SISI GELAP

23 1 0
                                    

Di sebuah kamar, kamar yang tidak begitu luas namun selalu menjadi tempat istirahat ku ketika merasakan lelah ataupun menjadi tempat ketika aku sedang mengutarakan kata-kata yang ada di benak ku dan di kamar yang tidak begitu luas ini aku merasakan kenyamanan karena di kamar ini tidak ada yang bisa mengusik diriku.
Ya, inilah aku Risky Rikarna yang selalu menghabiskan waktunya di dalam kamarnya yang tidak begitu luas miliknya, kertas putih polos yang menjadi sahabat baginya, sahabat yang bisa menjadi wadah untuk menampung kata-kata miliknya dan pena yang selalu menjadi rekannya untuk mengutarakan semua kata-kata yang ada di benaknya.
Namun pada saat itu seketika saja tubuh ini terbangun dan beranjak dari tempat tidur ku, akupun melangkahkan kaki ku dan langkah kaki ku itu mengiringi diri ini untuk pergi ke teras depan rumah ku.
Di depan teras rumah ku, aku mengakhiri langkah kaki ini dan merasakan keheningan malam di saat itu disertai suara angin yang berhembus, seketika itu pula hembusan angin itu menghampiri diriku dan menghembuskan rasa dingin yang ia miliki ke seluruh tubuhku,  hembusan angin itu membuat tubuh ini terasa menggigil namun diri ini tidak ingin beranjak dari tempat itu, karena tubuhku sangat menikmati hembusan angin itu namun seketika saja terdengar suara yang berbeda dari suara hembusan angin pada malam itu, kepala ku spontan menoleh ke sumber suara itu, ternyata suara itu adalah suara pintu yang di buka oleh Ibu ku, dan akupun menolehkan kepala ku kembali sambil berkata"Ahh....ibu bikin kaget saja"
Ibuku pun langsung bertanya kepada ku" apa yang kau lakukan di luar selarut ini" ujarnya pada saat itu, "tidak melakukan apa-apa, hanya ingin menikmati hembusan angin pada malam ini" kata ku pada saat itu.
Dan kamipun saling berdialog di depan teras rumah.
Ibu : emngnya apa yang iky nikmati dari hembusan angin ini "ibu memanggil ku dengan nama Iky nama yang begitu akrab di antara ibu dan anak. Ya itu lah nama panggilan ku saat aku masih kecil.
Iky : yahh.... Menikmati rasa dingin nya "aku menjawab sambil tersenyum"
Ibuku pun menyuruh aku masuk ke dalam rumah"masuklah sudah, nanti iky sakit" ujarnya pada saat itu, lagi-lagi ibu memanggil ku dengan sebutan iky.
Aku pun menjawab" Luanlah ibu masuk nanti iky nyusul" ibupun berkata"yaelahhh ni anak ngk mau dengar, ibu kunci pintu kalau Iky tidak masuk"  dan Secara spontan tubuh ku berbalik ke arah dimana Ibuku berdiri dan berkata" Jagan lah begitu bah, masa anak sendiri mau di kunci di luar" sambil tersenyum dan disertai langkah kecil yang mengiringi tubuh ku menuju ke arah pintu itu.

Aku dan ibuku pun masuk kedalam rumah dan aku mendengar Ibu mengunci pintu dan akupun menolehkan kepalaku ke arah ibu dan seketika saja inipun menoleh ke arah ku dan berkata"apa kiat-kiat ibu mau ibu kunci di luar kah" candanya pada saat itu dan aku pun tersenyum sambil menoleh kan kepala ku kembali, kamipun memasuki kamar masing-masing ibu memasuki kamar nya dan aku kambli masuk ke kamar yang tidak begitu luas namun nyaman bagik.
Aku mengunci pintu kamar dan langsung berjalan ke arah tempat tidur ku dan merebahkan tubuh ku ke tempat tidur ku dan sambil memikirkan kata-kata yg timbul di benak ku, setelah lama terfikirkan kata-kata yang ada dalam benak ku akupun mulai memejamkan mataku, ketika aku terlarut dalam tidur ku dan tiba" saja aku berada di suatu tempat yang terang dan akupun bertanya pada diriku sendiri dimana ini? Dan seketika saja aku melihat di sekitar terang nya tempat itu ada tempat yang gelap dan aku berjalan menghampiri kegelapan itu namun aku tidak masuk kedalam kegelapan itu dan akupun melihat dari luar kegelapan itu ada seseorang yang berdiam di dalam kegelapan itu tampak nya seperti seorang wanita yang aku kanal namun belum jelas pada saat itu, aku pun bertanya dari kejauhan dengan intonasi nada suara yang tinggi" heyy....dimana ini? siapa kamu? Dan Mengapa kamu berada di kegelapan itu?" Pertanyaan yang langsug bayak aku tanyakan padanya saat itu" iapun langsung menolehkan kepalanya ke arah dimana aku berdiri, namun ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun ia hanya tersenyum dari kejauhan yang di selimuti oleh kegelapan itu,
Akupun merasa terheran mengapa aku bisa melihat senyuman nya padahal aku jauh darinya ditambah lagi aku bisa melihat senyuman itu, sedangkan ia berada dalam kegelapan. Aku pun bertanya lagi kepada nya "Mengapa kamu hanya tersenyum? Mengapa kamu tidak bicara, apa kamu bisu?, Di mana kita ini?" Pertanyaan demi pertanyaan pun keluar terus menerus dari benakkudan namun ia hanya tersenyum dari kejauhan aku tidak mengerti dan ia pun memberi sebuah isyarat atau bahasa tubuh dengan menggunakan tangan nya seketika itu ia langsung mengangkatkan tangan kanannya dan jari telunjuk nya mengarah kepada ku, aku jadi bingung apa yang ia lakukan diasana

Sisi Gelap Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang