Satu

120K 1.3K 61
                                    

04.48
Tap tap tap

Suara ringannya langkah kaki terdengar dilorong rel kereta yang tampak gelap subuh ini. Sebuah rel kereta api yang diam diam menjadi saksi bisu banyaknya tragedi pembunuhan yang terjadi. Pembunuhan yang dengan lihainya disembunyikan rapat-rapat.

Seorang pria bersetelan hitam tampak berjalan berlawanan arah dengan sosok pria lain berjaket kulit cokelat. Suara langkah keduanya bagaikan alunan musik dikeheningan itu. Langkah keduanya pun kian dekat dan intim.

Hingga akhirnya sosok pria berjaket cokelat itu mengangkat tangan kirinya dan menembak perut pria tak berdosa itu. Tak ada satu telinga pun yang mendengar tembakan itu. Peredam suara telah menjadi alasan terbesarnya.

Pria bersetelan hitam itu jatuh tersungkur memegangi perutnya. Sang pelaku tak perlu repot membuang jasad korbannya. Sebab dibelakangnya sudah ada dua pria yang menjemput jasad korban itu dan membawanya entah kemana.

Sedangkan si pria bersenjata terus berjalan tanpa rasa bersalah dan belas kasihannya. Tangan kirinya bergerak memasukkan pistol kedalam saku celananya. Mulutnya mengrluarkan kepulan asap rokok yang sedari tadi dihisapnya. Meninggalkan bau tembakau bercampur cengkeh yang pekat di indera penciumnya. Namun itu adalah salah satu aroma favoritnya. Selain aroma cengkeh bercampur tembakau,dan aroma darah,ia mempunya satu aroma yang menjadi candu terbesar untuknya. Aroma seorang Rossyana Launika.

Pria itu,Kelvin jonathan wackiston cloros. Adalah seorang mafia picik berotak bulus yang handal dalam perihal bunuh membunuh. Seorang mafia kelas kakap yang tak kenal ampun dalam membunuh targetnya. Dengan satu kali tembakan pistolnya,sudah dapat mendatangkan berjuta uang untuknya. Uang yang ia gunakan untuk keperluannya bersama Rossy. Serta uang yang ia gunakan untuk menyulap kekasihnya,Rossy menjadi sosok wanita yang ia inginkan.

Bukan hanya itu. Ia mendapatkan kesenangan tersndiri dengan membunuh. Tak jarang ia menyiksa para korbannya dengan cara menusuk berulang kali para korban dengan pisau buah atau menguliti korbannya hidup-hidup.

Dengan senyum miring pria itu terus melangkah memasuki sebuah gang yang lumayan besar. Matanya celingukan waspada kesekitarnya saat sayup-sayup ia melihat seorang pria berjaket mengenakan topi berjalan kearahnya. Keduanya berpapasan dalam diam. Hanya tangan mereka yang bergerak cepat.

Kelvin dengan sigap menerima sebuah amplop coklat yang tebal dari pria misterius itu.

Kelvin terus berjalan. Sekiranya sudah jauh,ia bersandar disebuah dinding sambil membuka amplop berisi jutaan uang yang tersusun dengan rapi didalamnya. Kelvin kembali menyesap rokonya dalam-dalam dan kembali menghembuskannya ringan.

Kembali melangkah kesuatu tempat dan mulai menyusun strategi merencanakan hal yang baru.

______________________________________________

"Bos,kau sudah datang." Sambut seorang pria pada Kelvin saat dirinya baru memasuki sebuah mansion besar yang menjadi tempat tinggalnya dan juga para anak buahnya.

"Dimana Rossy?" Kelvin dengan ringan mendudukkan pantatnya disofa empuk berwarna putih.

"Aku tak melihatnya keluar kamar hari ini. Terakhir keluar tadi malam bersama bos." Jawab pria itu.

"Dimana Jony?" Kelvin menaruh sebatang rokok dimulutnya dan menyalakan api pada ujung rokok itu. Kembali untuk menyesap rasanya.

"Dia ada didapur bersama Joko."

"Panggil kemari!" Suara Kelvin terdengar lebih mendominasi. Matanya terpejam tenang sambil menyandarkan kepala di sandaran sofa. Dan masih dengan menyesap nikmat rokonya.

"Siap bos!" Dengan cekatan,anak buah Kelvin pun langsung melaksanakan apa yang ia perintahkan.

Mata Kelvin terbuka menatap atap diatasnya yang menjadi lantai kedua dari mansionnya ini. Tepat diatasnya adalah kamar yang biasa ia tempati bersama dengan Rossy. Bibirnya terangkat mengingat kembali sosok Rossy. Ia sebenarnya sudah tak sabar bertemu wanita itu. Namun,ia harus menahannya sebelum bertemu dengan anak buah kepercayaanya,Jonny.

IM YOUR BITCH,MY MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang