"Ayo semuanya kumpulkan tugas kelompoknya" ujar bu mala kepada kami.
Ya hari ini adalah pelajaran tataboga, kami di suruh untuk menjawab 5 pertanyaan secara berkelompok, aku kebagian kelompok terakhir yaitu kelompok 6.
"Kalau sudah semua, coba kalian koreksi jawaban dari kelompok yang di bagikan ke kalian, dan nilainya terserah kalian." ujar bu mala sambil membagikan kembali hasil ujian secara acak
Setelah membahas soal akhir nya penyebutan skor
"Kelompok satu?"
"Seratus bu"
"Kelompok dua?"
"Seratus bu"
"Kelompok tiga?"
"Seratus bu?"
"Kelompok empat?"
"Seratus bu"
"Kelompok lima?"
"Seratus bu"
"Wah banyak yang betul semua ya, kayanya pada pintar semua, sekarang kelompok enam?"
"Enampuluh bu" ujar syarif dengan lantang
"Wah bu kok kelompok saya nilainya segitu, wey syarif kalau meriksa yang bener dong. Bu gimana ini?" ujarku tak terima
"Tenang dulu nis, kita lihat argumen kelompok syarif dulu"
"Jadi begini bu, di poin nomer tiga kan pertanyaan nya apa yang dimaksud sanitasi hygene. Mereka hanya menjawab kebersihan makanan sehingga higenis, sedangkan kalau menurut buku, sanitasi hygene itu kebersihan alat-alat dan makanan, yang menyebabkan proses masak tidak terkontaminasi dan membuat makanan higenis, dan mereka hanya menjawab makanan doang. Dan kedua poin kelima, disini disebutkan apa saja bahan makanan yang bisa dibuat garnis, merekaenjawab sayuran dan buah-buahan. Kan kalau gitu masih ambigu kan, masa nanti jengkol dan pete jadi garnis?"
Sontak sekelas tertawa, aku lihat bu mala pun tersenyum.
"Tapi itukan setidaknya dapat nilai setengah kan?" belaku
"Kalau salah mah salah aja", ujar syarif
" udah nis, sabar" ujar nida menenangkanku
"Tapi"
Seketika tangan ayu menempel di bibirku dan berkata
"Tenang nis, masih banyak celah balas dendam ko"
"Iya ya" pikirku kemudian tenang
"Eh yu tadi lo, abis pegang apa? Kok tangan lu asin banget,"
"Eh, tadi abis ngelap keringet di dahi nis"
"Wuaseum lu yu" ujar ku sebal di barengi gelak tawa kelompok ku.
Akhirnya bel istirahat berbunyi, dan akupun masih meratapi nilai tataboga ku yang 60, secara loh aku kan selalu rangking satu dari semester satu dan dua, kini aku ragu jikalau semester tiga ini aku masih bisa mempertahankan posisi iti, apalagi semenjak satu kelas dengan sepupu sialan itu. Ah tapi sudahlah, pikirku. Kita akan tahu esok hari.
Aku dan teman-teman kini pergi ke kantin dan menikmati makanan disana sambil berbincang-bincang
"Eh nis, tapi kenapa kok lu tadi cuma adu argumennya sampe sana?" ujar nining
"Aku tak ingin debat dengan si syaraf, biasanya kan kalau udah syaraf mah gak bakal nyambung diajak ngobrol juga"
"Eh nis, tapi emang bener lu sama si syarif masih sebuyut?" tanya ayu
"Iya, kami masih sebuyut. Tapi gue nyesel loh sampe sekarang gue masih sebuyut, kalau dulu gue dari bayi udah tau mah, gue mau minta samaAllah supaya jangan di lahirkan sebuyut sama dia"
"Wah pantesan lu berdua pada pintar nis, emang buyut kalian makan apa sih?" ujar nida.
"Ya, makan nasilah"
Terdengar suara itu dari bilik luar warung, aku tahu itu pasti suara si syaraf, wah, kok bisa dia disana, berarti dia udah nguping dari awal kata-kataku. Tapi syukur lah semoga aja dia sadar akan dirinya yang tak pantas disejajarkan denganku.
"Nis gimana ini, dia denger dari awal loh?"
"Gak papa lah, udah biarin aja"
"Wey nissan, lu denger kata gue, singa tak akan memakan anjing yang menggonggong" ujarnya sambil beranjak dari tempat duduknya, dan berlari
"Wey, syaraf lu ngatain kita anjing hah!!!!!!! " ujarku sambil keluar dari warung.
Tak lama bel pun berbunyi, dan akhirnya kami meninggalkan kantin itu, aku pun malas jikalau haris masuk kelas lagi, apalagi harus ketemu si syaraf. Akupun masuk kelas disambut dengan tatapan bahagia si syaraf karena telah menjatuhkanku, tapi aku yakin, besok dia yang akan aku jatuhkan.
"Kita lihat saja besok, syaraf, kau akan aku buat tak bisa lagi berargumen dengan ku" ujarku dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
sepeda dan kain
Romancenisa adalah anak bungsu dari 4 bersaudara. ia adalah anak seorang petani tua, setiap libur sekolah ia selalu membantu ayahnya. pekerjaan laki-laki selalu ia kerjakan, hingga akhirnya membuat ia tomboy dan terlalu kekar untuk seorang bocah wanita seu...