3

27 11 6
                                    

*bi p.o.v*



Untuk kesekian kalinya aku menoleh ke belakang, menatap bangku yogo, hendrik dan bayu.

Mereka benar benar luar biasa. Hari ini ada ulangan tapi mereka malah membolos.

"wah, nilai sempurna lagi?!" celetuk edo sambil melirik ke arah kertas ulangan yg masih kupegang

Aku menatapnya sekilas, sekarang aku tau bagaimana rasanya ditolak, apakah edo juga merasakan hal yg sama?

"hai ed" sapaku sambil tersenyum simpul

edo menatapku tanpa kedip, bahkan kali ini matanya melotot tajam

"apa ini mimpi? bi? kamu barusan senyum ke aku?"

Aku mengangguk pelan

"WOAH DAEBAK!! " pekik edo yg kontan membuat seisi kelas langsung melihat ke arah kami.

Saat itu juga aku menyesali yg barusan ku lakukan

"ed please, jangan ribut" kataku pelan

edo mengangguk pelan lalu duduk di depanku

"bi, kamu udah buka hati kamu buat aku? Aku jemput jam delapan nanti!"

"bego. pulang sekolah aja jam setengah sembilan!"

edo terkekeh pelan menyadari kebodohanya. Oh God.

"jam sembilan?" ralatnya

Aku menggeleng pelan

"aku senyum tu bukan berarti aku nerima kamu! Jadi buang jauh jauh pikiran itu!"

edo memegang dada sebelah kirinya sambil meringis
"rasanya sakit" gumamnya pelan

Aku hanya tertawa pelan melihat tingkahnya. Baru kusadari kalau dia sangat lucu. Wajahnya, tingkahnya, bahkan suaranya. Semua sangat lucu

"ga masalah. Seenggaknya ada kemajuan dalam hubungan kita. hari ini kamu senyum, besok kamu bisa aja nerima aku"

Aku menggeleng pelan

"maaf, tapi ed, kamu tu bukan tipe aku"

"oh why?!!!" pekiknya kesal

"aku ganteng! Aku populer! Aku baik! Apa yg kurang?" edo menatapku dengan tatapan penuh tanda tanya

Apa yg kurang?

"entah. mungkin kamu terlalu baik buat aku! Juga lucu dan manis! Aku ingin punya pacar yg akan menghajar orang yg menggangguku! Aku ingin punya pacar yg ga akan membiarkan siapapun membuatku sedih. Aku ingin punya pacar yg menganggapku adalah satu satunya alasan kebahagiaanya. Dan ed,. Sepertinya itu bukan kamu. Maaf"

Untuk pertama kalinya, aku melihat edo menatapku sedalam itu. Tidak ada seulas senyumpun diwajahnya, bibirnya terkatup rapat,
Lama kami terdiam dan saling pandang hingga akhirnya dia membuka suara

"bi, bahkan kamu belum mengenalku dengan baik, gimana bisa kamu nilai aku?! gimana kalau ternyata aku memenuhi semua kriteria kamu itu?"

Aku menelan ludahku secara kasar

Tatapan edo benar benar membuatku merinding

"kalau gitu, aku akan minta kamu jadi pacar aku" sahutku pelan

edo masih menatapku dengan tatapan yg sama.
Jantungku berdetak kencang, tubuhku terasa membeku, dan keringat dingin perlahan mengalir dari keningku

"kalau gitu ucapkan selamat tinggal pada edo yg kamu kenal" kata edo lalu beranjak pergi meninggalkan kelas

Selamat tinggal pada edo yg ku kenal? Apa sih maksutnya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang