Pertama

8 0 0
                                    

06.30
—Januari, 20XX

Yogyakarta pagi ini disambut dengan hujan yang deras, dan udara yang dingin. Di sebuah halte bus yang tidak terlalu ramai, seorang gadis dengan seragam SMA meneduhkan diri, duduk menatap  hujan itu dengan Hoodie warna hitam yang melekat ditubuhnya agar tidak kedinginan, dan sepasang headset ditelinganya. Menunggu bus datang untuk membawanya kesekolah. Ia tersenyum menikmati hujan dan udara dingin di Yogyakarta ini.

Lagu yang sedang didengarkan nya berhenti, dan muncul lah dering telepon.

"Kenapa Lea?"

"..........."

"Iya, memang kenapa?"

"..........."

"Gausa Le, gapapa kok"

".........."

"Udah deh jangan lebay! aku gapapa kok, beneran deh. Udah ya, have a nice day kamu dadahhh~"

Ia selesai berbicara ditelepon genggam itu dengan seseorang disebrang sana. Dan ia melanjutkan aktivitas mendengarkan lagu yang sempat terhenti karena telepon dari Lea.

Cyitt

Tiba-tiba seseorang dengan motor sq**py yang berhenti mendadak tepat didepan halte bus.
"Cepet naik!" Seseorang itu membuka suara, dia adalah Lea. Orang yang menelpon tadi.
"Aku bilang gausa jemput aku padahal.." Gadis dengan Hoodie hitam itu berdiri, melepas headset dari telinganya dan menghampiri Lea.
"Aku gamau kamu kenapa-kenapa tau! Nanti kalo kamu diculik gimana? Kasihan yang nyulik kamu" Balas Lea memberikan helm padanya.
"Kok kasihan?" Gadis itu memakai helm yang diberikan Lea.
"Iya, kan kamu makan nya banyak hahaa!" Lea menjawab dengan ejekannya.
"Jahat kamu Le" Gadis itu naik ke motor dengan bibir yang manyun karena ejekan Lea tadi.

Lea tersenyum melihatnya memanyunkan bibirnya karena ejekan dirinya. Dan mereka meninggalkan halte bus dengan motor yang dikendarai Lea.

Lea memberhentikan motornya sejenak
"Mau pulang kerumah atau langsung studio aja? Atau kesekolah?." Tanya Lea menengok kebelakang.
"Kestudio aja, yakali ke sekolah Le! Udah jam 9 ini." Balas si gadis ini kesal.
"Hehe, iya deh nyonya besar...maaf."
Setelah itu, Lea melanjutkan perjalanan untuk ke studio.

Lea dan Zaa memang tidak sekolah, karena hujan. Bedanya, kalau Zaa tidak berangkat karena terjebak hujan saat dihalte, menunggu bus yang tidak datang-datang. Tapi kalau Lea? Saat ia menelpon Zaa saja ia baru selesai mandi. Lea selalu bangun siang sejak SD, karena saat malam ia selalu menonton film dan membaca komik anime nya dulu.

Setelah setengah jam perjalanan, akhirnya Lea dan si gadis sampai. Oke, sepertinya sangat rumit jika saya menuliskan nya sebagai si gadis terus menerus.

Si gadis ini bernama Agniya Putri Zanneta, biasa dipanggil Zaa. Agniya yang berarti Api, Putri yang berarti Anak Perempuan, dan Zanneta yang berarti Anggun. Tapi Zaa tidak seperti namanya yang Anggun, dia itu gadis yang tomboy. Sama seperti Lea.
Dan Lea adalah sahabat Zaa, mereka sudah bersahabat sejak kelas 5 SD.

Saat itu Lea anak pindahan dan dia dapat tempat duduk disebelah Zaa yang duduk sendirian di bangku paling belakang dekat jendela. Lea bingung karena teman-teman sekelasnya ramah padanya, tapi teman sebangkunya itu berbeda. Dia tidak menyapa dan mengatakan sepatah katapun pada Lea, dan itu membuat Lea kesal dihari pertama masuk sekolah nya.

Lalu, bagaimana bisa mereka bersahabat? Mereka bersahabat karena suatu hari saat pulang sekolah, Lea sedang piket dan membuang sampah ke belakang sekolah. Saat ia berjalan mau membuang sampah, ia melihat ada Zaa yang dipukuli dan ditendang oleh 5 orang teman yang sekelas juga dengannya. Melihat mereka memukuli Zaa dan Zaa yang sudah duduk lemah dan penuh luka, Lea menghampiri mereka.

"Hei! Berhenti!." Teriak Lea menghampiri teman yang memukuli Zaa.
"Eh, Lea toh. Kenapa? Aku belum puas haha!." Kata salah satu dari mereka berlima.
"Haha iya nih!." Disusul yang lainnya. Lea tersenyum miring dan menatap mereka dengan tajam.
"Kalian ini sok jago aja! Ngeroyok lagi, pergi sana! atau aku patahkan tangan kalian satu satu." Ucap Lea dengan nada sinisnya.
Mereka semua takut dengan Lea, dengan kulit sawo matang, rambut panjang di ikat kuda, dan berkata ingin mematahkan tangan mereka satu persatu. Tentu saja mereka takut, lalu pergi meninggalkan Lea dan Zaa.

"Kamu gapapa?." Tanya Lea menghampiri Zaa dan duduk didepannya.
"Hiks...k-kenap-pa?." Zaa mengeluarkan air matanya dan terisak dengan kepala menunduk.
"Kenapa gimana?" Lea bingung, tentu saja. Zaa tidak menangis saat dipukuli oleh mereka berlima tadi. Tapi saat Lea menghampiri malah nangis, kan aneh.
"K-kenapa memb-bantu k-ku? Ken-napa ped-duli pad-daku?." Zaa mengangkat kepalanya, menatap mata Lea dalam-dalam.
Lea terdiam, dia tidak mengerti dengan pertanyaan Zaa dan tatapan yang menurutnya sulit diartikan.

Lea memeluk Zaa dengan sangat erat
"Aku ga ngerti sama tatapan dan pertanyaanmu, tapi aku membantumu karena menurutku kamu bodoh. Karena kamu diam saja saat dipukuli mereka berlima."
Merasakan pelukan erat dan mendengar perkataan Lea, Zaa meledak. Ia menangis sejadi-jadinya dipelukan Lea, mengeluarkan isakan yang selama ini ia selalu tahan.

Sejak kejadian dibelakang sekolah yang sepi itulah, Lea ingin menjadi pelindung bagi Zaa, yang selalu ada, yang selalu dibutuhkan. Dan akhirnya mereka bersahabat hingga kini.

Zaa dan Lea masuk ke dalam sebuah bangunan yang bertuliskan XXXXX DANCE.
"Pagi kak Zaa!" Sapa seorang laki-laki yang lebih muda dengan cengirannya.
"Pagi juga Bob." Balas Zaa dengan senyuman hangat.
"Wah Bobby! Parah lu mah! Masa Zaa doang yang disapa? Gue kaga??" Lea yang tidak terima karena hanya Zaa yang disapa.
"Engga ah! Kak Lea gak manis wlekk!!" Bobby menolak permintaan Lea itu, diakhiri dengan ejekan meletnya itu dan kabur.
"Etdah bocah! Huhh jahat bener!" Lea mendengus kelas.
"Sabat Leaaku, kkkk~." Kekeh Zaa sambil menepuk bahu Lea.

Krett

Semua orang yang berada di dalam ruangan menengok ke arah pintu ketika Zaa dan Lea membuka pintu.
"Kak Zaaa! Aku rindu!." Teriak salah satu orang yang berlari memeluk Zaa erat.
"Uwhh..iya iya Bulan ku tayang." Zaa membalas pelukan erat itu.
"Wah, korban dilan nih bocah pake rindu rindu segala." Kata Lea menoel pipi Bulan.
"Biarin ih kak! Kan diajak nonton, apa salahnya nolak." Balas Bulan
"Cieee sama siapa cieee!." "Cieee! Bulan udah ada gebetan nih!."
Ejekan Lea membuat semua menjadi ikut mengejek Bulan. "Ih apa sih! Jahat loh kalian nih! Kak Zaa! Itu kak Lea nakal!." Bulan mengadu pada Zaa dengan pipi merahnya.
"Udah udah deh kalian nih, ada ada aja." Omel Zaa
"Iya iya Bunda Zaaa~."

Zaa menaruh tasnya dan mengambil baju ganti untuk ganti, tidak mungkin kan dia dance menggunakan seragam SMA–nya?.
Zaa selesai ganti baju, dengan pakaian yang hanya kaos polos dengan legging diatas lutut. Semua bersiap saat Zaa keluar dari kamar ganti untuk mengganti bajunya. Di dalam studio itu terdapat 7 orang termasuk Lea dan Zaa, mereka akan latihan untuk Korea Dance Cover besok di lapangan.

Bip!

Lea mulai menyetel musik. Dan semua mulai menggerakkan tubuhnya dengan semangat sesuai bagian mereka masing-masing.

Hujan dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang