Part 24 : Who are you?

2.3K 189 18
                                    

Setelah beristirahat selama seharian penuh, Tasie akhirnya pun keluar dari ruangan ternyaman meskipun harus terkena omelan dari Zwei. Zwei marah karena Tasie tidak memikirkan bagaimana rindunya Zwei kepada Tasie. Bukannya melepas rindu di asrama, Tasie malah lebih memilih untuk keluar melihat keadaan sekitar.

Aneh bukan? Zwei memang sensitif.

Saat ini Tasie sedang berjalan di halaman tempat Tasie dilatih oleh Zero. Mengingat pelatihan Zero membuat Tasie sedikit meringis.

"Zestasia Alithea, bukan?"

Tasie terdiam terpaku saat mendengar suara berat dengan sedikit kekehan mengerikan menyebut namanya. Tidak, Tasie bukan terkejut karena orang dengan jubah abu-abu gelap itu muncul di hadapannya. Sebenarnya Tasie sudah sadar sedari tadi ada orang yang mengikutinya. Bahkan Tasie juga melihatnya di pohon depan jendela kamar. Tasie bukan kaget karena orang itu tetapi karena orang itu menyebut namanya!

Menetralkan ekspresinya, Tasie memasang wajah dinginnya sembari menatap orang pemilik jubah berwarna abu-abu gelap itu dengan tajam.

"Darimana kau tahu nama itu?" 

Orang berjubah itu hanya terkekeh dengan mengerikannya.

Mata Tasie semakin tajam seakan dalam beberapa detik lagi akan keluar laser dari matanya. "Kau tuli?" 

Orang itu tersenyum. "Aku tahu semua tentangmu. Bahkan kebenaran apa yang tidak di ketahui oleh dirimu sendiri." 

Tasie mengernyit bingung mendengar omongan tidak jelas dari orang itu. "Apa maksudmu?"

"Hmm, contohnya... keluargamu?" 

Mata Tasie membelalak. Tangannya mulai mengeluarkan percikan api seiring dengan kesabarannya yang kian menipis. Meskipun tangannya mengeluarkan api, tetapi angin yang berhembus sangatlah dingin.

"Ah, bagaimana dengan kedua orang tuamu?" Seringaiannya sangatlah menjijikan.

Kesabaran Tasie telah habis. Tasie membuat pisau kecil menggunakan api dan melemparkannya ke orang berjubah itu dan mengenai dada tepat pada jantungnya. 

Orang berjubah itu berubah menjadi abu. Namun sebelum dirinya benar-benar menghilang terbawa angin, orang itu berkata disertai seringaiannya, "Countdown begins." 

Lalu orang berjubah itu menghilang.

****

"Ada apa Claire?"

Zwei bertanya pada Claire yang sedang memakan makan siangnya dengan keringat yang bercucuran. Terlihat sekali jika Claire sedang tidak nyaman dengan situasi saat ini. Claire memakan makan siangnya itu dengan gemetaran.

Claire menatap sinis Zwei lalu dengan pelan Claire berkata, "Apa maksudmu dengan ada apa?! Lihat dia! Aku tidak bisa menikmati makananku karenanya! Ekspresinya seperti ingin membunuh seseorang!" Bisik Claire sambil menunjuk Tasie yang sedang terdiam menopang dagu dengan matanya yang menatap tajam sekitar.

Zwei menengok kearah Tasie.

"Tasie, ada apa?" Tanya Zwei penasaran.

Oh, merupakan sebuah kesalahan besar saat Zwei bertanya dengan wajah penasarannya itu kepada Tasie. Karena di detik selanjutnya, Tasie sudah melirik Zwei dengan tatapan super dinginnya yang mampu membuat Zwei merinding seketika dan mengutuk dirinya dalam hati mengapa berani bertanya saat suasana hati Tasie sedang buruk.

"Diam."

Glek.

Oh ingatkan aku untuk tidak pernah bertanya saat suasana hati Tasie sedang buruk.

The Lost Dragons : Flame & IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang