Labirin kematian
By : pinkysher_Myta Almeera seorang siswi SMA kelas 12 di SMA Cakrawala tengah bergurau dengan teman-temannya, selepas olahraga tadi mereka berbondong-bondong ke kantin karena Andrian ingin mentraktir makan mereka semua.
"Andrian memang terbaik. Tau aja udah akhir bulan," ucap salah seorang siswa bernama Tejo. Disambut pujian yang lain.
"Haha, bisa aja kalian. Udah nikmati aja makanannya," ucap Andrian atau kerap disapa Rian.
Selesai makan Myta dan Andrian menuju loker. Ketika membuka loker, terdapat amplop coklat yang sedikit lusuh.
"Yan, siapa yang naro ini?" Myta mengernyit heran, tidak pernah ada yang mengirimkan hal semacam ini. Secret admirer? Tidak mungkin, Myta bukan anak populer di sekolah ini.
"Eh, gue juga dapet."
"Ini maksudnya apa ya?" Andrian mencoba membuka perekat amplop nya. Myta melakukan hal sama.
Sebuah kertas usang yang berada di dalamnya. Di kertas itu ada kata yang di cetak tebal, mungkin penulisnya takut sesuatu hal menghapus tulisannya.
"Ada tulisannya Yan, Lo gimana?" tanya Myta, dia melirik tulisan di kertas Andrian. Tulisannya sama.
Mereka menarik nafas bersama, lalu mengucap, "Sauver Geebo Fehu Eihwatz" beberapa detik setelah itu, terdapat lubang yang membuat tubuh Myta dan Andrian tersedot ke ruang dimensi lain.
Di lain tempat, di waktu yang sama. Ayana berteriak kepada Dylano --kakak Ayana-- atau kerap di sapa Dylan. Karena sang kakak terus saja menjahili Aya dengan menaruh cicak mainan di lemari pakaian Aya, membuat aja kaget lalu reflek berteriak. Dylan menutup mulutnya untuk menyembunyikan tawa jahatnya. Tanpa Dylan sadari Aya sudah berada di depannya sambil berkacak pinggang.
"ambil atau aku aduin ke mama!" ancam Aya sembari berpura-pura ingin berteriak. Dylan segera membekap mulut Aya.
"iya, iya bawel.."
ketika Dylan membuka lemari Aya, dia menemukan dua buah amplop coklat tua. "Ay, ini surat cinta dari siapa hayo." Dylan sedikit teriak, Aya segera mendekati Dylan penasaran, karena Aya tidak pernah mendapat surat dari siapapun.
"buka aja, palingan isinya jonk." Acuhnya.
Aya mengambil satu amplop lalu membukanya, Dylan juga melakukan hal sama. Isinya sebuah kertas dengan tulisan aneh yang ditembalkan untung Dylan masih bisa membacanya. "Sauver Geebo Fehu Eihwatz" ucap pelan Dylan dan Aya bersamaan. Tak lama sebuah lubang menyedot mereka menuju dimensi lain.
*****
Andrian dan Myta tengah menyusuri hutan yang sangat lebat setelah lubang ruang dimensi tadi membuangnya di hutan ini. Tiba-tiba Myta melihat sebuah lubang seperti lubang yang membuang ia tadi. Dengan perasaan campur aduk Myta mendekati lokasi lubang itu. Dua orang, perempuan dan laki-laki mendekati Myta dan Andrian.
"Kalian siapa?" tanya perempuan muda, yang bernama Aya.
"Kami seperti kalian, yang masuk kesini lewat lubang laknat tadi. Kenalkan, gue Adrian, dia Myta," ucap Adrian tengah menunjuk Myta.
"Saya Dylan dan ini adik saya Aya. Saya penasaran siapa yang membuat surat itu sehingga membawakita sampai kesini. mari kita cari jawabannya," ucap Dylan mantap, disambut persetujuan dari ketiganya.
*****
Setelah setengah jam, mereka tiba di sebuah pintu besar.
"Selamat datang di labirin kematian, silahkan masuk dan temukan jalannya." Sebuah suara mengagetkan mereka berempat, tapi mereka segera tersadar. Suara itu berasal dari dalam labirin didepannya.
"Labirin kematian? Apa itu?" Ucap Andrian.
"Ayo kita masuk dan segera pulang," Myta mendongkak menatap dengan mantap
"A--aku gak mau masuk," tubuh Aya bergetar saat mengatakannya.
"Ay, kita masuk yuk. Aya ingin cepat pulang kan??" Dylan mencoba membujuk Aya yang terus bergetar ketakutan, "kan ada abang disini, oke?" Akhirnya Aya mengangguk meski badannyaasih bergetar.
***
Sebuah kertas terselip diantara kedua pintu besar didepannya. Dylan mencoba mengambil alih posisi menjadi pemimpin, dia membuka kertas itu, terdapat ruler main di labirin tersebut. Yang isinya seperti berikut:
1. Cari sebuah kertas dan pecahkan setiap teka-teki nya.
2. Jangan sembarangan menjawab pertanyaan
3. Hati-hati dengan jebakan yang ada
4. Untuk menjawab pertanyaan kamu hanya mempunyai waktu 3 menit
Hanya itu yang membekali mereka. Aya merenggut takut. Tapi disentuhnya lengan Aya oleh Dylan membuat Aya kembali tenang.
Pintu yang sedari tadi terbuka, menjadi saksi awal perjalanan panjang mereka. Tembok yang menjulang tinggi seperti raksasa yang mengelilingi tubuh ringkih mereka berempat.
Beberapa menit berlalu keadaan tampak tenang, tapi di depan mereka terdapat sebuah pintu lagi. Mereka langsung berlarian untuk segera pulang. Pintu itu keras tak terbuka.
"Mungkin kita harus menemukan pertanyaan yang harus kita pecahkan, sesuai ruler di pintu utama tadi," ujar Myta berspekulasi. Dia menemukan sebuah kertas terselip diantara batu dekat pintu raksasa itu.
Kertas itu terdapat isinya 'ia selalu berjalan meski kau diam, namun kau tak menyadarinya, bahkan terkadang manusia melupakannya. Ia tak bisa berbalik.'
"Apa ini?" Dylan mengambil alih kertas yang di pegang Myta, dan membacanya.
"Ada yang tahu jawabannya?" Tanya Andrian. Semuanya berpikir, lalu menggeleng.
"Mungkin jawabannya bayangan?" Celetuk Aya. Tiba-tiba sebuah pisau melesat tepat di dadanya.
"Ayaaaaaaa.." teriak Dylan pilu. Dia tak bisa menjaga Aya dengan baik. Dylan merengkuh Aya, menangis dalam diam. Myta mendekati Dylan dan ikut merengkuh Aya, Myta pernah berada di posisi Dylan. Kehilangan.
_____________
-----
Untuk membaca kelanjutan cerita ataupun ingin berbincang-bincang silahkan ke lapak authornya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemintang
Short StoryHorn of Night 1st antologi. Dari bintang mereka datang hanya untukmu, menuturkan berbagai cerita hingga kamu terbawa ke dunia fantasi mereka.