"PLAAAAAAK!" Lila menampar pipi kanan Adli. Cukup keras. Sampai-sampai sudut bibirnya sedikit berdarah.
Ya begitulah, Lila ngeri kalo marah.
"Apa-apa an ini. Pulang kerja disambut pake tamparan!" Kata Adli dengan nada tinggi.
"Itu ganjaran buat laki-laki yang omongannya nggak bisa dipegang!" Balas Lila dengan suara yang lebih tinggi.
"Maksud kamu apa!" Wajah Adli memerah. Rahangnya mengeras.
"Kamu bilang kamu udah nggak pernah berhubungan lagi sama Dela. Tapi apa? Ternyata sehari sebelum pernikahan kita, kamu jalan kan sama Dela?! Ngaku kamu!" Emosi Lila semakin memuncak
"Kalo nggak ada bukti jangan asal tuduh! apa-apa tanya dulu! bukan main tampar langsung kaya gini!" Sebenarnya Adli sedikit takut karena Lila mengetahui hal itu. Tapi dari mana Lila tahu? Adli mencoba untuk membela dirinya sendiri meskipun dirinya salah.
"Aku udah tau semua langsung dari mulut Dela sendiri! Bener-bener kelewatan ya kamu! kebangetan! Ternyata kamu nggak pernah bisa berubah!" Mata Lila mulai berkaca-kaca. Sebisa mungkin ia menahan air matanya agar tidak sampai tumpah saat ini.
"Malam ini aku pulang ke rumah ibu" Lila membalikkan badannya dan langsung pergi ke luar rumah."Lila tunggu!" Adli mencoba meraih pergelangan tangan Lila. Dengan cepat dan kasar, Lila menepis tangan Adli.
"Nggak usah larang aku untuk pulang ke rumah Ibu"
"Aku mohon jangan pulang ke rumah Ibu. Aku nggak mau ngecewain Ibu kamu lagi. Aku nggak mau dianggap gagal menjadi imam mu. Kasih aku kesempatan buat ngejelasin sama kamu" Suara Adli terdengar bergetar. Adli benar-benar merasa bersalah.
"Aku tau aku salah. Aku minta maaf. Sekali lagi aku mohon, jangan pulang ke rumah Ibu" Isakan terdengar. Ya, Adli menangis. Adli memang cengeng dalam masalah seperti ini."Kamu udah kenal lama sama aku. Kamu pasti udah paham sama sifat aku" Balas Lila. Emosinya sudah mereda. Tapi sakit hatinya masih sangat terasa.
"Iya aku tau kamu bukan orang yang suka mengadu, dan kamu juga bukan tipe orang yang suka membuka aib orang lain. Tapi aku mohon, jangan pulang. Aku ... Aku ... Bisa jelasain" Adli mendekati Lila. Ia memeluk Lila dari belakang.
"Aku sayang sama kamu. Tapi aku belum bisa ngelupain Dela sepenuhnya. Aku mohon beri aku waktu untuk bisa melupakan masa lalu aku"Lila melepaskan kedua tangan Adli yang melingkar di tubuhnya. Hatinya terasa sangat sakit. Tanpa berkata apapun, Lila pergi meninggalkan Adli.
"Lila!" Seru Adli. Lila samasekali tidak memperdulikan Adli yang terus memanggil-manggil namanya.
"ARRGGGHHH!" Adli mengacak-acak rambutnya kesal "Kenapa aku harus menyayangi dua perempuan. kenapa Tuhan! Kenapa!" Adli meninju tembok yang ada di sisi kanannya. Sampai tangannya lebam, karena terlalu keras.
***
"Kalo Adli nggak bisa jadi milik aku, Adli juga nggak boleh jadi milik Lila" Ujar Dela "Aku harus cari cara buat misahin mereka"
***
Happy weekend gaes💃🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Married By Accident
Fiksi RemajaIni hanya cerita karangan biasa. Jika ada kesamaan nama dan tempat itu hanya kebetulan dan tidak ada unsur kesemgajaan !