Seokjin hanya terheran heran sambil melihat kearah sekelilingnya. Mulai dari segi bangunan, jalan, gang gang yang ada di perumahan, gaya busana yang dikenakan orang orang. Semuanya aneh dimata Seokjin. Seokjin berjalan menuju jalan raya, kemudian ia melihat koran yang tegeletak di jalan. Kemudian ia memungutnya dan Seokjin membaca tahun produksi koran tersebut.
"12 Maret 2008?" mata Seokjin melebar. Ternyata ia benar benar suadah berada ditahun 2008.
"Tungg berarti hari ini..." Seokjin menghentikan kata katanya.
Kemudian ada seorang gadis yang hendak menyebrang jalan. Seokjin memalingkan pandangannya kearah punggung gadis tersebut. Gadis tersebut berada didepan Seokjin, seketika Seokjin mematung. Terlihat mirip sekali dengan Bora, namun Seokjin hanya memandangnya.
Kemudian gadis itu berlari menyebrangi jalan. Namun Seokjin melihat ada mobil yang melintas dari kejauhan. Seketika Seokjin langsung berlari mengejar gadis tersebut. Mobilpun mulai mendekat kearah gadis tersebut. Seokjin mulai mempercepat langkahnya.
"TIDAK!" Seokjin berteriak, yang membuat gadis tersebut terdiam ditempatnya. Dan disaat itulah Seokjin menarik tangan gadis tersebut. Gadis tersebut tercengang, itu terjadi sangat cepat. Gadis itu melesat kepelukan Seokjin. Seokjin mencium aroma yang tidak asing dihidungnya. Ia melepaskan pelukannya kemudian ia menatap wajah gadis tersebut dalam dalam. Kemudian ia perdalam lagi tapan matanya, hingga mata mereka saling bertemu. Kini rindu mulai melandanya, ternyata gadis itu adalah gadis yang ia cari. Gadis itu menjauh, terlihat raut canggung dari mukanya.
"Terimakasih..." Kata gadis itu sambil membenarkan rambutnya.
"Gwaenchana?" kini napas Seokjin mulai tidak beraturan.
"Nee... kamsahamnida ahjussi," kemudian gadis itu melangkah pergi menjauh.
"Jamkkanman," kemudian gadis itu berhenti, dan memutar tumit.
"Mau kemana?" tanya Seokjin.
"Eem mau ke warnet," kata gadis itu malu malu.
"Jangan ini sudah sore, pulang saja kerumahmu,".
"Tapi...".
"Gak baik anak gadis keluyuran sore sore kaya gini,".
"Tapi saya benar benar butuh ke warnet, saya ingin mengirim pesan ke pacar saya. Dia jauh di New York,".
Seokjin menelan ludah. Ia hanya terkejut dengan jawaban gadis tersebut, pasalnya Seokjin sendiri tidak hapal akun e-mail Bora. Betapa payah dirinya.
"Aku yakin pacarmu ingin sekali mendengar kabarmu, tapi... sebentar lagi hari sudah malam jadi lebih baik kau pulang. Karena aku takut nanti kamu kenapa napa, jika ada sesuatu buruk terjadi padamu aku yakin pacarmu akan sedih. Jangan pernah membuat pacarmu menyesal karena itu,".
Gadis tersebut mengkerutkan keningnya, terlihat ia sedang bertanya tanya. Kemudian gadis itu berdehem "Baiklah ada benarnya apa kata ahjussi,".
"Aku akan mengantarmu pulang,"
"Tidak usah ahjussi, saya bisa sendiri,"
"Tidak ini sudah senja, aku akan mengantarkanmu pulang,"
Tidak ada percakapan diantara meraka berdua. Seokjin hanya berjalan dibelakang gadis itu, sesekali Seokjin melirik kearah tangan gadis tersebut. Dalam hatinya ingin sekali ia menggenggamnya. Beberapa menit kemudian mereka tiba didepan rumah gadis tersebut. Rumah yang masih bersebelahan dengan rumah Seokjin.
"Jadi ini rumahmu," tanya Seokjin yang pura pura tidak tahu.
"Iya," Gadis itu membalikkan badan, dan menatap muka Seokjin. Mereka saling bertatap tatapan. Seokjin memperdalam tatapannya, berharap gadis tersebut paham maksud dari tatapannya.
"Ahjussi...kau baik baik saja?" tangannya melambai lambai. Seketika Seokjin mengedipkan matanya, tersadar dari lamunannya.
"Eh iya aku baik baik saja," Seokjin menahan malu, pasalnya ia tertangkap memandangi gadis itu dengan tatapan dalam.
"Oh iya kalau boleh tau, nama kamu siapa?" Seokjin berharap gadis itu menjawab dengan jawaban yang ia harapkan.
"Nama saya Min Bora,"
Tiba tiba ada seorang anak laki laki yang terlihat sebaya dengan Seokjin keluar dari pintu rumahnya. Laki laki itu berjalan mendekati Seokjin dan Bora.
Yoongi hyung...
"Apa kalian habis berantem?" kata Seokjin sambil menggunakan bahasa isyarat. "Iya, dari mana ahjussi tau?" seketika Seokjin membulatkan matanya. Ia baru ingat kalau ia masih menjadi orang asing dimata mereka.
"Eeemm...terlihat sekali dari raut wajah kalian. Agak kaku," dusta Seokjin. "Ya udah mending kalian masuk, udah malem aku juga harus pulang," kata Seokjin. "Iya deh, yuk masuk," ajak Bora pada Yoongi. "Terimakasih sudah mengantarkan adikku pulang," kata Yoongi. "Oh iya maaf ya sudah merepotkan," Tambah Bora, sambil membungkukkan badannya. "Oh gak papa," kata Seokjin, sambil membungkuk juga.
Mereka akhirnya masuk kerumah, namun Seokjin masih berdiri sambil menatap pintu rumah tersebut.
"Bora...ini aku, Kim Seokjin pacar kamu yang tega meninggalkanmu 10 tahun lamanya. Hingga menyebabkan kematianmu," Seokjin mengganti posisi berdirinya.
"Tapi aku bahagia hari ini aku bisa memperbaiki semua kesalahanku. Apakah kau benar benar tidak mengenaliku?" Seokjin melangkahkan kakinya kerumah yang ada disebelah kiri dari rumah Bora. Ya, itu adalah rumahnya. Untungnya ia membawa kunci rumahnya saat kabur dari rumahnya. Jadi ia bisa masuk kerumanya.
Hello guys!
Yeay akhirnya up date lagi....
Gimana ceritanya?
Membosankan, standar, atau bagus?
Bagaimanapun juga Author sangat berterimakasih kepada kalian yang sudah baca ceritaku, Kamshahanmida!
BTW, Hari ini BTS kan lagi mengadakan 5th Muser di Busan. Nah... kalian team gak streaming, atau streaming, atau bahkan datang ke Busan!? (Kepo ini ceritanya)
Jangan lupa VOTE, COMMENT, DAN SHARE KE TEMAN KALIAN YA!!! (udh kek youtuber aja :V)
KAMU SEDANG MEMBACA
10 days with you-Kim Seokjin (ENDED)
FanficCerita ini pernah menduduki tranding 21 di #btsjin Cerita ini telah berasih menjadi nominasi di #wattys2019 Cerita ini pernah menduduki tranding 5 di #sortstory ***** "Aku sangat menyesal telah menggalkan dirimu terlalu lama, Aku menyesal kenapa aku...