Hieft de Schwert - 2

45 1 2
                                    

***

Ritter : Troun

Chapter 2 - Hieft de Schwert

***

" Nona."

" Katanya nona akan meneruskan gelar keluarga anda?"

" Hidup anda menyedihkan sekali!"

" Bahkan gadis bangsawan lain hanya duduk santai sambil merawat diri mereka dan belajar tata krama,"

" Tapi lihatlah diri nona sendiri! Anda harus mengayunkan pedang seperti lelaki!"

Patricia hanya tersenyum.

Banyak orang yang selalu mengatakan hal itu kepadanya, bahkan anak kecil yang saat ini ia tangkap karena mencuri belati emasnya sedang mengomentari kehidupannya.

" Ckck, harusnya nona sadar diri! Mana bisa perempuan setara dengan laki-laki!"

Wah.

Anak-anak zaman sekarang memang sudah pandai berbicara seperti orang dewasa ya.

" Memangnya kenapa perempuan tidak bisa setara dengan laki-laki?"

" Apakah kesetaraan itu seperti kastamu yang lebih rendah daripada kastaku?"

Patricia tersenyum saat mengatakan kalimat kesukaannya itu.

Anak itu terdiam, wajahnya menampilkan bahwa ia tidak menyukai kata-kata yang Patricia ucapkan kepadanya.

" Memangnya kenapa?"

" Lagipula aku mencuri untuk memenuhi kebutuhan hidupku!"

Patricia menghela napasnya, " memangnya orang tuamu tidak bekerja? Terlebih,  apakah Kekaisaran tidak mengurus rakyat?"

Lelaki kecil itu merengut lalu bermain menggoyangkan kedua kakinya, " kata ayahku, semenjak Raja yang sekarang memerintah, banyak rakyat yang terlantar dan miskin tidak diperhatikan,"

" Bahkan saya membenci bangsawan seperti nona yang hanya bisa berfoya-foya menggunakan harta anda," ucapnya dengan nada kesalnya.

" Para bangsawan menghabiskan uangnya hanya untuk memamerkan barang mahal kepada sesamanya, kami yang orang miskin hanya bisa pergi kesana kemari mencari tempat bernaung yang nyaman dan mencuri jika kami kelaparan."

Patricia melepaskan tangan anak itu dari cengkeramannya, lalu menyender ke diding batu bata di gang kecil-tempat ia menangkap lelaki kecil yang mencuri belati emasnya.

" Ternyata selama 9 tahun aku pergi ke Caster, Aletrice semakin menyedihkan ya," gumam Patricia.

Lelaki kecil yang mendengar gumaman Patricia ikut mengangguk lalu menghela napas bersama.

" Banyak orang yang melakukan demo di depan gerbang istana, berharap jika mereka bisa menurunkan takhta Raja yang sekarang dan membuat Putra Mahkota naik takhta sekarang," jelas anak itu sambil memainkan belati emas yang ia curi dari Patricia.

" Semenjak kematian mendiang ibu suri semua menjadi kacau. Terlebih lagi, kabar jika Ratu tiran yang berani membunuh orang yang berusaha menurunkan takhta suaminya membuat kami jera. Di saat seperti ini kedatangan putra mahkota membuat kami sedikit berharap," jelas lelaki kecil itu yang masih menggoyangkan kedua kakinya sambil memainkan belati emas milik Patricia.

Patricia masih diam sembari mendengarkan penjelasan lelaki kecil itu kini tersenyum.

" Usiamu berapa tahun?"

Ritter : TrounTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang