"Yaaaahh ..., rasanya agak berbeda, sih. Aku bisa bersantai seperti ini ..., rasanya seperti bermimpi," ucap Fuuto sembari memainkan PS-nya dengan wajah santai. Ia tersenyum senang. "Aku tersenyum, ya? Aku bahkan sudah lupa kapan terakhir kali aku tersenyum. Guru baru bernama Matsumura itu benar-benar luar biasa."
Tanpa disadari oleh Fuuto yang tengah asyik bermain PlayStation, sekilas bayangan berwarna jingga melintas di belakangnya, kemudian menjelma menjadi sesosok pria muda dengan tubuh yang terbuat dari energi jingga.
"Hei, bocah," ucap pria tersebut.
"Ada apa, Pak Matsumura? Kenapa kau pulang lebih ce- Hah?!"
Fuuto terkejut begitu ia menoleh ke arah sumber dari suara itu. Tubuhnya seketika gemetaran. Stik PS yang ia genggam terjatuh seketika.
"Hooo ..., seperti dugaanku .... Kau kenal dengan pria bernama Matsumura itu, 'kan?" Pria bertubuh oranye itu menyeringai bengis. "Katakan, di mana dia berada?"
"Si-Siapa anda-"
"SUDAH, CEPAT JAWAB!!!" bentak pria itu sembari mengubah lengan kanannya menjadi sebilah pedang emas bercahaya. Melihat itu, Fuuto semakin terbelalak. Ia bergidik ngeri.
"Di ..., di ..., di supermarket ...." Fuuto tak berani lagi bertanya atau menolak. Yang berada di hadapannya itu adalah pedang asli. Lebih baik beritahukan lokasi guru itu daripada kehilangan kepalanya.
"Baiklah. Di supermarket, ya?" ucap pria itu sembari membalikkan tubuhnya. Lintasan cahaya putih kembar mengelilinginya, berputar dengan sangat cepat. Semakin lama, sinarnya semakin menyilaukan.
"Tu-Tunggu!! Apa yang ingin kau lakukan kepadanya?!"
"Bukan urusanmu, bocah!!" seru pria muda tersebut sebelum akhirnya lenyap tanpa jejak, seolah ditelan bumi. Lintasan cahaya kembar yang menyilaukan itu juga lenyap seketika.
Fuuto hanya bisa duduk terpaku di lantai melihat kejadian itu. Kedua matanya masih membelalak. Keterkejutan masih belum minggat dari tubuhnya.
"Mustahil ..., apa dia roh?"
"Kuharap anda akan baik-baik saja, Matsumura-sensei."
———————————————————————————————
Rembulan menerangi langit yang gelap dan kelam. Angin malam berembus kencang, melintasi kumpulan orang dan kendaraan yang tengah berada di jalan. Angin itu melewati berbagai bangunan, kemudian terhenti begitu terhalang oleh sebuah kaca. Sebuah dinding kaca dari supermarket yang berdiri kokoh dan tampak cukup ramai.
Rak-rak berisi makanan dan kulkas-kulkas berjejer rapi di balik dinding kaca itu. AC menghembuskan gas dingin yang melenakan kulit meski merusak ozon (Wait, kok malah belajar IPA, sih?! :v). Orang-orang tampak sibuk berbelanja. Ada yang memilih-milih produk, ada yang melihat-lihat harga, bahkan ada juga anak kecil yang tengah menarik-narik tangan orangtuanya minta dibelikan es krim. Dengan sabar, orangtua dari anak tersebut mengikuti buah hatinya dengan senyum ramah terukir di wajah.
"Wah, pemandangan yang indah sekali," ucap Matsumura sembari turut tersenyum riang. "Hari ini pengunjungnya banyak sekali. Meski sudah malam, mereka tak berhenti tersenyum, ya ...."
"Memang kemajuan teknologi di sini lebih pesat daripada di duniaku, tapi rupanya nilai-nilai moral tidak menyusut sedikitpun, ya," lanjut Matsumura dengan suara lirih, takut terdengar oleh salah seorang pengunjung yang tengah berbelanja.
Suara dentuman keras mendadak mengagetkan Matsumura. Tepat di depan dinding kaca di sebelahnya, seorang pria bersayap malaikat dengan tubuh yang memancarkan cahaya jingga tengah berdiri. Kawah terbentuk di bawah kedua kakinya. Tampaknya, ia datang kemari dengan cara melesat seperti meteor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spirit God Kara, Tensei Shitara Shinigami ni Natta?!
FantasyJudul: Spirit God Kara, Tensei Shitara Shinigami ni Natta?! English: From a Spirit God, I Got Reincarnated as a Death God?! Judul Alternatif: SpiRaTenGami Pangeran Hiiro Matsumura Verenian DivineCross, putra mahkota Kerajaan Cahaya sekaligus pahlawa...