12. Keparat!

60.8K 2.6K 68
                                    

Bella POV

Aku terbangun saat jam menunjukkan pukul 2 pagi. Entah kenapa tiba-tiba ingin makan nasi goreng depan tak jauh dari apartement.

Apa ini yang di maksud ngidam?
Iya memang aku pernah merasakan seperti ini. Tapi akhir-akhir ini lebih sering, dan terbangun tengah malam untuk makan sesuatu.

Aku menoleh ke arah bawah dan melihat Firman menyembunyikan wajahnya di leherku. Memang tadi malam dia tertidur saat aku masih memijat ringan tubuhnya dengan saling berpeluk. Dan posisi sekarang masih sama saat pertama kali dia tertidur di pelukanku.

Sebetulnya tak tega membangunkannya karena terlihat sekali dia sangat lelah dengan mulut terbuka dan juga dengkuran yang terdengar dari mulutnya. Dan Yang kuyakini, bukan hanya lelah secara fisiknya tapi juga hatinya. Tapi kalau tak di bangunkan gimana caranya?

Aku masih dalam dekapannya dan otomatis bila aku melepaskannya dia akan terbangun. Sebenarnya aku beberapa hari akan diam-diam pergi keluar untuk menuruti ngidam itu. Biasanya Firman tidak tertidur masih memelukku seperti ini, kecuali pagi harinya, aku terbangun masih dalam pelukannya atau aku memeluknya. tapi kali ini aku terpaksa membangunkannya karena perutku sudah meronta-ronta ingin makan.

"Mas"
Panggilku pelan dan mengusap pipinya.

Firman mengecap mulutnya dan mengerang terasa kesal karena terganggu aku membangunkanya.

Aku dengan pelan mengangkat tangannya, siapa tau dia akan terbangun tapi aku yakin dia besoknya akan marah tak jelas karena aku membangunkannya dengan cara seperti itu.

Aku terkaget saat Firman makin mengeratkan pelukannya
"Ck. Apaan sih Sell? Aku lelah!"
Ucap Firman yang membuatku menegang.

Apa Sell?

Saat tidurpun dia masih memikirkannya dan lebih membuatku merasa di tancapkan pedang ke dadaku. Ini baru satu hari dia datang ke rumah nya dan dia masih terbayang Sella? Bagaiman selama empat bulan ke depan? Apa yang akan terjadi. Dan apa yang ku harapkan? Pemenuhan janjinya? Padahal sekacau apapun dia, selama pernikahanku waktu lalu, dia tak akan mengigau Sella. Tapi kali ini saat bersamaku dan di alam bawah sadarnya dia menyebut nama istrinya. Aku merasa sekali lagi. Kalah sebelum aku berperang. Kalah untuk kesekian kalinya mengambil hatinya.

Aku sadar dulu sekarang dan mungkin nanti, Sella akan tetap menjadi ratu di hatinya.

Karena mendengar nama itu, laparku lenyap tetapi aku tetap melepaskan tangannya dari tubuhku.

Dia terbangun dan mengernyitkan matanya.

"mau kemana?"
Tanyanya dengan suara khas bangun tidurnya.

Aku diam tak menjawab dan memakai sandal lalu beranjak pergi keluar mencari udara segar.

Firman tak mengejar dan mungkin kembali tidur. Tapi aku tak lagi peduli. Hatiku terasa berdarah lagi. Untuk apa peduli pada orang yang tak peduli lagi?

Bullshit kau akan terus peduli padanya!

Suara hatiku berteriak meronta tak terima.

Aku mencengkram dadaku yang terasa sesak. Air mataku kembali terjatuh dan mengingat yang terjadi di kantor dan ucapan Firman tadi.

Aku terduduk di meja makan dengan pandangan menerawang juga air mata tak ada hentinya. Kapan aku bisa waras akan cinta?

Kapan aku sadar ini salah dan akan terus menyakitkanku?

Kalau boleh memilih, aku lebih baik mati dan tak memikirkan kehidupan yang amat rumit. Tapi pilihan itu sangat kujahui, karena itu akan semakin membuatku rumit.

The Secret Wife✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang