Imagine 32 | bagian 2 ✔

6.8K 769 31
                                    

Kamu memasuki rumah nenek Sehun tanpa senyum di wajahmu, dan ketika masuk ke dalam rumah, nenek Sehun bertanya tepat seperti apa yang Sehun katakan dan kamu hanya menjawab seperti apa yang Sehun minta. Setelah itu kamu segera kembali ke kamar untuk beristirahat. Merebahkan badanmu di kasur, terdiam sejenak seraya memikirkan Sehun.


"Tenang y/n Sehun hanya bertemu teman lamanya, jadi tidak usah khawatir" katamu sambil tersenyum tipis ketika berusaha menetralkan perasaanmu sendiri.

Tapi tetap saja, setenang apapun kamu mencoba kamu terus merasa seperti marah dan sangat cemburu kepada Sehun yang telah meninggalkanmu seorang diri di tempat yang tidak pernah kamu tahu sebelumnya, demi seorang perempuan. Yaa.. walau itu teman lamanya tetapi tetap saja!, apa Sehun tidak bisa membawamu pulang terlebih dahulu?.

"Hufftt.." kamu menarik nafas panjang dan membuangnya kasar. Kamu sangat ingin menghubunginya namun kamu juga sangat gengsi untuk melakukannya, lantas kamu memilih tertidur dan berharap Sehun sudah pulang ketika kamu bangun nanti.

*

Nenek Sehun membangunkanmu pada pukul 8 malam untuk segera makan malam, sebenarnya nenek Sehun tidak tega membangunkanmu karena kamu terlihat sangat lelah ketika tertidur. Tetapi ia harus membangunkanmu karena nenek Sehun tidak ingin kamu melewatkan makan malam.

"Apa Sehun sudah pulang nek?" Itu kalimat pertama yang kamu lontarkan kepada nenek Sehun pada saat beliau membangunkanmu.

Nenek Sehun menggeleng. "Belum tapi paling sebentar lagi ia akan pulang, jadi makanlah duluan tanpanya" ujar nenek Sehun sebelum ia pergi meninggalkanmu.

Kamu pun termenung sebentar memikirkan apa saja yang dilakukan Sehun sampai ia belum juga pulang, namun setelah itu kamu segera turun ke bawah untuk makan malam karena sedari tadi perutmu sudah berbunyi.

Ketika kamu baru turun beberapa langkah, datanglah Sehun dengan wajahnya yang berseri-seri. Kamu menghentikkan langkahmu di salah satu anak tangga dan menatap Sehun datar, ketika mata Sehun melihat dirimu kalian berdua saling terdiam sebentar sampai Sehun tersenyum tipis kepadamu.

"Hai" sapa Sehun yang entah mengapa menjadi canggung.

Kamu hanya tersenyum kepadanya lalu berjalan melewati Sehun tanpa mengatakan apapun. Sementara Sehun hanya membiarkanmu dan ia pergi ke kamarnya.

Semenjak saat pertemuan Sehun dan Jihan, Sehun telah sedikit berubah. Sehun menjadi lebih sering pergi dengan Jihan ketimbang denganmu dengan berbagai alasan karena ia sudah lama tidak bertemu dengan Jihan lah, karena Jihan membutuhkannya sebagai refrensi bagaimana cara menjadi trainee dan sebagainya. Intinya hampir setiap hari Sehun menemui Jihan, sampai Sehun tidak pernah makan malam bersama karena Jihan.

Seperti tidak ada gunanya Sehun mengajakmu kemari, dan apa katanya kamu pasti akan betah di sini? Haha.. itu semua omong kosong, Sehun lah yang membuatmu semakin tidak betah disini. Untung saja ada nenek Sehun yang menemani mu, jadi rasa bosan mu sedikit hilang karena nenek Sehun termasuk orang yang cukup menyenangkan untuk dijadikan sebagai seorang teman.

"Kau ingin kemana Sehun?" Tanya Nenek yang melihat Sehun keluar dengan pakaian rapi ketika kamu dan nenek sedang merajut bersama.

Kamu yang membelakangi Sehun menghentikan sejenak aktivitasmu lalu melanjutkannya kembali tanpa menoleh kearahnya, kamu juga sudah malas bertanya kepadanya karena kamu sudah tau jawaban Sehun pasti akan bertemu dengan Jihan, lagi.

"Bertemu Jihan nek" jawab Sehun sesekali melirik mu yang tengah membelakanginya.

Tubuhmu menegak dan hatimu terasa berdesir menahan perih mendengar jawabannya, benar bukan?. Kamu rasa sepertinya perasaan Sehun kepadamu telah.. berubah mungkin.

Imagine ; EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang