× BAB I ×
[ MADNESS MIND ]
07 ; WE'RE SO FUCKING FUCK
Langit sudah berubah menjadi hitam ketika Yoongi baru saja sampai di Brookdale Hospital Medical Center menggunakan sebuah taksi yang sengaja ia pesan dengan terburu-buru beberapa jam yang lalu. Lelaki pucat itu tak lama kemudian langsung menemukan ruangan milik adiknya yang berada di lantai tiga rumah sakit, dengan ruangan nomor tiga belas setelah mendapat pesan dari Jungkook. Ia berjalan tergesa sambil menyeret wanita yang sejak beberapa jam yang lalu itu tak lepas dari genggaman tangannya—takut menghilang, katanya.Helaan napas lelah berhasil lolos dari ceruk bibir Yoongi—sedikit tersenggal—setelah sampai pada depan pintu ruangan yang tertutup. Acey yang ada di sampingnya hanya diam saat kedua netra sabit milik Yoongi melirik ke arahnya. Memperhatikan begitu tenangnya wanita yang ada di sampingnya ini setelah berlarian cukup jauh, berbeda dengan Yoongi yang sepertinya cukup kelelahan.
Faktor usia? Tidak, manusia dan robot itu berbeda barangkali.
Tak mau ambil pusing dengan pikiraannya yang kembali pada pembicaraan dengan Jimin beberapa saat lalu, akhirnya yang Yoongi lakukan saat ini hanya membuka—cukup kasar—pintu yang ia yakini ruangan adiknya dengan sekali geser. Dan betapa terkejutnya ia sesaat netranya menangkap Karen dan Jungkook yang saling menempel satu sama lain di dalam ruangan itu.
"Kenapa kalian melakukan hal mesum di dalam rumah sakit?"
Jungkook—yang sedang memeluk Karen—langsung melepas pelukannya pada wanita yang terduduk sambil menundukkan kepalanya di atas ranjang itu. Terkejut bukan main begitu suara benturan pintu juga disusul dengan suara berat yang mengintimidasi dari Yoongi setelahnya menembus indera pendengarannya.
Lelaki lima tahun dibawah Yoongi itu kemudian berbalik untuk menatap lawan bicaranya. "Siapa yang melalukan hal semacam itu, hyung?!"
"Kau—kau dan Karen, kenapa kalian berpeluk-pelukan begitu di sini? Mesum sekali otak kalian. Tak tahu tempat, hah? Kau dilarang menyentuh adikku, Jungkook!" cecar Yoongi tak habis pikir dengan raut wajah kesal yang kentara.
Kedua bulat hitam Jungkook hampir saja keluar dari tempatnya. Tak habis pikir dengan sifat posesif Yoongi pada adiknya sampai mengira Jungkook berbuat hal yang iya-iya. "Oh, Hyung! Dia tadi menang—"
"For God's sake! Kau bahkan tak melepaskan tangan wanita yang ada di sampingmu itu, Tuan." bentak Karen kemudian mengudara menukas pembicaraan Yoongi dengan Jungkook—agak menyindir. Kakaknya itu kemudian terlihat melepas genggamannya pada wanita di sampingnya. "Kau benar-benar orang menyebalkan yang pernah aku punya, Yoongi. Sialan, bangsat, kakak tak tahu diri. Bajingan! Kenapa kembali dengan keadaan seperti itu, hah? Kenapa kau selalu—selalu saja membuatku khawatir dan berlaku semaumu. Kau sama sekali tidak pernah memikirkan perasaaanku, Yoongi."
Karen kesal bukan main melihat Yoongi yang bertindak seenaknya. Pria itu baru saja datang dan langsung marah-marah tanpa melihat bahwa adiknya itu benar-benar sedang merasa takut karena tidak kunjung mendapat kabar darinya selama hampir seharian. Yang dilakukan Karen hanya mengeluh dan bertanya pada Jungkook yang menemaninya saat ini. Menangis sudah pasti. Wanita itu takut bukan main jika Yoongi benar-benar hilang lagi.
Yoongi datang dengan pakaian yang berantakan bukan main, beberapa luka di tangan juga pelipisnya telah mengering dengan noda merah yang terhias di sana. Bagaimana Karen saat ini tidak marah?
Jungkook bingung dan kemudian mencoba menenangkan temannya dengan cara memegang pundaknya yang sayangnya langsung ditepis oleh Karen.
"Kau juga, Jungkook! Kau menyebalkan, bertingkah sok tahu dan seolah semuanya aman hanya dengan kau yang terluka. Kau bukan pahlawan! Kau juga bukan pengawalku, utamakan keselamatanmu sebelum kau menolongku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] FRACTURE TRILOGY
Fanfiction[Completed.] [Thriller/Gore] "We must find our safe place." [Sebagian cerita dihapus karena dibukukan] blackswanodile©2018