Alvin sudah sampai di depan rumah Lucas. Rumah pagar kayu yang sudah terlihat cukup tua dengan tamannya yang tak terurus. Dari luar bisa terlihat jelas rerumputan yang sudah tumbuh memanjang di sertai dengan semak belukar yang sudah tak pernah di cabuti lagi. Sekilas rumah Lucas terlihat seperti rumah yang sudah tak pernah di tinggali lagi.
Alvin menengok ke dalam rumah tersebut dan mendapatkan ada seseorang di sana. Seorang wanita muda seumuran kakak Alvin yang tengah sibuk mengluarkan beberapa barang dari rumah tersebut. Dia adalah mbak Ratna asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja di rumah Lucas.
''Assalamualaikum?"Alvin memberi salam dengan suara cukup lantang sehingga orang tersebut menghentikan aktivitasnya dan menengok ke arah suara itu berasal.
''Walaikumsalam.'' jawab perempuan tersebut berjalan menghampiri Alvin yang tengah menunggu di depan gerbang yang terkunci.
''Siapa ya?'' tanyanya menatap ragu ke arah alvin dari balik pagar.
''saya Alvin temannya Lucas.''
''Oh temannya Mas Lucas. ada apa ya Mas Lucasnya enggak ada.'' balasnya membukakan pintu gerbang.
''Bukannya hari ini Lucas sudah keluar dari rumah sakit dan di bawa pulang ke rumah mbak.''
''iya mas tapi enggak di bawa pulang ke rumah sini. kalau di sini itu rumah orang tuanya .''
'' terus di bawa kemana mbak?'' tanya Alvin balik
'' Ke rumahnya sendiri mas.''
'' Rumahnya dengan Rose?'' tanya Alvin yang tiba-tiba menjadi linglung. entah kenapa setiap kenyataan yang mengingatkannya tentang rose yang sudah menjadi milik orang lain selalu menganggu pikirannya. padaahal dia berdiri di sini pun untuk merreka berrdua.
''Mas kesana langsunng saja.'' imbuh mbak Ratna membuyarkan lamunan Alvin.
'' oh ya. di mana alamatnya ya ?'' tanya Alvins tergagap.
''Di daerah cempaka mas.'' jawab mbak Ratna ramah menjelaskan alamat lengkap rumah Lucas.
''makasih ya mbak." ucap Alvin
''iya mas sama-sama. syukurlah Mas Lucas ternyata punya teman yang perduli seperti mas Alvin ini. Saya kira Mas Lucas tidak pernah puunya teman sama sekalli.''
"Maksudnya mbak?" Tanya Alvin terheran.
"Habisnya saya tidak pernah tahu Mas Lucas mengajak temannya main ke rumah ataupun pergi keluar dengan temannya. Setiap hari cuma mengurung diri di dalam kamar terus." Ingat Ratna mengeluhkan keadaann Lucas.
"Bagaimana kalau teman wanita di tempat kerjanya mbak?" tanya Alvin mencoba mengorek info tentang Hera Teman wanita Lucas yang menghilang.
"Enggak adalah mas. Cuma Mbak Rose wanita pertama dan satu-satunya yang pernah di bawa pulang kerumah sini sampai seperti sekarang ini akhirnya mereka menikah." Kenang Mbak Ratna antusias dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Lucas tak pernah membawa temannya kerumahnya. Itu karena dia tidak perrnah punya teman. Dan tak pernah ingin berteman dengan siapapun.
" Apa mbak tahu sesuatu tentang E?" pancing Alvin mencoba mencari petunjuk sebanyak yang ia bisa.
Ratna yang tahu maksud Alvin terlihat terkejut mendengar nama itu.
"Bagaimana Mas bisa tahu tentang dia?" membelalak mata Ratna karena heran bercampur gugup.
"Jadi mbak tahu tentangnya?" Timpal Alvin kembali antusias.
Ratna sudah ikut keluarga Lucas sejak dia pindah ke kota ini. sudah pasti Ratna tahu banyak hal tentang riwayat hidup Lucas selama ini. Ratna pun rahu tentang teror yang selalu menimpa Lucas. Karena dialah yang sering menerima benda-benda aneh yang dikirimkan E. Tak jarang pun Ratna langsung membuang setiap surat ataupun hal lain yang di dapatnya sebelum sampai kepada Lucas. Dan tentu setiap info dari Ratna akan sangat membantu bagi Alvin. Beruntung Ratna bisa di ajak kerjasaama dan berbagi informasi kepada alvinn. Semakin banyak yang di ketahuinya akan semakin bagus lagi. Namun untuk saat ini tak banyak hal yang bisa di korek Alvin karena dia harus segera menemui Lucas. Dari sekilas pembicaraannya dengan Ratna saat itu Alvin bisa meyimpulkan betapa beratnya hidup lucas saat itu hingga sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMBULAN TAK SELAMANYA MURAM/TEROR (TAMAT)
General FictionRumah tangga Rose dan Lucas di hancurkan oleh seseorang yang tak dikenalnya. Semua ini sudah di rencanakan oleh seseorang yang memang sengaja ingin merusak biduk rumah tangga mereka. Bahkan mungkin setiap sendi kehidupan mereka berdua. Berawal dari...