Dari delapan kelas yang ada, kelas Azura mendapat urutan keempat untuk tampil dengan estimasi waktu yang sama yakni satu jam setengah.
Penampilan mereka akan dimulai dari jam satu siang nanti, dan sekarang baru jam sebelas lebih. Masih ada waktu untuk persiapan.
"Ini udah semua kan?" tanya Dion memastikan.
"Udah bosq." Tito menjawab lantang.
"Nanti jam setengah satu sebagian ngedekor panggung sebagiannya lagi stay aja di belakang panggung. Jangan kemana-mana entar susah dicari."
"Siap kapten!" Kali ini Yani yang menjawab.
Setelah mendengar komando dari Dion, teman-temannya kembali sibuk dengan segala persiapan untuk tampil.
"Yang satu swag yang satu anggun, yang satu dikucir yang satu diurai. Ayo pilih yang mana?" celetuk Tito begitu melihat Azura dan Nafwa yang sedang duduk berjauhan di dalam kelas.
Nafwa sibuk dengan ponselnya sedangkan Azura sibuk melamun entah memikirkan apa.
"Gak usah cari masalah!" Bunga muncul dari belakang Tito. Memperingati cowok itu agar tidak membuat masalah di hari penting seperti ini.
"Yaudah aku pilih Bunga aja," katanya sambil nyengir lebar.
Setelah itu mereka semua bersiap di belakang panggung.
"Urutan tampilnya sesuai rundown ya, yang tari tradisional siap-siap. Kalian harus tampil sebaik mungkin karena kalian pembuka pensi kelas kita." Dion kembali mengingatkan teman-temannya.
Setelah semua persiapan selesai mereka pun tampil satu persatu. Dari mulai tari tradisional, dance modern, band, akustik Nafwa Dion sampai penampilan terakhir yaitu Drama.
Penampilan mereka berjalan lancar tanpa satu kesalahan pun. Dion bersyukur karena hal itu.
Setelah penampilan drama selesai, mereka semua kembali ke panggung untuk mengucapkan terima kasih.
"Ah akhirnya beres juga." Yani meregangkan kedua tangannya.
"Gila gak nyangka penampilan kita bakal sekeren ini." Komentar yang lain.
"Gue paling suka sama dancenya. Parah keren banget."
"Dion sama Nafwa juga suaranya beuh bikin adem."
Azura hanya tersenyum saja mendengar celotehan teman-temannya.
Ia bersyukur hari ini bisa tampil maksimal.
"Ra, Lang makasih ya udah tampil bagus hari ini. Sori kalau selama latihan gue sering marah-marah." Yani nyengir lebar. Memperlihatkan deretan giginya yang rapi.
"Iya makasih juga udah nyemangatin gue terus."
"Santailah Ra kan temen emang harus saling menyemangati."
Lagi-lagi Azura hanya tersenyum. Disaat ia sedang down seperti kemarin justru Yani lah yang selalu ada untuknya. Padahal dulu sebelum mereka satu tim ia tidak begitu dekat dengan Yani, tapi satu hal ia tahu. Yani adalah orang yang baik.
"Abis ini jangan pada pulang dulu ya, kita beres-beres terus nonton penampilan dari kelas lain."
"Oke Yon," jawab Yoga yang berniat balik ke kelas untuk membantu teman-temannya yang lain membawa peralatan pensi mereka.
"Padahal kemarin kalian udah sempet ngobrol panjang lebar kan, kenapa sekarang masih diem-dieman?" Dion berdiri di tengah-tengah antara Azura dan Langit.
Azura mengerjapkan matanya. Ia selalu waswas saat Dion membicarakan tentang dirinya dan Langit.
Semalam juga gitu. Ia hampir saja jantungan melihat Dion yang tiba-tiba datang ke rooftop.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aozora [END]
Teen FictionApa yang akan kau lakukan jika tiba-tiba ada dua anak kecil yang mengaku sebagai anakmu di masa depan? Terkejut? Tentu saja kau akan terkejut. Begitu pun dengan Azura yang tak pernah menyangka genre dalam hidupnya akan bertambah. Terlebih laki-laki...