~3~

79 4 0
                                    

"Kadang hanya untuk membuatmu nyaman aku harus bersikap menjadi wanita penuh pengertian walau tidak bisa dijelaskan bentuk artinya"

🍁🍁

"woy kebo bangun," Nura yang sedang menikmati mimpi indahnya terganggu dengan suara bising seseorang.

"ngantuk, jangan ganggu nadin!"
Nadin menghela nafas melihat nura yang susah dibangunkan, padahal dia ingin mengajak nura berkeliling di taman mumpung hari weekend ini cuacanya sangat cerah.

"ayolah ra, masa hari libur gak ngapa-ngapain,"

"ishh lu gak liat gue lagi tidur,lagian bisa hari minggu" dengan mata yang masih tertutup nura menjawab perkataan nadin, sahabat ternyebelinnya itu.

Hari ini hari sabtu dan memang setiap sabtu dan minggu 'sma jaya bangsa' libur.

"lanjut tidur apa ke gramed," oke! Mata nura terbuka dan langsung segera berlari kearah kamar mandi.

Nadin melongo tak percaya dan menggelengkan kepala melihat tingkah ajaib sahabat gilanya.

🌸ketoskiller🌸

Nura dan nadin berjalan mengelilingi taman dekat sungai yang kebetulan tidak jauh dari rumahnya.

Nura sesekali menghentakkan kakinya kesal karena merasa dibohongi oleh sahabat gilanya.

'jadi sebenarnya yang gila siapa? Oke yang gila authornya guys'

"Ra didepan sana katanya ada cafe klasik gitu deh, banyak bukunya," Nura berbinar mendengar perkataan nadin, namun sedetik kemudian dia memasang wajah datar.

"gue gak mau ketipu lagi,"

"ayolah ra kali ini beneran," nura seperti menimbang-imbang melihat muka nadin yang mencoba meyakinkannya.

"okedeh, cuss," dengan semangat nura menarik tangan nadin dan menyeretnya berlari.

Dan memang benar tidak jauh dari taman terdapat kafe yang sepertinya baru-baru ini dibuka.

"lumayan juga," gumam nura menilai bangunan kafe itu.Didepannya seperti taman bunga dan rumput bertulisan selamat datang. Tema dindingnya memakai tiga dimensi membuat kafe ini semakin menarik perhatian. .

Nura dan nadin pun masuk kedalamnya dan duduk disalah satu bangku dikafe tersebut. Mata nura langsung berbinar melihat di sisi kanannya terdapat rak buku.

Setelah memesan minuman nura berjalan kearah rak buku.

"Gak dimana-mana buku ya," Nura menoleh kaget pada suara familiar itu.

"salman? Lo juga disini?" salman hanya mengangguk dan ikut memilih buku di samping nura.

Keheningan tercipta di antara mereka berdua membuat nura tak nyaman. Salman menyadari keanehan nura yang bergerak sana-sini dan mengangguk paham jika nura tidak nyaman suasana sepi.

Nura paling membenci kesunyian, menurutnya kesunyian membuat semua orang menyedihkan.Namun salman tau di balik itu semua nura seperti pernah terjadi sesuatu. Trauma? Entahlah...

Setelah memilih-milih buku dan membaca singkat salman beranjak dari sana meninggalkan nura yang mencari-cari buku yang cocok dengannya.

"lama," nura yang baru duduk menyengir kepada nadin yang sedang kesal.

Setelahnya mereka meminum minuman mereka sesekali mengobrol dan setelahnya tertawa-tawa.

Dari kafe mereka memutuskan untuk pulang karena cuaca semakin panas.

"masih jam 2 padahal, kok pulang?"
Nura menghela nafas mendengar gumaman nadin.

"gue mau lanjut tidur,"

"tidur makan tidur lagi, heran gue kok lu gak gemuk," Nura tertawa mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan nadin.

"gimana gak gemuk, orang habis makan dikeluarin lagi," ujarnya dalam hati.

"lu kenapa ketawa sendiri?" heran nadin. Nura yang menyadari itu sesegera mungkin menormalkan mukanya.

"gak,"

🌸ketoskiller🌸


Nura membaringkan tubuhnya di kasur kesayangannya. Libur seperti ini nura sangat senang bermanja-manja di pulau kapuknya.

Tok tok..

Suara itu membuat nura yang memejamkan mata seketika terbuka dan berdecak kesal. Ia menyumpah serapahkan orang yang dibalik pintu karena sudah mengganggu waktu istirahatnya,ia pun dengan frustasi mengacak-acak rambutnya seperti orang kesurupan dan menggeram.

Nura membuka pintu kamarnya dengan malas dan ingin berteriak marah di depan orang tersebut.

Ceklek

Nura diam ditempat, tidak tau ingin merekspresi bagaimana setelah membuka pintu dan melihat siapa yang ada di hadapannya kini.

Entah ingin kaget, teriak marah seperti rencananya tadi, atau malu karena rambutnya kini berantakan.

"salman? Ngapain ke rumah," Nura yang berniat mencaci orang itu seketika tidak lagi berminat karena ternyata orang itu adalah salman,cowok ramah bermulut pedas.

"Gue minta anter lu belanja,"

"hah?"

Salman menghela nafas dengan ekspresi nura yang cengo. Tangannya terulur ke dagu nura dan menutup mulut cewek itu supaya mingkem.

Nura menutup mulutnya rapat-rapat dan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.

"kalo gitu gue siap-siap dulu dan tunggu gue didepan,"

Brakk..

Salman menghela nafas gusar,sepertinya ia salah menjemput orang untuk menemaninya belanja.salahkanlah ibunya yang memberi tugas belanja di pasar dan menyuruh nura menemaninya.

Selang beberapa menit nura menghampiri salman yang bersender ditembok depan rumah.

"udah, kuy." Salman mengangguk dan berjalan dengan nura menuju motornya. Setelah nura menaiki motor dan memakai helmnya barulah ia menjalankan motornya.

Motor salman membelah ramainya jalanan padahal jam segini teriknya matahari begitu panas.

Salman memarkirkan motornya di tempat khusus parkir motor dan berjalan dengan nura dibelakangnya menuju pasar.

Salman terus mengikuti dan memperhatikan nura yang sedari tadi berkeliling dan sesekali menawar kepada penjual tanpa minat mencoba bantu menawar.

Salman berfikir nura begitu handal dalam berbelanja.Ibunya memang pintar memilih nura untuk menemaninya, karena sekarang salman seperti seseorang yang mengantar nura belanja bukan sebaliknya.

"hmm kayanya udah cukup deh." Nura memperhatikan belanjaannya yang dipegang salman. Salman hanya mengangguk dan menarik tangan nura membuat nura terlonjak kaget, walau begitu ia tetap melangkah mengikuti kemana pria itu membawanya.

Dan ternyata salman menghampiri penjual bakso dan duduk dibangku yang sudah disediakan, ruangan ini lumayan pengap namun untungnya tersedia kipas kecil diatas tembok.

Pengunjungnya lumayan ramai hari ini padahal sudah menjelang sore. Tak lama pesanan yang dipesan salman datang. Keduanya dengan tenang memakan tanpa sepatah kata.

Cukup pada salman nura tidak banyak bicara, cukup pada salman nura sabar dengan keheningan, cukup pada salman juga jantung nura berdetak tidak karuan.

Tbc...... :)

Ketos KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang