"Bukannya lo tau gue bukan penyuka buku, kenapa lo malah memberi gue novel" ucap Lisa memandang buku yang baru saja di terimanya dari sahabatnya itu.
Pemuda itu tersenyum melihat wajah bingung sekaligus kecewa Lisa.
"Gue sengaja memberi lo novel, supaya lo selalu ingat gue, lo ingat bahwa lo punya sahabat yang ganteng bernama Novel."
Lisa memutar bolamatanya malas, begitulah Novel dengan segala kepercayaan diri nya.
Novel masih menatap Lisa dengan senyum yang selalu menghiasi wajahnya, jenis senyuman yang sangat di sukai Lisa yang selalu menjadi moodboster paling ampuhnya.
Cup
Lisa tersentak ketika tiba-tiba Novel mencium pipinya, ada getaran yang tidak bisa di tahan oleh Lisa yang juga memunculkan semburat merah di pipinya.
"Novel..." pekik Lisa yang justru terdengar seperti rengekan oleh Novel.
"Apa?" Tanya Novel dengan wajah yang sangat mengundang untuk di beri bogeman oleh Lisa.
"Kenapa lo mencium gue.?" Ucap Lisa
"Karna gue suka"
Jawaban singkat Novel yang berhasil membuat Lisa terdiam, salah tingkah atau mati gaya yang jelas otak Lisa tidak bisa memikirkan apapun selain ucapan Novel yang terdengar berulang ulang di kepalanya seperti kaset rusak.
Mereka memang bersahabat sejak kecil, dan ini bukan pertamakali nya Lisa di buat baper oleh sikap Novel yang kadang kelewat manis secara tiba tiba, apalagi semua orang tau jika pesona seorang Novel tidak bisa terbantahkan.
"Sebaiknya lo jangan melamun, mari kita buat janji kalo saat dewasa nanti kita akan tetap bersama tanpa ada orang lain disisi lo selain gue juga orang lain di sisi gue selain lo."
"Terus gimana dengan keluarga lo dan keluarga gue?"
Novel berdecak
"Ck, lo jelas tau apa yang gue maksud, ayo pulang langit udah gelap."
Setelahnya Novel menarik tangan Lisa tidak melepaskan kaitan tangannya sebelum sampai di rumah Lisa.
Tes...
Air mata Lisa kemabali menetes mebasahi buku tebal dengan cover bertuliskan Beauty and the Beast. Belum sempat Lisa membaca satu kalimat pun dalam novel itu tapi air matanya sudah menetes, Lisa memang sudah tau kisah dari novel terjemahan itu namun bukan happy ending yang membuatnya terharu sampai menangis tapi karena ada kisah lain yang terselip dari novel itu.
Buku yang ada di pelukannya ini selalu mengingatkan Lisa pada Novel, sahabat sekaligus cinta pertamanya. Rasanya begitu sesak mengingat semua janji Novel dulu, Novel yang meminta untuk tetap bersama namun kenyataannya kini Novel justru meninggalkan Lisa sendirian.
"Kenapa lo harus berjanji jika lo gak bisa menepatinya, harusnya lo nggak memberi gue janji seperti itu Novel.." ucap Lisa lirih.
Tenaganya seolah terkuras habis bahkan tangisnya pun tak bersuara hanya airmata yang terus keluar. Lisa mengunci dirinya di dalam kamar seharian ini, seperti mati rasa Lisa tidak merasakan apapun selain sesak yang memenuhi dadanya. Seolah ada yang menekan kuat kuat dadanya, memunculkan rasa sakit yang tidak bisa Lisa kendalikan yang membuat dirinya tidak berhenti menangis.
Suara gedoran pintu dan teriakan yang terus menyebut namanya sama sekali tidak di hiraukan oleh Lisa. Fakta jika Novel meninggalkannya membuat semangat hidup Lisa seolah hilang begitu saja, Novel adalah separuh dari jiwa Lisa tanpa Novel hidup Lisa tidak pernah berarti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Novel untuk Lisa
Fanfictioncerita random, berisi beberapa cerita dengan judul berbeda. dengan tokoh utama Lalisa Manoban. ya semacam ficlet.