Manado

11.9K 618 66
                                    

Semalam aku sudah mempersiapkan segalanya untuk kepergian kami ke Manado, lumayan ada dua koper berukuran sedang yang harus aku bawa untuk perlengkapanku juga anak-anak, juga dua ransel, untuk mainan anak-anak dan perlengkapan kebutuhan anak-anak selama di pesawat.

Anak-anak harus bangun pagi-pagi buta, karena kami sudah akan dijemput oleh pengawal Mr. Salvastone jam 6 pagi.

Kami sudah berada di bandara, duduk di ruang tunggu, sedangkan barang-barang kami telah diurus oleh Kenzie, pengawal Mr. Salvastone yang tadi menjemput kami. Aku belum juga melihat keberadaan Mr. Salvastone di bandara Halim ini.

Aku sempat merasa cemas karena 30 menit lagi kami harus terbang, meskipun menggunakan pesawat pribadi, namun ijin waktu keberangkatan tidak bisa diatur seenak kita sendiri, semua tetap ada ketentuan dan ijinnya.

Akhirnya aku dan anak-anak diminta untuk naik masuk ke dalam pesawat terlebih dahulu. Sisa 15 menit sebelum keberangkatan akhirnya Mr.Salvastone muncul juga di pesawat ini.

Aku mengajak anak-anakku untuk menyapa dan memberi salam padanya.

"Selamat pagi om bos, saya Kemal." Sapa putraku sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman, aku terkejut dengan panggilannya terhadap Mr. Salvastone, aku menatap Mr.Salvastone menunggu reaksinya terhadapku atau Kemal.

Mr.Salvastone menatap Kemal beberapa detik dengan diam, dan akhirnya tersenyum pada Kemal, membuatku lebih terkejut lagi saat dia justru berlutut untuk mensejajarkan tingginya dengan tinggi Kemal.

"Mr. Sal..." Panggilku merasa tidak enak hati padanya, namun dia hanya mengangkat tangannya padaku, menghentikan apapun yang ingin aku katakan atau lakukan.

Aku sangat merasa ketakutan, takut dia merasa tersinggung dan marah terhadap Kemal. Samira semakin bersembunyi di belakang kakiku, juga merasa ketakutan.

Mr. Salvastone menjabat tangan Kemal sambil tersenyum.

"Hai, little bro, senang berkenalan denganmu. Aku memang bos dari ibumu, tapi kita sesama lelaki, jadi kamu bisa panggil aku Alva. Bagaimana? Apa kita bisa berteman?" Sahutnya sangat membuatku terkejut.

"Senang berteman dengan anda, tapi tidak sopan jika saya hanya memanggil nama pada orang tua." Ucap Kemal.

"Apakah aku terlihat tua bagimu?" Tanya Mr.Salvastone dan Kemal pun mengangguk-anggukkan kepalanya. Aku hampir saja terlepas tawa mendengar kepolosan putraku, beruntung masih bisa aku tahan.

Mr.Salvastone hanya menghela napas besar dan tersenyum.

"Baiklah, aku memang sudah tua sepertinya, tapi aku lebih suka dipanggil uncle Alva, bagaimana?" Usul Mr. Salvastone.

"Saya juga suka dengan panggilan itu uncle Alva." Sahut Kemal dan mereka pun tertawa bersamaan. Aku merasa sedikit lega.

Mr. Salvastone melirik ke arah Samira yang mengintip sambil bersembunyi di balik kakiku dan memeluk satu kakiku.

"Hai Kemal, sepertinya aku melihat seorang princess sedang bersembunyi, apakah kamu mengenalnya?" Tanya Mr.Salvastone.

"Ah! Dia Samira, dia adik perempuanku yang paling cantik, tapi dia sangat pemalu." Sahut Kemal memperkenalkan adiknya dan sedikit menarik satu lengan adiknya supaya keluar dari balik kakiku.

Samira pun keluar dari balik kakiku dan menggenggam erat tangan kakaknya.

"Hai Princess Samira, apa aku boleh berkenalan denganmu?" Sapa Mr.Salvastone sambil mengulurkan tangannya.

Samira perlahan juga mengulurkan tangannya dan bersalaman dengan Mr.Salvastone.

"Aku pangeran Alva yang akan membawamu terbang tinggi ke atas awan. Apa kamu mau ikut?" Ucap Mr.Salvastone, Samira pun mengangguk dan tersenyum lebar padanya.

A Widow (Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang