Sampah Masyarakat sebutan bagi gue yang suka mabuk-mabukan, yang suka balap-balapan liar, suka ugal-ugalan, yang suka bikin onar..
Cacian dan makian adalah makanan sehari-hari gue, penjara adalah tempat tidur gue dan rumah sakit adalah tempat refreshing gue..
Gue Zul dan ini adalah cerita kehidupan gue.***
Zulfikar Putra Pratama terlahir sebagai anak ke 2 dari 4 bersaudara di keluarga yang sederhana, Mempunyai seorang kakak perempuan dan 2 adik laki-laki, sosok cowok yang baik, rajin beribadah, berbakti kepada orang tua, pandai bergaul, dan selalu menorehkan prestasi..
Kriiiiinnnngggggggggggggg.... Alarm dari jam weker berbunyi tepat pukul 5.00 pagi. sebuah tangan pun keluar dari balik selimut untuk mematikan Alaram itu dan melanjutkan tidurnya kembali.
Tok... Tok... Tok...
"Zul... Zul..." Panggil wanita paruh baya sambil mengetuk pintu kamar anak lelakinya. gak ada sahutan dari dalam. suara itu kembali memanggil namanya , tak berapa lama ada sahutan dari dalam."Ya Ma"
"Bangun sholat subuh berjamaah nak, yang lain udah pada kumpul, kamu cepetan siap-siap yah. kita nunggu, jangan lama-lama loh" Ucap sang mama dari balik pintu.
"Iya ma, ini zul mau siap-siap" Ucap zul sambil berusaha untuk bangun dari tempat ternyaman itu.
"Awas loh yah, kamu tidur kembali"
"Enggak Ma" Ucap Zul sambil membuka pintu kamarnya dan menguap didepan sang mama.
"Ambil wudhu buruan, jangan lama-lama" Ucap sang mama kemudian berlalu dari hadapan Zul.
"Siap ibu negara" Ucap Zul sambil memberikan tanda hormat.
***
"Ma, Zul mana ?" Tanya Anak sulung dari keluarga pratama
" lagi siap-siap kayaknya" ucap sang mama.
"Zul" Teriak sang mama.
"Iya ma, sebentar ma" Sahut Zul.
"Ma, Juni sama sama Adit pergi dulu yah" Ucap Adit sambil mencium punggung tangan sang mama yang diikuti oleh sang adik tak lupa juga mereka mencium punggung tangan kakak tertua mereka.
"Kalian berdua hati-hati yah, Dit bawa motor jangan ngebut-ngebut dan belajar yang benar" Nasehat Sang mama.
"Ok ma.. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam" Ucap sang mama dengan kak Raina barengan"
"Halo kak Raina" Sapa Zul ketika berada di meja makan untuk sarapan. " yang lain pada kemana ?" Tanya Zul polos.
"Bapak pagi-pagi sekali udah kesawah, Adit sama Juni udah berangkat kesekolah, Mama lagi kebelakang" Jelas Kak Raina.
Zul pun melahap sarapan yang seadanya. hanya singkong rebus sama teh manis hangat. prinsipnya dia, sederhana apapun makanan yang ia makan akan terasa nikmat kalau mamanya yang masak.
"Ma, Zul berangkat dulu yah" Ucap Zul.
"Hati-hati nak" Ucap sang mama, "Jangan ngebut-ngebut, dan belajar yang rajin" sambung sang mama.
"Pasti ma" ucap Zul semangat., "kalau gituh Zul berangkat dulu yah Ma, Assalamu'alaikum" Ucap Zul sambil mencium punggung sang mama dan kakak tertuanya.
Sang mama pun mengantarnya anak lelakinya sampai didepan rumah. Zul pun mengendarai motor kesayangannya. sebelum dia kesekolah dia mampir ke sawah tempat ayahnya bekerja. Zul pun memberhentikan motornya tak jauh dari persawahan. dilihatnya sosok laki-laki paruh baya sedang minum teh di rumahan yang berada di pinggir sawah.
"Assalamu'alaikum Pa" Ucap Zul.
"Walaikum salam, Eh Zul kamu gak kesekolah ?" Tanya sang bapak.
"Ini mau kesekolah, Zul kesini biar bisa pamitan sama bapak" Ucap Zul.
"Kamu udah sarapan belum ?"
"Alhamdulilah sudah pak, Zul pergi ke sekolah dulu yah pak"
"Hati-hati yah nak, belajar yang rajin" Nasehat sang bapak, "Gak usah mencium tangan bapak nak, tangan bapak kotor dengan lumpur" sambung sang bapak ketika Zul mau mencium punggung tangan sang bapak.
"Gak apa-apa pak,walaupun tangan bapak kotor tapi zul ingin mencium tangan bapak karena tangan kotor bapak yang menafkahi zul dari kecil sampai sekarang"
Zul pun mencium punggung tangan sang bapak dan pamit untuk pergi ke sekolah.
.
.
.
.
Sampai sini dulu yah, kita lanjut lagi besok.
Happy Reading.. Ma'af kalau banyak typo.
sampai ketemu dipart selanjutnya.
jangan lupa votenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incredible Journey
Random#2 Teenlitz Sebuah perjalanan hidup yang penuh dengan lika-liku, sebuah perjalanan hidup yang mengajarkan apa sesungguhnya arti kehilangan, yang mengajarkan apa arti Mengikhlaskan yang telah pergi, yang mengajarkan arti pentingnya bersyukur, dan ya...