"Rev?" bisik Langit ketika pelajaran miss Wanda sedang berlangsung,
Revo melirik Langit melalui ekor matanya, "Apa?""Kepala Langit pening nih." Lirih Langit seraya memegangi Kepalanya.
"Miss!" Panggil Revo pada miss wanda, miss Wanda pun menatap Revo seraya bertanya, "What's wrong Rev? Ada yang mau ditanyakan?"
"Langit sakit miss, Saya izin ke UKS anter Dia." sahut Revo.
" Yes, silahkan!"
********
Langit masih terbujur lemah diatas brankar Uks dengan ditemani Revo disisi kirinya.
"Kenapa bisa pusing sih lo?" marah Revo pada Langit. Bukan apa apa Revo sangat khawatir dengan keadaannya sekarang.
Langit memutar bola matanya jengah "Bawel deh! Langit juga gak mau sakit Rev!"
"Ya lagi Lo ngeyel banget. Kalau udah begini 'kan siapa yang repot? Gue. Bisa bisa kencan Gue sama Sasha batal deh!" Ketus Revo.
"Najis!!! Udah sana Aku bisa sendiri. Gak usah dibantu hus ... hus ... " Usirnya sembari mendorong bahu kiri Revo pelan.
"Gak Gue gak mau pergi. Yang ada lo diganggu sama si Alan cs gimana?"
"Ya nanan, i dont care babe!" sambar Langit.
"Ooh sudah mulai berani ya kamu?" Gurau Revo seraya mengacak Rambut Langit.
Langit hanya tertawa cekikian menahan tangan Revo agar tak merusak rambutnya.
"Ekhm!" deham Seseorang dibelakang Revo.
"Eh?!" Mereka berdua serempak menatap Orang tersebut sembari cengengesan.
"Saya mau periksa Pacarnya dulu," Ucap Orang yang mengenakan jas dokter tersebut.
"Silahkan dok," Sahut Revo sembari menggaruk tengkuknya, "Kalau perlu suntik kebiri sekalian ya!" Langit mendelik seraya mengepal tangannya diudara, dokter itu pun hanya tertawa ringan melihat tingkah bodoh dua Remaja ini.
"Kok Langit seperti gak asing sama wajah Dokter ya?" tanya Langit disela sela pemeriksaan.
"Hah? Masa sih? Padahal Saya Dokter baru loh disini," sahut Sang Dokter.
"Oh. Nama Dokter siapa?" Tanya Langit lagi.
"Panggil saja Dokter Vita." jawabnya seraya tersenyum.
Langit mengernyit, mengingat ingat sesuatu yang sedari tadi berputar putar dikepalanya. Ia mendelik seketika mengingat siapa perempuan dihadapannya ini.
"Dokter sudah punya suami?" Entah mengapa pertanyaan ini meluncur bebas dari bibir Langit.
"Sudah, " Sahut sang Dokter dengan Lembut.
Langit berusaha menormalkan raut wajahnya yang begitu geram.
"Udah punya Anak dong Dok?"
"Iya, sekarang sudah duduk dikelas 12 SMA."
Lagi lagi Langit kesusahan mengontrol raut wajahnya. Seakan ingin mencabik cabik wajah wanita dihadapannya ini.
"Sekolah disini juga Dok?"
Revo menyela, "Nanya mulu Lo kek wartawan! Udah ngapa tuh Dokternya mau balik ke Ruangannya. Malah lo wawancara mulu!"
Dokter Vita terkekeh geli sembari membereskan Alat alatnya.
"Lang, tolong jaga kesehatan Kamu ya! Dari pemeriksaan Saya, sepertinya ada yang bermasalah dengan Ginjal kamu. Silahkan kamu periksakan ini ke Dokter ahlinya ya!" saran Dokter Vita yang hanya diangguki Langit.
Hatinya sesak saat menatap wanita yang berlalu dari hadapannya itu. Bagaimana bisa ia lupa dengan wanita itu, wanita yang membuat Bundanya menangis. Wanita yang membuatnya dijauh kan dengan Ayahnya. (lupa? Baca chapter 8)
**************
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit (Completed)
Подростковая литератураKisah ini menceritakan tentang kisah-kisah pasaran yang sering berlalu-lalang di wattpad. Kisahnya Langit, seorang remaja lugu nan cantik, namun jarang sekali mendapatkan kebahagiaan. Entah apa yang salah terhadap dirinya, ataupun garis kehidupanny...