[27] We.

1.6K 154 1
                                    

"Baal, kita sebenernya mau kemana si ini?" Tanya (NamaKamu) yang masih terus meremas bajunya karna informasi dari telpon bang Omen tadi.

"Coba tebak!" Seru Iqbaal sambil sekilas menghadap kearah gadis itu.

(NamaKamu) menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Iqbaal yang seakan tidak ada apa-apa ketika mereka kembali dari perjalanan nanti.

"Baal, lo gak takut apa?"

"Heum? Apa yang harus ditakutin?"

"Berita kita—

lagi rame di Jakarta, Baal"

"Bahkan mungkin diluar Jakarta juga" Ucap Iqbaal sambil menaikkan kedua bahunya.

"Maaf" Setelah mengatakan satu kata itu, (NamaKamu) langsung menundukkan kepalanya dan memperkuat remasannya pada ujung bajunya.

"Hey, i said its not your fault, udah berapa kali loh gue bilang gitu" Ucap Iqbaal.

Kemudian tangannya tergerak kearah puncak kepala (NamaKamu), mengacak rambut gadis itu dengan gemas.

Tak berselang lama, (NamaKamu) mengadahkan kepalanya. Memandang lurus kedepan. Memperhatikan sekeliling jalan tol yang dilewatinya bersama Iqbaal.

"Eh—" (NamaKamu) hendak ingin protes.

"Iya, kita ke Bandung!" Seru Iqbaal santai seperti tak bersalah.

"Baaaall gila lo yaaa!"

"Iya! Gue gila mau nyulik lo!" Serunya sambil tertawa.

"Mau ngapain anjir di Bandung?!"

"Udahsi! Kan judulnya lo lagi gue culik sekarang mana ada penculik ngasi tau ke yang diculik?"

(NamaKamu) tak bisa berkutik lagi. Padahal yang dipikirannya hanya sekedar berjalan-jalan dikit di sekitar rumah sakit untuk menjernihkan pikirannya. Tak pernah terpikirkan bahwa dirinya akan diculik seperti ini oleh seorang Iqbaal Ramadhan.

"Hari ini buat kita, anggep gak ada apapun yang terjadi di Jakarta. Okey?"

(NamaKamu) mengangguk mantap. Dengan penuh keyakinan pula mengucap kata okey dalam hatinya.

💫

Iqbaal memakirkan mobilnya. Tepat di depan sebuah restoran yang berada di tempag peristirahatan dalam tol.

"Makan dulu, gue laper!" Ucap Iqbaal sambil memukul-mukul perutnya ringan.

"Hahaha, iyaaa" Ucap (NamaKamu) yang sudah mulai ceria.

Sebelum meninggalkan mobil, Iqbaal tak seperti biasanya yang memakai topi, dan juga syal yang dikalungkan di lehernya namun sedikit di keataskan menutupi mulut dan hidungnya. Ia dengan santai tanpa memakai penyamaran apapun. Seperti tak takut pihak media atau siapapun itu memergoki mereka berdua lagi. Iqbaal keluar dari mobil disusul (NamaKamu). Lalu keduanya beriringan memasuki sebuah restoran prasmanan.

Tak butuh waktu yang lama untuk keduanya menyantap makanan. Dengan jail, (NamaKamu) hendak memotret Iqbaal diam-diam. Gadis ini terlalu gemas dengan gaya-gaya Iqbaal yang dibuat-buat itu.

(NamaKamu) mulai mengarahkan kameranya kearah Iqbaal.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Untittled ✖️ IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang