Bumerang

Hujan

Di luar hujan.. tidak deras namun tidak terlihat seperti gerimis pula.. yang jelas, Di luar hujan..

Aduh, sekedar menggambarkan suasana malam ini saja sudah mengingatkan ku pada hubungan sepihak kita ini..

Rasanya baru kemarin kamu berada disamping ku, Rasanya baru kemarin kamu menghiburku agar tidak terus-terusan bergulat dengan kesendirian..

Rasanya.. baru kemarin kamu bersungguh-sungguh meminta izin untuk mengisi hatiku.. kamu pun tau jika saat itu aku ragu menerima mu.. aku takut, takut kembali ditinggalkan ketika perasaanku sudah mulai mendalam..

Namun aku melihat ada secercah harapan di dirimu.. aku rasa kamu memang bersungguh-sungguh ingin mengisi hatiku.. maka dari itu aku putuskan untuk menerimamu sekaligus mengobati luka dihatimu yang di sebabkan karena ia memilih lelaki lain yang bukan kamu..

Perlahan aku berhasil melupakan masa laluku.. itu semua karena kamu.. aku pun yakin bahwa aku juga sudah berhasil mengobati luka dihatimu..

Tetapi dugaan ku salah.. kamu berubah.. sama saja seperti lelaki yang pada umumnya diceritakan oleh orang-orang.. ternyata selama ini kamu hanya berpura-pura sembuh dari lukamu.. setelah gadis itu ditinggalkan oleh tuan nya, kamu justru kembali memilih untung memperjuangkan dirinya.. padahal kamu sendiri tau itu akan sia-sia..

Aku kecewa. Kecewa pada diriku sendiri yang sudah gagal mengobati mu.. padahal kamu sudah berhasil mengobati ku..

Tapi dilain sisi, kamu tetap tokoh terjahat dicerita ini!. Kamu mengobati ku, setelahnya kau tancapkan belati yang lebih tajam lalu menyakitiku lebih dalam.

Jadi.. hubungan kita sama seperti hujan di luar sana bukan?, kamu tidak bergurau ketika menjalin hubungan denganku.. tapi kamu juga tidak serius kala itu.. namun kita tetap menjalin hubungan saat itu..

Ah sudah lah.. aku lupa aku sedang mengobati hati ini.. kalau terus-terusan mengingat mu, kapan lukanya akan sembuh?,

Oh ya, sepertinya hujan diluar sudah mulai reda.. kalau begitu apa aku sudah boleh pergi ?,