.
.
"Siapa...? Siapa yang memperkosa siapa?"
Suara dari seorang pria tiba-tiba terdengar."Ka-Kakak ipar...."
Seokmin refleks berdiri dari duduknya. Menatap pria yang perlahan berjalan ke arahnya.
Datang ke rumah Soonyoung, Seokmin sudah siap dengan semua konsekuensi yang harus ia hadapi. Jika mengatakan dirinya tidak takut, itu bohong. Ia sangat takut, sangat takut sampai rasanya jantungnya bisa berhenti kapan saja. Tapi, satu hal yang membuat Seokmin berani berdiri di sini sampai detik ini. Hal itu adalah karena ia terus memikirkan Soonyoung, terus mengingat wajah manis Soonyoung yang tertidur lelap, sangat damai dan imut. Soonyoung yang membuatnya berani untuk menghadapi Kakak perempuannya dan Kakak iparnya.
"Siapa...? Siapa yang memperkosa siapa?
Sekali lagi, Pria itu mengulangi pertanyaannya. Namun tidak ada yang berani menjawab.Matanya yang sedingin gunung es terus menatap Adik iparnya yang hanya berdiri di sana tanpa mengatakan apa-apa. Ibu Soonyoung duduk di sebelah adiknya, wanita itu menunduk sembari menutupi wajahnya dengan kedua tangan, bahunya bergetar karena menangis. Melihat pemandangan itu, Ayah Soonyoung kehilangan kesabaran.
Tangannya mengepal kuat, sedikit bergetar karena api kemarahan yang membakar. Pelan, beliau berkata,
"Seokmin, ulangi lagi kata-katamu tadi..."
Pintanya. Matanya tak lepas menatap pada Adik Iparnya.Saat memasuki rumah, ia telah mendengar semuanya. Semua pengakuan Seokmin pada Kakak perempuannya. Sekarang, ia ingin mendengarnya langsung dari mulut Seokmin.
"Ka-Kakak ipar.... A-aku... Aku......"
Seokmin kesulitan berbicara, tenggorokannya sangat kering, rasanya seperti tersumbat sesuatu hingga mengeluarkan suara pun sangat sulit. Dia hanya bisa tergagap. Mulutnya terbuka dan tertutup, ingin bicara tapi sangat sulit.Kakak iparnya berjalan mendekat dengan langkah pelan. Setiap langkah seperti membawa Seokmin ke ujung kematian. Rasanya sangat menakutkan. Udara dingin yang menusuk dari sepasang mata yang tak lepas menatapnya itu seperti pisau tajam yang diarahkan ke lehernya. Mematikan.
"Kau.... kau benar-benar......"
Kakak iparnya berbicara dengan suara lirih yang bergetar. Menahan ledakan kemarahan.Secepat cahaya, kerah baju Seokmin ditarik dan tubuhnya segera jatuh ke lantai dengan keras. Seokmin bisa mendengar jeritan Kakak perempuannya. Sebelum ia bisa memahami situasi, wajahnya sudah dipukuli dengan membabi buta oleh Kakak iparnya.
"SAYANG! BERHENTI!"
Kakak perempuannya menjerit. Dia berdiri, mencoba menarik suaminya dari tubuh adiknya. Tapi, semuanya sia-sia. Pria ini terus memukuli Seokmin.
Ia menarik kembali kerah baju Seokmin, memaksanya untuk berdiri, lalu kembali memukul wajahnya dengan keras hingga tubuh Seokmin kembali jatuh ke lantai.
"BERHENTI! HENTIKAN!!"
Ibu Soonyoung menjerit, wajahnya yang cantik basah oleh air mata.Lengannya ditarik oleh sang suami, lalu didorong untuk menjauh.
"Sebaiknya jangan ikut campur. Hari ini, biarkan aku membunuh orang ini..."
Kata Ayah Soonyoung dengan napas terengah-engah karena marah. Jari telunjuknya menunjuk ke wajah Seokmin yang masih terbaring di lantai, kesakitan.Melemparkan kacamatanya ke sofa. Membuka jas-nya, melemparkan jas tersebut ke arah sofa.
"Kakak iparnya.... A-Aku.. sungguh minta maaf....."
Ucap Seokmin memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCLE [SEOKSOON FANFICTION] ✔️
Fiksi PenggemarKwon Soonyoung, remaja 16 tahun yang sangat membenci paman-nya sendiri, Lee Seokmin. Pria 35 tahun yang menjalani hidup dengan berhura-hura, tidur dengan lelaki sewaan yang ia bayar untuk memuaskan hasrat seksualnya. Suatu hari, kakak perempuannya...