Angin di kala itu sedang mengkibas-kibas rambutku dan itu terasa sejuk. Daun pohon dan semak-semak hijau menari mengikuti arah angin di sekelilingnya. Kemudian suara alunan gitar melintas di telinga dari jauh. Aku yang sedang duduk di sebuah taman menoleh ke asal suara tersebut. Ada sosok lelaki yang umurnya hampir sebaya denganku sedang memainkan gitarnya sambil menghampiriku dan menyanyikan sebuah lagu. Aku terkesima oleh suaranya yang lembut nan merdu. Tanpa sadar aku terperikat oleh lagunya,kemudian aku mengambil uang sebesar 50 ribu dari saku dan memberi kepada pengamen tersebut. Lelaki itu berhenti bermain,ia melihat uang yang aku pegang namun ia tetap diam tak bergerak untuk mengambilnya dariku. Lalu ia mulai berkata "Maaf,kamu gak salah ambil uang ?" Ucap pengamen yang berdiri di hadapanku ini. Aku membalas dengan menggelengkan kepala dan mengeluarkan sebuah buku catatan dan bulpen dari dalam tas yang aku bawa kemudian menulis sesuatu di catatan tersebut yang berisi Maaf, aku gak punya uang kecil hanya ini yang aku punya. Pengamen ini membaca apa yang kutulis dan setelah selesai membaca ia sadar lantas mulai bertanya dengan ragu-ragu padaku "Sebentar,maaf ya untuk sebelumnya. Kamu ini.... tidak bisa.. berbicara.. ?". Lelaki ini berhati-hati dalam berkata agar tak menyinggung. Aku tersenyum sambil menganggukkan kepala. Lelaki itu terkejut kecil. Menggarukkan kepalanya seolah-olah bingung ingin berkata apa dan duduk di sampingku.
"Umm... nama kamu siapa ?"
Aku menggunakan bahasa isyarat,namun ia tak mengerti apa yang ku maksud. Bertanya mengenai nama. Aku membolak-balik lembaran kertas buku yang sedang aku pegang untuk mencari sebuah tulisan yang bisa di pahami oleh dia. Setelah menemukan yang ku cari,aku menunjukkan pada lelaki ini. Isinya
Namaku Flora dan aku adalah seorang tuna wicara. Salam kenal
"Flora ? Kalau aku panggil kamu Flo saja bagaimana? " tanyanya.
Aku menganggukkan kepala kesekian kalinya yang berarti iya lalu tanganku menunjuk ke arah lelaki yang yang berada di sampingku berharap ia mengerti jika aku sedang bertanya tentang namanya. Melihat tingkahku,lelaki ini menjawab
" Noah,salam kenal juga Flo".Lelaki yang bernama Noah mengulurkan tangannya kemudian tak lama,aku memegang tangan tersebut dan saling berjabat satu sama lain.
Aku hampir lupa memberikan uang 50 ribu kepadanya dan menunggu dia untuk mengambil uangnya dari tanganku. Namun, Noah hanya diam sebentar dan menolak dengan cara melambaikan tangannya sambil berkata " Tidak usah,uangnya buat kamu saja"ucap dia sambil tersenyum.
Mendengar hal itu,aku menundukkan kepala karena sudah terbiasa dengan perlakuan orang lain yang mengasihani diriku hanya karena bisu dan aku tidak suka itu tapi bagiku itu sudah biasa.
Noah merasa bersalah dan cemas karena membuat perilakunya tidak nyaman bagi Flora. Memikirkan keras untuk membawa suasana lebih baik akhirnya Noah mendapat ide. Ia menerima uang 50 ribu dari Flora dan meninggalkan wanita itu bersama gitar kesayangan yang ia mainkan tadi di taman seraya berkata "Tunggu disini sebentar". Ia bergegas pergi menuju ke arah balik semak-semak dan tak lama ia kembali dengan membawa 2 es krim kepada Flora. Satu es krim ia berikan pada Flora dan 1 lagi untuk dirinya sendiri.
Perempuan bisu itu membuat isyarat tangan kanan terbuka dengan tapak ke dalam lalu dikenakan pada bibir dan digerakkan ke depan yang berarti 'terimakasih'. Lelaki itu sedikit mengerti apa yang diisyaratkannya dan menjawab "Sama-sama".Ini cerita karya pertamaku dan juga pertama kali aku upload di internet. Semoga kalian suka dengan ceritaku walau banyak kata-kata atau kalimat yang salah.
Jangan lupa di vote ya ! \•-•/
KAMU SEDANG MEMBACA
Eunoia
Teen FictionMungkin aku sedikit berbeda Orang-orang biasa menyebutku kurang beruntung. Itu karena aku terlahir bisu tapi aku tidak mudah sedih dan orang-orang biasa menganggap ku naif karena pemikiranku yang baik dan sederhana. Follow ig: jechan121