Suasana perpustakaan yang biasanya sepi berubah menjadi riuh dikarenakan anggota-anggota Klub Rindu Buku sudah memenuhi ruang baca perpustakaan sekolahku. Ruang baca perpustakaan sekolahku dibentuk melingkar dan di tengahnya diletakkan sebuah meja dan kursi yang biasanya ditempati oleh para ketua yang sedang mengadakan pertemuaan organinasi atau ekstrakulikuler di ruang baca perpustakaan ini.
Dan untuk kali ini, yang menempati meja dan kursi yang berada di depan adalah aku. Ya, aku adalah ketua dari organisasi ini dan tak lama lagi, posisiku akan digantikan oleh orang lain.
"Perhatian semuanya!" teriakku mencoba untuk membuat suasana perpustakaan kembali senyap layaknya suasana perpustakaan pada umumnya.
Dalam hitungan detik, para anggota sudah dapat meredam keributan mereka dan menggantikannya dengan perhatian penuh mereka kepadaku.
Aku berdeham sebelum melanjutkan perkataanku, bermaksud untuk menetralisirkan suaraku yang kemungkinan akan serak karena aku baru saja berteriak. "Baiklah, untuk kegiatan kita selanjutnya, kita akan membedah novel karya Tere Liye yang berjudul Rindu. Saya harap kalian semua mau berpartisipasi saat kegiatan bedah buku dilaksanakan. Ada yang ingin bertanya?"
Salah satu murid kelas sepuluh mengangkat tangannya, aku tidak mengenalnya, tetapi aku tahu dia adalah murid yang baru masuk hari ini. Setelah kupersilakan, murid itupun bersuara. "Nama saya Kania, Kak, saya mau bertanya, apakah semua murid harus punya novel itu?"
Aku menggelengkan kepalaku. "Tidak harus, bagi kalian yang tidak mempunyai novel, kalian bisa minta ke saya dan saya akan memberi buku elektroniknya kepada kalian."
"Oh begitu, 'makasih, Kak," ujar Kania dan kubalas dengan senyuman dan anggukan.
×××
Setelah aku menemukan novel yang cocok untuk dibaca di sore hari yang cukup melelahkan ini, aku langsung membawanya ke pojok toko buku ini agar aku bisa membacanya dengan tenang tanpa ketahuan oleh penjaga toko buku.
Jika kalian menebak aku akan melakukan sebuah kegiatan yang sering dilakukan oleh para pelajar ketika berada di toko buku, maka kuucapkan, selamat, kalian benar. Aku akan membaca novel ini di toko buku ini juga tanpa membelinya. Aku tahu ini adalah sesuatu yang sangat ilegal. Tapi percayalah, aku tidak pernah membaca novel yang masih dilindungi oleh plastik, aku selalu membaca novel yang memang sudah 'dirusak' oleh tangan-tangan yang tak bertanggung jawab.
Ketika aku baru saja hendak membaca bagian pertama dari novel dengan sinopsis yang sangat menarik ini, aku mendengar suara orang berdeham dan membuatku mendongak ke arah munculnya suara itu. Dan setelah aku mengenali wajah orang itu, aku langsung berdiri dan membersihkan bagian belakang rok sekolahku.
"Lo kenapa duduk di bawah?" tanya orang itu kepadaku.
Aku tidak tahu harus menjawab apa. Baru kali ini aku tidak bisa menjawab pertanyaan yang tergolong sangat mudah itu. Mungkin ini karena aku malu, aku malu karena ketahuan telah membaca secara ilegal dan parahnya, yang melihatku adalah seseorang yang kuketahui.
"Lo temannya Luke, kan?" tanyaku dengan maksud menghindarkan diriku dari pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh orang itu.
Ia menganggukkan kepalanya.
"Bang Caleb, kan?" tanyaku.
Bukannya menjawab pertanyaanku dengan kata 'ya' dan 'tidak', orang yang di hadapanku ini malah tertawa. Apa yang lucu dari pertanyaanku barusan? Tunggu, apakah aku salah nama? Ya ampun, kurasa aku memang salah nama. Astaga Bella, kenapa kau susah sekali untuk mengingat nama orang?
"Nama gue Calum, bukan Caleb," koreksi Calum. "Dan, lo gak perlu manggil gue 'bang'."
Pengoreksian yang dilakukan oleh Calum membuatku salah tingkah dan malu. Aku dan Calum baru saja berhadapan selama kurang dari sepuluh menit dan bodohnya aku, aku sudah mempermalukan diriku sebanyak dua kali di hadapan Calum. Sepertinya aku lebih baik meninggalkan Calum sekarang juga karena jika aku tetap berada di sini, aku akan semakin mempermalukan diriku. Namun sayangnya, saat aku hendak berpamitan dengan Calum, ia bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch Fire × Calum Hood || ✓
FanficBerkisah tentang seorang gadis yang mencoba untuk terbebas dari masa lalu dengan bantuan seorang lelaki yang bernama Calum Hood.