tahu apa yang sedang ia bicarakan.
".... Kalian yang ada di depan sini adalah orang orang yang kurang fokus. Maka dari itu saya mencoba meningkatkan fokus kalian. Kamu, dengarkan kata saya...." Dia menepuk salah satu pundak orang yang ada di depan.
".... Dengarkan kata saya, dalam waktu dekat anda akan.... Tidur!" Orang yang ditepuk pundaknya pun jatuh. Dia terbaring di atas tanah.
Seketika semua orang menjerit kaget. Apa yang baru saja terjadi adalah hal yang sulit dipercaya. Orang itu pingsan? Karena apa? Bukankah tidak ada kekerasan yang membuat kesadarannya hilang?
Inilah hipnotis, permainan yang memanfaatkan tingkat fokus, timing, dan sugesti.
"Baiklah, kita biarkan saja dia tidur! Selanjutnya kita akan memberi hukuman bagi mereka yang tidak fokus di sini!"
Apa-apaan ini? Dia tidak mempedulikan orang yang tertidur itu. Memangnya tidak berbahaya? Kalau tidak bisa sadar bagaimana?
"Tenang saja. Hipnotis hanya bertahan beberapa menit saja. Otak akan berusaha untuk mengembalikan kesadarannya kembali. Jadi kalau orang yang terhipnotis dibiarkan begitu saja, maka akan sadar dengan sendirinya,"
Jadi alasan mayoritas orang yang tidak mau menjadi relawan hipnotis karena takut tidak bisa kembali sadar bisa dibantah. Mereka bisa sadar dengan sendirinya, kembali normal, dan tidak gila😂
"Hey, bangun!" Tangan pembina menepuk pipi orang yang tertidur tadi. Selang sepersekian detik berikutnya dia terbangun dari tidur singkatnya.
Dari situ, aku tertarik dengan hipnotis. Aku ingin merasakan bagaimana rasanya hipnotis. Aku mau menjadi relawan hipnotis.
Kegiatan selesai, aku langsung menghampiri pembina itu. Dengan angkuhnya aku berkata, "Kak, saya tidak percaya hipnotis sebelum merasakannya sendiri!"
"Pinjam tangan kamu," aku memberikan tangan kananku.
"Fokus ke arah telapak tangan kamu, lihat titik di sana, dan kamu akan.... Lemas!"
Telapak tanganku didorong menutup wajahku. Dan benar saja, aku merasa badanku tidak bertulang. Secara otomatis aku merosot ke lantai bagaikan kain yang dilepas tanpa penyangga.
"Bangun," punggungku ditepuk pelan, dan aku kembali mendapatkan tulangku. Ya, sekarang aku tidak merasa lemas lagi.
"Sekarang percaya?" Dia pun pergi setelah aku mengangguk.
Begitukah rasanya hipnotis? Luar biasa. Aku ingin merasakannya lagi.
...♦⚃♦⚃♦...
Satu, dua, .... Tidur!...♦4.5.20♦...
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu, Dua, ... Tidur!
Non-FictionApa yang kalian pikirkan jika mendengar kata "Satu Dua... Tidur!" di dekat telinga Anda? Apakah kalian percaya dengan adanya Hipnosis? Dalam KBBI: Hipnosis adalah keadaan seperti tidur karena sugesti, sedangkan Hipnotis berarti membuat atau menyebab...