Jangan lupa vote dulu dan
comment di ending yah!!! Follow juga biar ga ketinggalan!***
Sudah sejak daritadi matanya belum terpejam walau tubuhnya sudah sangat lelah. Lily tidak bisa untuk tidak memikirkan kejadian tadi pagi. Memang benar jika dirinya yang hidup di rumah bordil sudah terlalu biasa untuk melihat adegan tak senonoh para pelanggan. Namun ia tidak pernah sekalipun menjadi pelakunya. Ia juga tidak pernah berdekatan dengan lelaki. Demi Tuhan! Lelaki mana yang mau mendekati perempuan yang tinggal di rumah bordil tidak peduli apakah mereka masih perawan, kecuali pria berhidung belang.
Lily menghela nafas. 'Ma, aku merindukanmu.' Matanya tertuju pada pigora di atas nakas. Sebulir air sejernih kristal mengaliri pipinya.
Ting!
Sebuah notifikasi muncul di handphonenya. Lily mengusap air matanya sejenak, sebelum memeriksa notifikasi itu.
"Sms?" Keningnya berkerut. Bingung. Di jaman sekarang sudah jarang menggunakan sms. Alasannya pertama, malas untuk isi pulsa. Kedua, sudah ada aplikasi pesan seperti whatsapp dan line.
From : Unknown
Hei babe. Already miss me?
-Sh-
00.10Babe? Sh? Siapa ini? Hash. 'Sudahlah lupakan saja, mungkin itu hanya pesan dari orang yang pengangguran.' Pikirnya. Ia tidak punya pacar untuk dirindukan. Dan tidak mempunyai teman berinisial Sh.
Memikirkan hal itu membuat Lily perlahan terlelap dalam tidurnya.
Sementara di seberang sana...
Seorang pria sedang berdiri, bersandar pada pagar balkon. Lengan kemejanya telah ia tekuk, kancing atasnya terbuka tiga. Tangan kanannya memutar-mutar gelas berisikan wine.
Disesapnya wine itu. Matanya menatap nyalang pada halaman rumahnya. Berpikir mengenai sesuatu.
Wanita itu.
Wanita yang ditemuinya pagi tadi.
Atau haruskah ia memanggilnya seorang gadis? Entah berapakah umurnya. Apakah dia masih perawan? Pikiran mengenai siapa lelaki pertamanya membuat pria itu geram.
'Aku akan mengetahui dirimu dengan segera, sayang. Kau sangat berani menendang "kesayanganku". Maka aku akan membuatmu memanjakannya. Oh, tentu saja kau juga akan kumanjakan. Sampai kau memohon untuk kumanjakan.' Dengan pikiran itu, ia tersenyum miring.
Setelah mengetikkan beberapa kata di layar ponsel dan mengirimnya, ia berlalu masuk menuju kamar. Sembari membayangkan wajah gadis itu yang bingung dengan lugunya.
Sial!
Dia mengeras.
To : My Flower
Hei babe. Already miss me?
-Sh-
00.10***
"Hey, anak jalang! Malam ini berdandanlah yang cantik. Pukul enam sore kau harus sudah siap. Jika belum maka kau akan ku seret tak peduli bagaimana keadaanmu." Selalu Anne. Siapa lagi jalang yang berani mengatai jalang lainnya?Lily mendengus, "Apakah aku akan kau jual, Anne?"
"Sudah kukatakan aku akan terus bekerja untukmu, tak peduli seberapa siksaan yang akan kuterima. Namun biarkan aku tetap menjaga kesucianku. Setidaknya hanya itu yang kupunya." Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia on My Bed
RomanceWarning! Adult contents 21+ Mengandung adegan kekerasan, sadis, dan seksual. Unsur kinky, bdsm, ddlg, sbsd. Ngga usah sinopsis baca aja langsung. Happy reading, with love XV