《18.5》 Red

2.6K 452 177
                                    

A/n: berhubung 19b masih panjang banget (aku baru ngetik adegan pertama karena menunggu feelsnya ^_^ ) dan kemaren banyak yang protes pengen cerita panwink selama mereka kepisah 5 tahun, well— here it is

"But moving on from his impossible when I still see it all in my head, in burnin' red"—T. Swift, Red.

𝖗𝖊𝖕𝖚𝖙𝖆𝖙𝖎𝖔𝖓

November 2019

Like the colors in autumn, so bright just before they lose it all

Jihoon meletakkan pulpennya sejenak dan menggosokkan kedua tangannya yang terasa dingin saat angin dingin mulai berhembus dari kaca jendela yang dibukanya barusan—sebuah kebiasaan baru, Jihoon lebih suka merasakan angin yang menerpa wajahnya saat hendak menulis lagu.

Tapi rasanya, kebiasaan barunya itu tak patut dilakukan pada bulan November, ketika dedaunan merah pohon mapple di halamannya mulai kehilangan warnanya.

Ah iya, ini bulan November. Tepat satu tahun setelah saat itu, saat pertama kali Jihoon memilih mempercayai Guanlin untuk mendengarkan kisahnya di pinggir pantai itu—yang tanpa mereka sadari justru menjadi awal dari tumbuhnya sebuah rasa di antara mereka.

Jihoon tidak menyesali itu. Jihoon tidak pernah menyesali apapun yang berkaitan dengan Lai Guanlin—nyatanya, Jihoon bahkan tidak menyesal meninggalkan Guanlin.

Benar, hatinya terasa sakit. Bahkan sangat sakit sampai hari ini.

Ketika Ia masih mengandung, akan ada saat dimana Jihoon mendapati dirinya terbaring sendirian di ranjangnya dengan mata terbuka lebar, berusaha menahan tangisnya, menahan rasa rindunya, berusaha meyakinkan bayi di dalam kandungannya kalau mereka memang tak bisa menemui Guanlin.

Karena saat itu pun, Guanlin sudah berkencan dengan orang lain—Xi Luhan, model keturunan Tiongkok yang disebut orang sebagai 'Park Jihoon versi model'.

Sebenci itu Guanlin padanya sampai Ia berniat melupakan Jihoon hanya berselang beberapa bulan dari ketika Ia meninggalkannya, dan Jihoon tak akan memprotes soal itu. Ia mengerti jika Guanlin membencinya, meskipun Ia telah memohon pria itu agar tak membencinya.

Perasaan tidak semain-main itu, Jihoon.

Luhan pun bukan yang pertama. Sebelum Luhan ada Jung Chaeyeon, si aktris pendatang baru—hubungan mereka berakhir setelah satu minggu, setelah Chaeyeon ada soloist Son Wendy—hubungan mereka bertahan sedikit lebih lama, dua minggu, setelah Wendy, ada salah satu anggota girl group terkenal—sepupu Jieqiong, Lee Nakyung, dengan hubungan yang bertahan selama satu bulan.

And the list goes on. Jihoon berhenti memperhatikan berita mengenai kekasih-kekasih baru Guanlin sampai Nakyung—ketika Ia menyadari bahwa berita itu akan menyakitinya, hanya untuk kemudian kembali memberinya harapan saat hubungan tersebut dinyatakan berakhir.

Jihoon tak akan memungkiri, berita-berita itu menyakitinya. Terkadang, Ia mendapati air matanya turun begitu saja, dan bahkan terkadang Ia lupa caranya bernapas.

Tapi Jihoon tahu, Ia pantas mendapatkan ini semua. Mungkin ini karma baginya—entah telah berapa mantan kekasihnya yang merasa seperti ini? Atau mungkin pasangan one night stand-nya yang menyatakan perasaannya pada Jihoon di pagi hari setelah mereka terbangun—hal ini sering terjadi, dan Jihoon akan meninggalkan mereka setelah mengatakan "kau tidak berpikir ini semua benar-benar terjadi karena aku juga menyukaimu, kan?".

Reputation // pjh+lglTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang