equal retribution

26.3K 2.3K 183
                                    

Decapan antara kedua bibir kami yang menyatu memecah keheningan di dalam mobil. Aku terdiam, membiarkan Jungkook berbuat agresif untuk menyantap habis bibirku. Tubuhku seperti mati rasa, untuk mendorong tubuhnya saja menjauh aku rasa tak mampu. Sengatan asing mengalir deras di pembuluh darahku membuat sekujur tubuhku kaku.

Bibirnya bergerak lihai, lidah itu mengoral bagian dalam mulutku setelah Jungkook memaksa menggigit bibir bawah agar aku dapat membuka akses lebar-lebar untuknya.

Sial, ini terlalu memabukkan untuk dilewatkan.

He such a good kisser.

Katakan saja aku gila karena menikmati ciuman lelaki ini selaku ayah tiriku. Ini tidak benar, aku membenarkan lagi ke dalam akal sehat. Jungkook sudah resmi menikah dengan ibu ku, dan tentu saja ia sekarang ayah ku walau sebetulnya aku tidak dapat mengakuinya. Sebab, aku benar-benar belum siap jika ada seseorang yang menggantikan ayah. Tidak sama sekali.

Lama berperang batin dan kewarasan ku hanya tinggal seperempat saja, aku lekas membuka mata dengan cepat. Menyentak tubuh besar itu kala dadaku dilanda sesak sebab kekurangan oksigen untuk bernafas. Lantas aku terengah dengan kepala tertunduk, menatapnya sengit sebagai bentuk ancaman.

"Sial!" desis ku pelan namun penuh ketajaman. Mengelap kasar permukaan bibirku yang basah walau sebetulnya—aku benci mengakui ini, aku menikmatinya. "Kau bedebah," lanjutku. Tidak peduli akan sopan santun yang pernah ia katakan.

Persetan dengan segalanya.

Jungkook menarik nafas panjang. Membalas tatapan ku dengan santai. Lantas dengan santainya lagi Jungkook menginjak pedal gas. Menjalankan mobil dengan kecepatan normal. Ekspresinya tampak biasa saja seolah kejadian barusan tidak berarti apa-apa. Bertolak belakang dengan raut wajah yang ku tampilkan sekarang.

What?!

Apa-apaan itu?!

Refleks aku ternganga total begitu mendapati responsnya yang kelewat tidak biasa ini. Tidak ada percakapan lebih atau barangkali ia menjelaskan apa maksud dari tindakan sialannya itu.

Shit!

Sontak aku mengingat tuturan kalimat Jieun untuk meminta alasan dibalik perlakuan buruknya. Lantas aku tanpa segan menyentak sebelah lengannya yang memegang setir hingga terlepas. Berusaha menarik perhatian Jungkook yang ternyata berhasil hingga ia melirikku sekilas. Kemudian lekas Jungkook memutar setir dan menepikan mobil.

Jungkook total berhenti, ia terdiam sejenak seraya memainkan lidah di dalam mulut. Kemudian menoleh santai dan berujar, "Apa?" katanya dengan sebelah alis yang terangkat.

"Apa katamu?" aku mengatur nafasku yang memburu sebab menahan emosi. Lantas aku terkekeh hambar tidak percaya. Mengepalkan kedua tangan di sisi tubuhku. "Apa maksud tindakanmu barusan?" sambung ku.

"Apanya?"

"Apanya katamu?!" Total aku memekik. Kedua mata ku semakin melebar menatap figurnya yang amat santai menanggapi. "Bagaimana bisa kau sesantai ini?" tutur ku kesal.

Jungkook terlihat mengerutkan kening. "Sesantai apa? Apa katamu, sih?" tanyanya penasaran.

What the fuck?!

Young Daddy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang