Chapter 2: You dunno me? I'm the bigest Mafia.

393 5 3
                                    

Kediaman Kim's Family.

Pagi yang cerah ini seperti biasa keluarga besar dari Kim's Family aka keluarga cemara milik Jennie dan Jongin sedang melaksanakan ritual paginya.

Eits, ini bukan ritual biasa ya. Mungkin bagi orang normal ritualnya adalah mereka akan Sarapan baru bekerja. Tapi karna keluarga Kim kurang normal—eum apa bahasa halusnya? Ah! Maksudnya agak Gesrek, jadi yang pertama mereka lalukan adalah bertengkar dan saling memaki.

Tidak, tidak. Mereka bukan keluarga yang kacau balau. Hanya saja, mereka keluarga yang aneh tapi unik. Aneh dalam artian tak biasa, unik dalam Artian.....ya you know lah I mean, right? Berbeda dari yang lain. Ya semacam itulah. There is the Mafia family.

Ya misalnya seperti ini, pagi hari yang cerah ini harus dibumbui kata-kata makian dan umpatan yang Jennie lontarkan untuk suami dan putranya.

"Hey bodoh! Cepat bangun dasar pemalas!! Kau mau rejekimu di patok kuda kalau bangun siang, hah?!" omel Jennie tepat di kamar Andrea.

"Aduuhhh ibu! Ini masih pagi sekali untuk bangun!!! Biarkan putramu yang tampan ini menikmati waktu tidurnya sebentar lagi!" balas Andrea masih tiduran diatas kasurnya sembari menutupi d tubuhnya dengan selimut.

Jennie hanya bisa merotasikan matanya jengah."Ya dan setelahnya akan ku pastikan kau tidur dirumah tuhan, dasar idiot!" hujat Jennie sembari menarik kasar selimut Andrea hingga terjatuh kelantai. "Cepat bangun atau ibu akan mengguyurmu dengan air tinja!" ancam Jennie lagi.

Dengan perasaan dongkol, Andrea bangun dari posisi tidurnya. Mata yang masih terlihat setang terbuka itu menatap malas sang ibu.

"Cepat mandi lalu bersiap, dan setelahnya turun lah untuk sarapan. Bibi Yani sudah menyiapkan sarapan." ucap Jennie, Andrea yang masih mengumpulkan nyawanya hanya bisa celingukan tak jelas. "Hey, kau dengar tidak?!"

"Tsk, iya, iya aku dengar, buu!" seru Andrea dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Dasar anak kurang ajar—Ya tuhan!" pekik Jennie saat merasa ada yang memeluk pinggangnya dari samping.

"Baby, kau berisik sekali sih pagi-pagi buta begini, hm? Tidurku terganggu sayang." ucap Jongin sembari menyandarkan kepalanya dibahu Jennie.

Tak!

"Aduh! It's hurt, babe!" ringis Jongin sembari mengelus kepalanya yang menjadi korban jitakan Jennie.

"Kau juga sama saja, Jon! Kalian berdua sama sekali tak berguna!" hardik Jennie, dan langsung menghempaskan tangan Jongin dengan kasar. "Jon, kau urus sana putramu yang menyebalkan itu." ujar Jennie dan setelahnya pergi meninggalkan kamar Andrea.

Kini di kamar Andrea hanya ada Jongin dan Andrea. Jongin kemudian menghampiri Andrea dan duduk dikasur Andrea.

"Hahhh, aku tau deritamu, Ndre. Kau yang sabar ya?" celetuk Jongin sembari menepuk punggung Andrea.

"Aku tau, Ayah juga harus sabar menghadapi istri gila macam ibu. Aku heran kenapa ayah mau sih menikahi ibu yang ganas seperti itu? Ayah di santet?" dan setelahnya perkataan Andrea sukses dibalas pukulan sayang dari sang Ayah dikepalanya.

"Mulutmu itu, Ndre. Ingin ku ledakan dengan bom atom?" ujar Jongin sedangkan Andrea hanya mengacungkan dua jari tanda damai.

"Bukan begitu, aku hanya.......yeah, heran saja begitu." ucap Acuh Andrea.

Crazy Rich (마뷔아 AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang