Multimedia: Zytca Ella Ivanca (with the new hair)
*-----*
Sudah sekitar lima menit Zytca terjabak dengan gadis tomboy menyebalkan yang membuat Zytca jatuh cinta. Lima menit yang terbuang sia-sia hanya dengan menunggu listrik kembali menyala atau mungkin mati di telan oleh gadis di sampingya yang sedari tadi berlagak tenang tanpa memperdulikan keadaan Zytca yang sekarat karena takut dengan kegelapan.
Alex menggumamkan lagu kesukaannya sambil tidak lupa untuk megetuk-ngetukan kakinya mengiringi gumamannya. Gadis tomboy itu benar-benar tidak bisa memahami kalau Zytca sedang membutuhkannya sekarang. Pantas saja banyak orang tidak suka dengannya. Pikir Zytca dalam kepalanya.
Tanpa ingin berharap dapat perlindungan dari Alex lagi, Zytca membuka ponsel untuk menerangi mereka berdua. Saat Zytca melihat kesampingnya, jantungnya berhenti secara tiba-tiba. Lihat saja rahang tegas yang membayang itu, atau bahkan dagu tegas yang dapat membuat siapapun ingin menyentuhnya, atau bibir tipisnya yang merah merona, hidung mancungnya, mata tajamnya yang terlihat menyala dalam gelap, dirinya.
"Take a pictures, at least longer"
Zytca menganga besar saat ia mendengar perkataan tenang dari Alex yang membuatnya mati kutu karena terpergok memperlihatkan sedari tadi. "Ada apa dengan wajahku?" Alex menoleh pelan dan membuat Zytca jadi gugup setengah mati "Tidak ada" untungnya, listrik menyala dan langsung membawa mereka melesat ke lantai paling atas bangunan dimana Alex bekerja.
*- Riska Pramita Tobing -*
Pintu terbuka lantas menunjukkan lorong menuju ruang CEO yang berada tepat di paling ujung lorong. Melihat lorong dengan dekorasi berwarna hitam dan merah, Zytca tahu betul kalau ruangan ini memiliki design paling berbeda dengan ruangan lain. Pastilah Alex yang melakukannya. Lukisan kuno di dinding, beberapa poster mengerikan dan juga tidak lupa disertai dengan wallpafer mengerikan di setiap belokan lorong yang berbeda.
Melihat Alex membuka pintu besar yang terbuat dari kayu jati berwarna gelap, Zytca tiba-tiba saja merasa gugup setengah mati dan ternyata kegugupannya memberikan efek buruk dimana Alex langsung bisa menyadarinya dengan cepat dan memanfaatkannya dengan baik "Silahkan duduk, Mrs. Ivanca" Zytca menurut tanpa ingin menatap wajah gadis tomboy dihadapannya.
Alex terduduk tegap di depan Zytca, membuat Zytca terkena sindrom gugup secara tiba-tiba. Tahu betul kalau Alex tidak akan memulai selagi Zytca masih tidak bicara, gadis itu pun cepat-cepat menegapkan punggung dan menarik napas panjang untuk menenangkan diri. "Jadi, Mr. Black meminta Ayahku mengutus satu designer untuk mengurusi perusahannya dalam mendekorasi perpustakaan yang sedang dalam pembaruan, dan Ayahku meminta Aku utuk mengurusinya"
Gadis tomboy di hadapannya hanya mengambil secarik kertas dan memberikan satu buah laptop kehadapan Zytca "Coba tolong buatkan contoh design yang menarik untuk perpustakaan di ruanganku. Jika Aku terkesan, Aku akan membiarkanmu mengurusi perpustakaan perusahaan Ayahku"
Dengan itu, Zytca mengambil kertas dan laptopnya "Ku beri waktu 30 menit" ucapan gadis tomboy yang seenaknya itu membuat Zytca menjatuhkan dagu karena terkejut. "Apa?! 30 menit?!! Yang benar saja?!!!" protes Zytca tidak terima. Alex hanya mengangkat alis dan menampakkan wajah menantang "Ayolah, lagipula mendesign perpustakaan itu mudah, Zytca. Ditambah lagi perpustakaan di ruangan ini kecil sekali" dan Zytca hanya bisa mengambil laptop pemberian gadis menyebalkan itu lantas segera melakukan perintah darinya.
Tak kuasa melihat Zytca fokus pada layar laptop setelah beberapa menit berlalu, Alex kemudian mengambilkan segelas jus jeruk dari kulkas di ujung ruangan sambil tidak lupa menyertainya dengan beberapa kudapan kesukaan Zytca seperti kue cokelat dan juga keju. "Jangan dianggap serius, Aku hanya bercanda. Ambil waktu yang Kau butuhkan dan design lah sebaik mungkin." Zytca terkekeh kecil "Kamu menaruh perhatian padaku? hahahahaha.." dia tertawa kecil menirukan salah satu iklan komersial sebelum akhirnya melanjutkan kalimat yang sempat ia gantungkan "Aku terkesan dengan perhatian yang Kamu berikan, tapi sungguh, Aku tidak membutuhkannya"
"....."
"....."
"Jadi, bagaimana kegiatan di sekolah?"
"Biasa saja, semua siswa dan siswi melakukan aktifitas mereka dengan baik"
"Bagaimana denganmu?"
Zytca menoleh sebentar pada gadis tomboy yang sekarang sudah berada disampingnya sambil memperlihatkan pekerjaannya yang baru selesai setengah jalan. "Aku juga mengikuti pelajaran dengan baik"
Alex mendekat sambil lalu memperhatikan design buatan Zytca dengan teliti "Coba pindahkan meja ke dekat jendela, Aku selalu bosan jika membaca terus menerus dan tidak disuguhi dengan pemandangan" dan Zytca hanya mengangguk saja sambil lalu membenarkan hasil kerjaannya.
"Jadi, itu alasan kenapa di ruanganmu sangat banyak sekali jendela?
"Ya"
"Memang tidak takut kalau misalkan lihat ke bawah?
"Tidak"
"Hmm, Apa Kamu berencana untuk masuk Sekolah lagi?"
"Masa depanku sudah di tentukan, Ivanca. Aku tidak perlu pergi ke Sekolah."
"Jadi, Kamu benar-benar di lahirkan dengan sendok perak di mulutmu (Sudah kaya sejak lahir) eh?"
"Bisa dikatakan seperti itu"
Zytca menyerahkan hasil pekerjaannya dan membuat gadis tomboy yang sedari tadi berbicara dengannya jadi takjub dengan hasilnya "Kau melakuannya dengan sangat baik. Kau tahu seleraku bagaimana, eh?"
Zytca hanya tekekeh kecil karenanya "Well, tidak susah di tebak. Sebenarnya Aku hanya belajar dari dekorasi-dekorasi yang ada di sekitar ruanganmu" Alex mendekat dan mensejajarkan posisi mereka sambil lalu mengusap pipi Zytca dengan lembut "Sebenarnya, seleraku adalah gadis sepertimu" dan Zytca memejamkan mata saat ia merasakan bibir lembut Alex di bibirnya.
Tak menyangka kalau ternyata Alex akan kembali melabuhkan bibirnya di antara bibir tipis milik Zytca, gadis cantik itu dapat merasakan kalau ternyata dirinya tidak bisa menerima ini semua dalam sekaligus. Otak dan hatinya berbenturan sekarang.
Saat hati Zytca berkata kalau ia bersyukur karena rindunya bisa tertumpahkan, saat itu pula otaknya berkata kalau ini semua tidak benar adanya. Zytca bahkan tidak bisa mengambil keputusan untuk mengikuti hati atau otaknya. Tapi dia benar-benar merasa bahagia saat Alex merengkuhnya semakin mendekat dan kemudian membuat Zytca menggantung di pinggangnya yang kuat.
"I want more, can I?" dan Zytca hanya mengangguk menyetujui tanpa bisa berpikir panjang.
Akal sehat Zytca hilang entah kemana saat gadis tomboy itu mulai menurunkan ciumannya menuju leher jenjang milik Zytca dan tangan lincah dan lembutnya mulai melucuti pakaian Zytca lantas tidak lupa segera membaringkan Zytca di atas meja kerjanya.
Melihat Alex tersenyum saat mengambangkan bibirnya di atas payudara Zytca yang masih terbungkus bra, gadis cantik itu malah semakin tergoda karenanya. Sentuhan-sentuhan Alex membuat Zytca merasakan gairah tertentu yang seolah akan terus-terusan menginginkan hal yang sama dilakukan oleh gadis tomboy itu kepadanya.
"Is this Ok?" lagi, Zytca hanya bisa mengangguk mengiyakan saat gadis tomboy itu melepas kemejanya dan segera melucuti bra yang dikenakan oleh Zytca. Bibir yang menggoda itu akhirnya menentuh payudara Zytca dengan perlahan, membuat Zytca melenguh hebat sampai akhirnya ia merasakan tangan Alex menyusup ke balik rok yang dikenakannya.
Tidak.
Jangan.
Jangan kesana!!!
*-----*
Riska Pramita Tobing.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIGGEST FEAR (COMPLETED)
Teen FictionDalam setiap langkahnya, gadis itu selalu saja dihantui. Bukan dihantui oleh para iblis, namun oleh ketakutan terbesarnya. Dia sudah lelah mencari tempat berlindung, sampai akhirnya ada seseorang yang menawarkan tempat perlindungan. Tapi bagaimana j...