Menara Besi
By : evlinheart
Seorang gadis duduk dengan nyaman di bawah sebuah menara besi tua, menikmati angin yang membelai padang rumput luas bersama matahari yang menghujam siapa saja dengan teriknya cahaya abadi miliknya.
Krang.
Bunyi deritan dari sekumpulan kerangka besi yang ringkih mengagetkan si gadis. Seperti akan rubuh, karat dari menara yang masih berdiri kokoh ini berebut menceritakan segala yang telah mereka lalui bersama inangnya hingga mampu bertahan selama ini. Benda lapuk itu adalah seorang veteran perang, tugas yang diembannya di masa lalu membuatnya bangga akan dirinya yang masih sanggup berdiri kokoh walaupun tak lagi memiliki tuan.
Gadis bergaun hitam itu telah jatuh hati pada segala hal yang ada di hadapannya.
Sedetik kemudian beberapa ekor kupu-kupu keluar dari dalam mulut si gadis. Dengan hembusan nafas pelan sayap kecil mereka mengepak membelah udara. Di saat yang bersamaan sekumpulan mahkluk serupa datang entah dari mana lalu dengan lancangnya mendarat di tubuh gadis majikan yang sebagian besar tertutup brokat hitam, melaporkan segala yang telah mereka lalui pada sang tuan.
Gadis cantik itu mendongak ketika cahaya panas terasa menyengat kulit tangannya. Benarkan, dagingnya menguap begitu saja menampakkan kerangka dari jari-jari runcinya yang hitam dan berkilau bak cahaya pelangi dari sebongkah berlian. Pertanda bahwa si cantik harus kembali ke dalam negeri kegelapan yang hanya berjarak beberapa langkah dari markasnya ini.
Suara berisik dari lantai hutan mengiringi langkah si gadis yang sedang memasuki negeri kegelapan tempatnya pulang. Nyanyian dari dedaunan kering yang terseret bersama gaunnya setidaknya mampu menyamarkan suara dari serangga raksasa yang bukan main bisingnya.
Selimut kegelapan mengantar gadis itu masuk ke dalam lebatnya hutan yang sudah seperti halaman belakang rumahnya sendiri. Dirinya adalah seorang penguasa, bukannya mau sombong tapi begitulah adanya. Apa boleh buat memberikan mahkota tertinggi pada bocah ingusan sepertinya adalah keputusan terakhir yang jauh lebih baik daripada membiarkan cahaya membakar di luar sana mendobrak masuk lalu merubah seluruh penghuni negeri ini menjadi abu persis seperti apa yang jari gadis ini alami.
"Apa yang kau lakukan di tempat ini?." Suara seorang pria dewasa mengagetkan si gadis.
Suara berat itu milik seorang centaurian. Tubuhnya yang tinggi dan tegap terbalut pakaian dari kulit binatang, ditambah senjata besar di punggungnya menegaskan bahwa dirinya adalah pemimpin dari kawanan yang sedang beristirahat di belakangnya. Dirinya tampak sangat gagah dan berwibawa bertolak belakang dengan gadis kita yang terkesan sembrono dan pendek akal.
"Yo! Ignar." Balas si gadis dengan candaan.
Sikap hormat gadis ini tidak berlaku pada orang-orang yang juga tidak menghormatinya.
"Berhentilah pergi ke luar sana tuan puteri." Sambung Ignar menyimpulkan keadaan setelah melihat kondisi jari gadis lawan bicaranya.
"Ini? Itu... gigitan serangga." Gumam si gadis yang ternyata adalah seorang puteri polos yang sama sekali tidak pandai berbohong.
Ignar menggulirkan matanya. Jika difikirkan lagi dirinya masih tidak sanggup memaksa otaknya untuk menganggap gadis seumuran yang sedang bicara dengannya ini adalah pemimpin seluruh ras yang menghuni setiap inchi negeri ini.
"Ghoul itu bukan serangga." Tukas Ignar berusaha menekan emosinya.
"Ow, kau benar. Ah? Kupu-kupunya! Mereka terus saja menghalangi pandanganku dan kau tahu gigitan ghoul itu sangat berbahaya, kau juga jangan sampai digigit ya." Cetus sang puteri semakin menyulut emosi mahkluk setengah kuda di hadapanya.
"Ck. Ghoul adalah mahkluk penjaga perbatasan negeri gelap dengan negeri cahaya, jika kau sampai bertemu mereka artinya kau pergi ke negeri itu lagi." Murka Ignar yang sudah tidak mampu menahan amarahnya.
"Hm,itu...." Sang puteri hanya bisa menggumam tanpa mampu membalas tatapan Ignar.
"Kami berada di sini bukan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang kau timbulkan." Tegas Ignar mengakhiri percakapan lalu kembali ke kawanannya yang akan segera melanjutkan migrasi mereka menuju daratan yang dihuni ras elemental sang pengendali empat elemen Bumi.
Cih, padahal hanya Ignar. Sang puteri diam sejenak memperhatikan kawanan centaurian yang berada tidak jauh darinya kemudian berlalu pergi ke tujuan awalnya.
Sang puteri melanjutkan perjalannya dengan berlari dengan kecepatan super hasil dari kemampuan rasnya. Hanya dalam hitungan menit dirinya tiba di sebuah istana batu nan megah yang dihiasi ukiran-ukiran emas, bangunan itu menjulang tinggi menembus atmosfer kelam di atasnya. Bebatuan yang mengambang secara misterius di sekitanya dijadikan pijakan oleh tuan puteri untuk pergi semakin tinggi melebihi istana itu sendiri untuk menemui penjaga di puncaknya.
Dia adalah Crrodn sang penjaga langit. Tubuhnya sangatlah besar melebihi ras titan karena itu dirinya mendapatkan kehormatan untuk memastikan negeri gelap di bawahnya tetap berada dalam kegelapan. Sang penjaga lalu melakukan isyarat berlutut kepada sang pemilik kekuasaan tertinggi membuat puteri yang hanya seukuran sebidang dahinya tersipu lalu tersenyum.
Croddn mulai menceritakan sebuah kisah yang selalu diulangnya. Sebuah tragedi mengenai peperangan yang merenggut eksistensi dari sebuah ras yang merupakan pondasi fital dari negeri berunsur hitam ini.
Kisah itu bermula dari sebuah menara besi yang dibuat oleh ras horn ribuan tahun yang lalu. Horn adalah ras petarung dengan penampilan layaknya manusia yang menjadi pembeda dari mereka adalah kerangka, rambut, iris mata dan darah mereka yang berwarna hitam. Mereka mampu memanipulasi kerangka itu menjadi bentuk lain seperti ekor atau tanduk bahkan menjadi baju perang. Horn juga memiliki hewan yang merupakan bagian dari diri mereka yang disebut soul beast. Soul beast? Puteri cantik kita menyebutnya 'pesuruh'.
Singkat cerita horn dengan pasukan terkuat mereka sekalipun bukan tandingan dari sifat tamak yang dimiliki manusia. Kekalahan itu membuat manusia bebas membantai seluruh horn dan ras lainnya yang tersisa, terus seperti itu hingga sekarang. Tanpa adanya ras horn negeri kegelapan kehilangan kesaktiannya, cahaya masuk semakin dalam membunuh segala mahkluk yang tidak mampu hidup di dalamnya.
Satu-satunya horn yang tersisa adalah puteri cantik kita yang sedang berbaring di atas kepala Croddn. Tangannya terangkat berusaha meraih udara. Seluruh ras yang tinggal di negerinya tidak tercipta untuk menyelesaikan segala masalah yang puteri ini buat. Tentu saja sang puteri mengetahuinya. Mengenai takdir yang mengatakan bahwa negerinya akan musnah bukannya sang puteri tidak mengkhawatirkannya. Seekor burung tidak bisa bertanya pada seekor ikan bagaimana caranya untuk terbang. Tidakkah mereka sadar bahwa sang puteri sendirian? Tentu saja dirinya akan berusaha sekuat tenaga untuk....
"A!." Sang puteri memekik kaget.
Pesuruh nomor 7701 baru saja menyampaikan sebuah kabar dari masa depan. Takdir baru saja mempermainkan sang puteri dengan tiba-tiba berpihak padanya. Sebuah takdir yang akan membawa kebaikan untuk kedua negeri dengan syarat sang puteri harus pergi ke dataran manusia lalu bicara pada mereka.
Kau bercanda? menginjakkan kaki ke negeri manusia adalah impian terbesar sang puteri. Mungkin dirinya harus berterima kasih pada pesuruhnya ini kapan-kapan.
Benarkah? Apakah akan selancar itu?. Tuan puteri yang naif hanya membiarkan apa yang diinginkannya memenuhi fikirannya.
----
Jika ingin berbincang-bincang atau membaca cerita lebih lanjut, silahkan ke lapak authornya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemintang
Historia CortaHorn of Night 1st antologi. Dari bintang mereka datang hanya untukmu, menuturkan berbagai cerita hingga kamu terbawa ke dunia fantasi mereka.