05. Suara Itu...

2.4K 450 233
                                    

Jangan lupa vote dan komen di setiap paragraf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen di setiap paragraf.

Happy reading 💙

••••••

Pagi ini kinan langsung bergegas menuju ke kelasnya. Cuaca pagi ini cukup bersahabat, cerah dengan sinar mentarinya.

Kinan menghembuskan napas lega saat masuk ke kelasnya, dia melihat kelasnya masih sepi, hanya ada Reyya yang sedang menulis di sana, sangat tepat untuk membahas tentang misteri kematian Arga. Dia butuh teman untuk membantunya.

"Rey," panggil Kinan, deru napasnya kencang, karena sebelumnya berlari menuju kelas.

Reyya berhenti menulis, ia menatap Kinan berdiri di depannya. "Kenapa kamu sesak nafas begitu, mending duduk dulu deh."

Kinan menetralkan Detak jantungnya. Setelah beberapa lama baru ia duduk.

"Reyya kamu mau membantuku?" Kinan berbisik di telinga Reyya.

Reyya belum menjawab, dia sedang memasukkan buku catatan kecilnya ke dalam tas.

"Membantu apa?" Reyya menoleh dan mengerutkan keningnya.

"Ssst..." Kinan meletakkan jari lentiknya di depan bibir, tandanya dia menyuruh diam.

"Why?" tanya Reyya, bingung sekaligus tak mengerti.

"Berbisik aja, nanti orang lain denger."

"Oh, oke," Reyya mengangguk.

Kinan menoleh ke kanan dan ke kiri, melihat keadaan, takut kalau saja ada yang menguping.

"Begini, Arga..." ucap Kinan ragu.

"Arga?!" potong reyya. "Kenapa Arga, bukannya dia sudah meninggal?" Reyya yang bingung semakin bingung.

"Dengarkan aku dulu, jadi ceritanya begini," Kinan menarik napasnya dalam-dalam. Ia menceritakan dari awal ia bertemu dengan Arga sampai sekarang. Awalnya Reyya kaget tapi setelahnya Reyya bersikap biasa saja.

"Jadi Arga mengikutimu?!" tanya Reyya antusias.

"Ya gitulah. Kamu mau bantu aku?"

"Mau-mau aja sih, masa iya teman sendiri nggak dibantu?"

"Makasih ya," balas Kinan sambil tersenyum.

"Btw, aku ngapain aja nih nanti."

Kinan menggeleng, membuat Reyya tertawa. "Nggak tahu."

"Aku ikut," potong David yang muncul dari balik pintu kelas yang tadi ditutup.

Kinan dan Reyya terdiam. Kaget dengan kehadiran David.

"Kamu mendengar semuanya?" tanya Kinan masih kaget dengan David yang mengetahui semua pembicaraannya.

"Ya, dengerlah, gue kan punya telinga. Kalian nggak perlu bingung gitu, pokoknya gue harus ikut dalam misi ini, karena ini bukan hal mudah. Kalau terjadi apa-apa dengan kalian setidaknya ada yang bakalan menolong kalian nantinya," jelas David.

Haunted Spirit [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang