berlarilah, ke dalamnya hutan hingga tak mampu untuk kutemukan
menyelamlah, ke dalam samudera terdalam hingga tak mampu ku lihat kembali air mata mu yang berderai dipipi.
semua perjalanan yang kita lewati telah usai, tidak ada yang peduli juga dengan kisah kita dulu. Dan kini perjalanan baru telah kau temukan. Bukan ku bermaksud untuk menghindar darimu atau merubah sedikit sikapku. Andaikan kau tau, kalau aku berada diposisinya sekarang aku tidak akan suka kalau kamu masih sering menghubungi mantan kekasih mu. Karena itu dapat merusak suasana yang sedang kita bangun.
aku tidak akan menghilang, tidak. Aku akan tetap berada di Surabaya. Jikalau kamu sudah menyelesaikan hubungan mu yang sekarang. Barulah kau boleh kembali menghubungiku. Kita kembali tertawa bersama. Bercerita tentang mimpimu yang dapat membuatku terkagum atas kerja kerasmu dalam berusaha mencapainya. Kita kembali menceritakan tentang penggalan kisah kita yang belum usai.
kamu masih ingatkan, beberapa coffee shop yang kita kunjungi seminggu sebelum malam tahun baru, sekaligus malam perpisahan buat hubungan kita. carilah aku disalah satu tempat itu. Kamu pasti akan dengan mudah menemukan ku.
oh iya. ingat kah kamu perihal pertemuan pertama kita?
hahahaha.....
lucu rasanya. Akhirnya aku dapat menemukan orang yang memiliki makanan favorit sama persis dengan ku. Geprek Aiola. Favorito Beng beng.
setelah makan, kita habiskan waktu bersama di tepi sungai Kali Mas. bercerita tentang dirimu. yang kadang tak mampu kupahami maksud dan tujuannya, tapi ntah kenapa aku terlarut suasana ceritamu. setiap kali kamu selesai menghabiskan satu kalimat. selalu kamu akhiri dengan senyuman. dan akhirnya aku pun ikut tersenyum.
kalau di bilang rindu pastinya akan aku jawab dengan sangat lantang dan jelas, bak komandan peleton paskibra yang setiap rabu dan jumat aku latih mereka agar memiliki suara yang tegas. SIAP RINDU. semua perjalanan pasti ada akhir bukan, ya begitulah pepatah yang sering aku dengar sedari kecil dulu. siap tidak siap, dahulu diawal pertemuan aku sudah menyiapkan perbekalan yang cukup untuk menghadapi masa perpisahan.
tiga bulan yang sangat berat. satu sama lain saling berjuang, sama sama ada sesuatu yang dikorbankan. memang benar dirimu sekarang sudah berjarak 72 km dari tempatku sekarang. namun, masih ada sesuatu yang menurutku sulit untuk dilupakan. bukan masalah kenangan. masalahnya, kenapa banyak sekali dahulu pengorbanan kita, pengorbanan perasaan, waktu, emosi, bahkan mungkin senja akan turut iri dengan apa yang pernah kita lakukan.
maafkan aku yang kembali mulai kekanak-kanakan untuk malam ini. aku hanya sedikit emosi, melihat kedekatan mu dengan orang baru, begitu cepat rejeki menghampirimu. kalau dibilang cemburu ya itu memang benar. kamu pernah berujar kalau masih sayang harusnya rela melakukan segala sesuatu sendirian, nikmatin dulu kesendiriannya seperti ngopi sendiri, kalo laper makan sendiri, bukan mencari orang baru,
hmm... yap. kamu terlebih dahulu bertemu dengan orang baru, sedangkan disini aku masih menikmati masa kesendirianku. menulis segala sesuatu yang dapat aku tulis, masih tetap bekerja seperti yang kamu saran kan sebelum kita berpisah. menuruti semua nasehatmu, ubahlah keluh menjadi peluh.
pesan ku seperti di awal tadi ya. kabari aku kalau kalian sudah menjadi sebuah ikatan. agar aku tau kapan aku bisa mundur secara perlahan,