29

30 3 0
                                    

"Auw"Rintih Dinda kesakitan. "Lo kalaau gak ikhlas ngobatin mending gak usah"ketus Dinda

"Makanya gak usah sok ngelawan" balas Rana tak kalah ketus

"Jadi gue harus diam aja saat gue tau lo terluka? Gue bukan orang lemah yg jagain lo doang gak bisa"jawab Dinda dingin.

"Tau ah"ketus Rana kemudian berjalan menaiki tangga memasuki kamar Dinda

Dinda mengambil alih obat dan membersihkan lukanya sendiri. Rana sedang marah,Rana sedang sedih jadi Dinda bisa mengerti. Setelah selesai Dia naik ke atas menyusul Rana. Saat sudah memasuki kamar,Rana keluar dari kamarnya dengan mata yg berkaca² sampai menabrak Dinda.

"Lo kok nangis sih?"tanya Dinda khawatir.

"Gak usah sok peduli. Lo pergi aja" Rana mendorong Dinda dan berlari keluar rumah. Dadanya sesak dan sakit,pipinya sudah basah. Rana terus berlari menjauh dari Dinda

"Rana,tunggu dulu"kata Dinda dari belakang yg mengejar Rana. Saat tau Rana menangis dan lari tanpa memberitahu Dinda alasannya, Dia langsung mengejar Rana

Rana semakin menambah kecepatan larinya,saat sudah sampai di jalan besar. Rana menyeberangi Jalan tanpa menoleh ke samping kanan-kiri. Dinda yg melihat kenekatan Rana berlari,Matanya menangkap sebuah motor yg melaju dengan kecepatan kencang dan melihat Rana yg sedang berhenti mencoba menetralkan nafasnya.

Bodoh,umpat Dinda. Berlari dengan sekuat tenaganya. Jantungnya semakin berdetak dengan kencang saat melihat motor itu semakin mendekat,untung sana Dinda sudah berada selangkah di belakang Rana. Dinda langsung memeluk Rana dan menariknya ke arah trotoar jalan. Mereka mendarat dengan selamat walaupun Dinda harus menahan rasa sakit di kepala dan punggungnya karna mereka mendarat di sebuah tiang listrik dan Dinda yg kebetulan dibelakang Tiang itu menyebabkan kepalanya terbentur tapi tidak berdarah. Dinda memeluk Rana dengan erat,jantungnya masih berdetak dengan cepat,kakinya sudah bergetar ketakutan akan kejadian masa lalu yg menimpa Rana membuatnya harus dirawat di rumah sakit.

Rana membeku di tempat,tidak membalas pelukan yg di berikan Dinda. Dia belum bisa mencerna apa yg baru saja terjadi,Rana bisa merasakan jantung Dinda yg berdetak dengan cepat, tangannya yg memeluk Rana erat. Saat Rana tersadar,Rana memberontak melepaskan pelukan Dinda bukan karna dia tidak suka tapi karna sesuatu yg membuatnya dadanya semakin sesak mengingat apa yg baru saja dilihatnya di kamar Dinda.

"Berhenti. Peduli. Sama. Gue"kata Rana penuh penekanan.

Dinda mengerutkan keningnya, bingung apa yg terjadi kepada sahabatnya itu. Kenapa Dinda harus pergi? Kenapa Dinda harus berhenti peduli kepada Rana? Kenapa Rana seakan membencinya?.

"Rana,lo kenapa nyuruh gue buat pergi dan berhenti peduli sama lo?" tanya Dinda dengan heran.

"Lo tanya sama gue kenapa? Tanya sama diri lo sendiri!"jawab Rana menunjuk Dinda.

Dinda tidak suka di perlakukan seperti itu,saat seseorang menunjuknya dan meremehkannya dan Rana tau itu. Jika saja bukan Rana yg ada didepannya ini sudah dia bunuh orang yg berani menunjukkan.

"Turunin tangan lo Ran"tegas Dinda.

"Kenapa? Lo gak suka?"tanya Rana dengan emosi

Dinda mengabaikan Rana,berjalan ke pinggir jalan dan memberhentikan sebuah taxi. Setelahnya Dinda kembali lagi ke Rana. Dinda mendaratkan tangannya di bahu Rana.

"Tenangin diri lo dulu. Lo pulang,gue udah pesanin taxi. TIDAK ADA PENOLAKAN" Dinda menarik Rana untuk memasuki taxi. Kemudian. memberitahu tujuan Rana kepada supir dan memberikan ongkos Rana.

Dinda menatap taxi yg dinaiki Rana dengan tatapan kosong. Bingung kepada sahabatnya itu. Dinda tau Rana kecewa pada Revan,tapi kenapa Rana harus melampiaskannya pada dirinya. Dinda masih bisa menerima sikap Rana yg menjambak rambut saat Rana kesal,Dinda masih bisa menerima sikap Rana yg memberantakkan kamarnya saat marah, Dinda juga masih bisa nerima sikap Rana yg membuat bajunya basah saat Rana sedih dan menangis. Dinda sudah biasa saat Rana melampiaskan emosinya pada Dirinya. Tapi Dinda tidak bisa menerima saat Rana membentaknya, Dinda tidak bisa menerima saat Rana menunjuknya. Dinda itu emosian, Dinda tidak bisa menahan emosinya saat melihat orang meremehkannya, Dinda akan langsung memukul orang itu. Oleh sebab itu Dinda menyuruh Rana pulang dari pada menahan Rana. Dinda tidak mau menyakiti Rana. Dia begitu menyayangi nya,Rana itu dunianya,Rana itu penyemangat nya,Rana itu segalanya baginya.

-----

Rana berlari memasuki kamarnya menutup pintunya dengan emosi yg masih menguasai dirinya, mengabaikan mamanya yg menatapnya dengan heran. Rana kecewa,Rana marah,Rana sedih, Rana takut. Semua bercampur aduk dalam dirinya,dadany sesak saat mengingat kejadian yg baru saja dialaminya. Saat Dinda menyelamatkan nya,saat Dinda memeluknya dengan erat dan khawatir. Rana senang Dinda khawatir padanya yg itu artinya Dinda menyayangi nya. Sebenarnya Rana tidak perlu lagi membuktikanny karna Rana sudah tau sejak dulu. Dinda selalu mengalah kepadanya, Dinda berusaha menuruti  semua keinginan nya,Dinda menjaganya, Dinda tidak pernah melukainya, Dinda bahkan merelakan nyawanya deminya. Itu semua sudah membuktikan Dinda menyayangi dirinya. Tapi Rana kecewa kepada Dinda. Dinda akan meninggalkannya. Rana takut Dinda pergi meninggalkannya lagi padahal Rana menyuruhnya tetap bersamanya. Jika Dinda memang ingin pergi,kenapa Dia harus kembali?

Rana memeluk boneka panda nya. Kepalanya dia tundukkan kedalam boneka dan menangis disana. Rana bodoh, kenapa dia harus menangis dan malah menyuruh Dinda pergi. Rana itu dunianya Dinda dan saat Rana tau Dinda akan pergi seharusnya Rana menyuruhnya bertahan kan? Bukan menyuruhnya pergi. Dinda akan menuruti permintaan nya,Dinda pasti tetap ada di sampingnya jika Rana menyuruhmya bertahan. Rana merogoh kantongnya saat merasakan ponselnya bergetar dan menandakan sebuah notif masuk.

Dinda,batinnya. Rana menghapus air Matanya dan membuka aplikasi wa menampilkan room chat nya dengan Dinda

My BoyGirl❤
Gue harap lo udah sampai di rumah dengan selamat

Jangan nangis lagi. Gue gak suka liat lo nangis

Gue bakal disini sampai gue tau alasan lo nyuruh gue pergi dan berhenti peduli sama lo.

Jangan Lupa makam. Tidur jangan terlalu larut malam.

Gue sayang lo❤

Rana semakin menangis membaca pesan Dinda,mungkin bonekanya sudah basah karna air mata Rana.

Friend? Don't Leave Me(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang