"Kamu makan kok banyak banget, Bi. Tumben deh"
Sowon yang saat itu tengah duduk santai bersama teman-teman mereka yang lain merasa heran. Hwang Eunbi yang mereka kenal, memang suka sekali dengan makanan. Namun dengan makanan yang hampir memenuhi seluruh meja, membuat heran setengah mati. Sejak kapan, Eunbi makan sebanyak itu?
"Bi, kamu waras? Kok makannya banyak banget, kayak babi" ujar Yerin yang sedari tadi asyik memperhatikan adik kecilnya makan dengan lahap.
"Iya, enggak kayak biasanya. Kamu enggak di kasih makan ya sama mas Wonwoo?" Yewon menimpali.
Wanita berpipi gembil itu merengut, "enak saja, mas Wonwoo selalu kasih aku makan tau. Lagipula kenapa sih kalian ini, kayaknya aneh banget liat aku makan. Kan sudah biasa" ujarnya dengan nada sedikit kesal.
"Bukan begitu, Bi. Aneh saja, kamu memang suka makan tapi tidak sebanyak ini dan kamu juga pilih-pilih makanan, enggak mau yang ada seafood-nya. Kamu kan biasanya makan apa saja" Eunha mencoba untuk menengahi.
"Iya kenapa sih tumben banget makannya pilih-pilih, kamu ngidam ya?" goda Yerin.
Sontak saja kedua sahabatnya yang lain langsung menoleh kearahnya. Yang benar saja, dia baru menikah tiga bulan masa tiba-tiba punya anak. Eunbi meletakkan sendok dan garpu yang semula ia genggam, di samping piring yang masih berisi spaghetti.
"Pembiacaraan kalian, membuat nafsu makan ku hilang. Aku mau pulang saja"
***
Hoek..hoek...
Selepas ia bangun dari tidurnya Eunbi merasakan rasa mual yang amat sangat. Ia langsung berlari menuju toilet yang terletak tidak jauh dari tempat tidurnya. Sekuat tenaga ia mengeluarkan isi perutnya, namun sayang, hanya sebuah cairan yang keluar dari mulutnya.
Dengan langkah lemas, Eunbi berjalan kembali ke tempat tidurnya. Kepalanya terasa pusing, perutnya mual dan ia sendirian. Rasanya Eunbi ingin menelpon Wonwoo sambil menangis kalau ia ingin dipeluk. Maklum saja, seminggu yang lalu Wonwoo di tugaskan untuk keluar kota. Seharusnya hari ini Wonwoo sudah pulang, tapi entah pukul berapa ia akan datang.
Eunbi menatap ponselnya dengan lamat, dipagi hari pukul 06:00 am ia mengajak Yerin untuk bertukar pesan. Padahal jika ia tahu, pagi hari adalah waktu paling kramat untuk seorang istri yang sudah merangkap menjadi seorang ibu. Namun dengan sabar, Yerin membalas pesan Eunbi yang terkesan aneh.
Jung Yerin eonni
Sejak kapan kamu merasa mual?Apa sudah di periksa ke dokter?
Hwang Eunbi
Belum. Baru terasa dua hari ini, setelah aku pulang dari reuni kita.Jung Yerin eonni
Coba kamu test dulu dengan testpack,
kalau masih ragu kamu bisa cek ke dokter
Eunbi mematung membaca balasan Yerin, apa mungkin benar dia hamil. Eunbi mencoba menepis fikiran tersebut. Namun jika di ingat-ingat lagi, ia juga sudah satu bulan ini tidak datang bulan. Ia membuka alat pencarian di ponsel pintarnya, gejala-gejala kehamilan begitu ia menuliskannya. Ia membaca dengan serius list dari artikel tersebut. Beberapa gejala memang ia alami seperti, mood yang suka berubah, nafsu makan yang bertambah dan yang terakhir mengalami morning sickness.
"Kayaknya memang harus di coba, supaya enggak menebak-nebak terus. Siapa tau ini kabar baik buat aku dan juga mas Wonwoo"
***
Sebuah mobil memasuki pekarangan rumah Eunbi yang tidak terlalu luas, namun nyaman. Pria itu memarkirkan mobilnya tepat di garasi kemudian memgambil koper dan juga tas oleh-oleh yang ia simpan dalam bagasi mobil. Dengan langkah yang gontai, ia menarik koper warna hitam itu masuk kedalam rumahnya.
Ketika ia membuka pintu, suasana telihat sepi dan juga dingin. Ia melepaskan sepatunya dan berjalan penuh semangat menuju dapur, mungkin istrinya ada disana. Namun nihil, tidak ada seorang pun yang berdiri di sana. Ia mengalihkan langkah kakinya menuju kamar utama, ya, kamar mereka. Suasana sepi masih sangat terasa, namun seketika senyumannya mengembang ketika melihat seorang wanita tengah berdiri menatap cermin.
Disini rupanya, aku cari kemana-mana juga - batin pria itu.
"Sayang..."
"M-mas, kamu udah pulang? Kapan sampai?" Eunbi bergegas keluar dari kamar mandi ketika melihat sang suami sudah berdiri di depan ranjang mereka.
"Kamu kenapa, sayang? Kok gugup gitu, ada masalah ya?"
"Enggak kok, mas. Aku enggak apa-apa"
Wonwoo menangkup wajah sang istri, "bener? Kalau kamu ada masalah kamu bisa cerita semuanya sama aku" ujar Wonwoo.
Eunbi menghela nafas gusar, ia kembali berjalan kearah kamar mandi mereka. Terlihat ia memegang sebuah stick berwarna putih. Wonwoo bingung, benda apa yang di pegang istrinya itu. Namun tanpa sepatah kata pun, Eunbi memberikannya
"I-ini apa, sayang?" Wonwoo tidak mengalihkan pandangannya pada benda putih tersebut. Kedua matanya bergetar, air matanya seakan-akan berkata bahwa mereka akan segera tumpah.
"Aku hamil..."
"HAH...?!"
"Aku hamil, mas. Ada adek bayi, disini" Eunbi mengulurkan tangannya untuk membimbing tangan Wonwoo, menyentuh perutnya.
Tidak ada kata-kata yang keluar dari bibir lelaki itu. Lelehan air mata menjadi jawaban, betapa bahagianya saat ia tau kalau sebentar lagi ia akan jadi seorang ayah. Jika di jaman mereka pacaran dulu, menjadi suami dari seorang Hwang Eunbi adalah mimpi yang paling indah yang ingin ia capai. Namun setelah itu, dia tidak pernah tau, kalau Tuhan akan memberikan hadiah seindah ini.
Seorang anak, penerus mimpi-mimpinya.
Halo, selamat datang di fanfiction pertamaku.
Sebenarnya aku agak malu, mau post cerita ini soalnya tulisan ku enggak sebagus author favorite kalian.
Tapi aku harap kalian suka dengan jalan ceritanya.
Oh iya, cerita ini terinspirasi dari sebuah blog di tumblr.
Aku juga udah add link nya. Jangan lupa di Check ya! ^^
See you!
YOU ARE READING
A-Z Series : Daddy - J.Wonwoo
FanfictionThis story was inspired by a blog called Hime-hana. You can see their blog here https://hime-hana.tumblr.com The A-Z series tells how if an idol group becomes a parent in the future. Their reactions and responses to take care of their children. I ho...