"Pakin..Pakin kau dimana?" teriak Plan mengitari rumah mencari sepupunya.
Plan menuju kamar Mark dan mengetuk pintunya. Hening.
Tak ada jawaban dari dalam. Tanpa basa-basi Plan membuka pintu kamar Mark dan masuk begitu saja lalu duduk dengan nyaman di ranjang milik adik sepupunya tersebut.
Mark Siwat, saudara sepupu dari pihak ibunya. Sejak 3tahun lalu ikut tinggal bersama Plan di rumahnya dikarenakan dia hanya tinggal seorang diri sekarang. Kedua orang tua Mark pergi mendahuluinya karena kecelakaan.
Mark yang saat itu masih berusia 17 tahun akhirnya memutuskan untuk meninggalkan rumah mewahnya dan memilih tinggal bersama keluarga bibi dan pamannya yang tak lain adalah orang tua Plan.
Mark dan Plan hanya terpaut usia 3tahun, karena sama-sama anak tunggal di keluarganya Mark dan Plan menjadi sangat akrab. Jika mereka pergi bersama, setiap orang akan menganggap kalau mereka adalah kakak beradik dan bahkan ada yang mengira mereka adalah sepasang kekasih.
Plan, meskipun usianya lebih tua dari Mark namun sifat dan sikap mereka begitu berbanding terbalik.
Plan yang manja, sedangkan Mark terlihat begitu dewasa.
Plan sangat imut dan Mark terlihat sangat manly.
Tak jarang Plan terlihat seperti adik Mark di mata teman-teman mereka.
.
.
.Mark keluar dari kamar mandinya dengan kondisi toples dan hanya menggunakan celana pendeknya sambil memegang sikat gigi.
Plan menoleh menatap Mark.
"Phi, tidak bisakah kau menunggu ku diluar saja? Kenapa kau selalu saja suka menerobos masuk ke dalam kamar ku?" omel Mark seraya menunjuk Plan dengan sikat gigi yang sedang di pegangnya.
Plan hanya terkekeh mendengar omelan Mark.
"Dan satu lagi, berhentilah memanggil ku Pakin phi" erang Mark frustasi.
"Baiklah..baiklah mark siwat ku" sahut Plan merebahkan tubuhnya di ranjang Mark.
Sedetik kemudian Plan terbangun dari baringnya karena merasakan sesuatu mengganjal di punggungnya.Disibaknya selimut di ranjang Mark dan Plan terkejut melihat sebuah pigora berisi foto Mark dengan seseorang yang di kenalnya.
Mark yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung merebut pigora yang dipegang oleh Plan.
"Mark, coba jelaskan apa yang baru saja aku lihat. Kenapa kau bisa berfoto dengan pria itu. Siapa dia bagi mu?" Tanya Plan memicing menatap Mark.
"Phi, maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyembunyikannya dari mu phi." Ucap Mark dengan wajah khawatirnya dan merebut foto yang dipegang Plan.
"Bukankah itu Gun? Teman sekelas ku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Between us
Teen Fictionini apa ya, cuma selingan..cerita pendek karena kedekatan mereka satu sama lain. jadi pengen bikin sesuatu yang manis...baca aja ya